◤─────•~❉✿❉~•─────◥
Saat Aero pamit untuk pergi ke kantor, Lyra melihat dasi suaminya yang belum terpasang sempurna. Ia pun menghampiri dan membenarkan dasi Aero hingga rapi.
Saat membenarkan dasinya, Aero menatap Lyra di jarak sedekat itu. Ia pun mendekatkan wajahnya dan mengecup lembut bibir istrinya. Kecupan lembut dan singkat itu membuat Lyra membeku.
Untuk pertama kalinya mereka berciuman. Bahkan saat ciuman setelah janji suci pun, Aero hanya mengecup sudut bibir Lyra.
Karena tidak ada reaksi mau pun penolakan dari Lyra, Aero kembali mengecup bibir istrinya itu. Sekali, dua kali, tiga kali, hingga Lyra menahan dada Aero.
"Aku belum mandi," kata Lyra, tapi Aero tidak peduli. Ia tetap mencium bibir Lyra. Bahkan Aero semakin memperdalam ciumannya.
Lyra pun diam membiarkan Aero melakukan keinginannya.
Beberapa saat kemudian, Aero melepaskan ciumannya. Mereka berdua saling menatap sesaat.
"Aku berangkat, ya." Aero mengusap lembut rambut Lyra kemudian berlalu setelah mendapatkan anggukan dari istrinya itu.
"Hati-hati di jalan." Lyra melambaikan tangannya melihat kepergian mobil silver milik suaminya.
Sebelum mandi, Lyra membereskan piring kotor bekas sarapan dan mencucinya. Setelah itu, ia mandi lalu memberikan makan ikan-ikan di kolam. Tidak lupa menyiram tanaman di pot.
Karena bosan, Lyra memilih membaca buku di ruang perpustakaan. Sebagai patokan waktu, Lyra menggunakan jam pasir di meja. Ia membalikkannya hingga semua pasir di dalamnya turun secara teratur.
Buku yang dibaca Lyra adalah buku kriminal dan pembunuhan. Baginya novel dengan genre tersebut sangat menarik dan tidak membosankan untuk dibaca. Lyra tampak asyik membaca beberapa buku dengan genre yang sama untuk menghilangkan kebosanannya.
Saat jam pasir habis turun semua, Lyra pun mengakhiri aktivitas membacanya.
Kebosanan kembali datang menghampiri. "Apa aku boleh berkeliling di rumah ini? Aku tidak akan menyentuh apa pun, hanya melihat-lihat."
Lyra pun berkeliling dari ruangan satu ke ruangan lainnya hanya untuk menghilangkan kebosanan.
"Wah, pemandangan dari sini indah sekali," ucap Lyra dari jendela kamar di lantai dua. Ia pun keluar lewat balkon dan melihat pepohonan rimbun di samping rumah.
Setelah itu, Lyra keluar dari kamar tersebut. Namun, saat melewati ranjang, kakinya menendang sesuatu. Ia pun menunduk melihat ada kotak yang lumayan besar di bawah ranjang.
"Apa ini?" Lyra akan menyentuh kotak berwarna hitam itu, tapi tidak jadi. Ia teringat dengan janjinya yang tidak akan menyentuh apa pun.
Namun, Lyra merasa kalau ada sesuatu yang disembunyikan di dalam kotak itu sehingga ia pun menyeret keluar kotak tersebut dari bawah ranjang dan membukanya.
Lyra mengernyit melihat ada rantai, borgol, cambuk, dan benda-benda aneh lain di dalam kotak tersebut. Semua benda itu terlihat seperti benda-benda yang digunakan untuk menyiksa orang.
"Benda apa ini? Apa Aero seorang polisi? Kenapa ada borgol?" gumam Lyra. Ia pun mencari tahu sendiri lewat aplikasi pencarian mengenai benda-benda aneh itu.
Kedua matanya terbelalak setelah mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya. "BDSM?"
Pikiran negatif mulai menghantui Lyra. "Aero... BDSM... Aero punya kelainan seksual?"
Lyra teringat dengan ciuman pagi ini. Ia menggeleng. "Cara dia menciumku seperti pria yang sudah biasa mencium wanita. Apa mungkin sebelumnya dia pernah berciuman dengan wanita lain? Lalu... semua peralatan BDSM ini...."
Suara bel rumah membuat Lyra tersentak kaget. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10. "Siapa yang datang jam segini?"
Lyra menuruni tangga lalu mengintip lewat jendela. Terlihat beberapa wanita yang memakai seragam hitam putih yang biasa dipakai pelayan berdiri di depan pintu.
"Apa mereka pelayan yang bertugas membersihkan rumah tiap satu minggu sekali?" gumam Lyra. Ia pun membuka pintu.
"Selamat pagi, Nyonya Fernanda. Kami datang atas perintah Tuan Fernanda untuk membersihkan dan membereskan rumah," ucap wanita paruh baya yang sepertinya adalah kepala pelayan.
"Oh, silakan masuk." Lyra menyingkir dari jalan membiarkan para pelayan itu masuk dan mengerjakan tugas mereka.
Lyra duduk di kursi teras rumah sambil minum jus. Ia masih memikirkan peralatan BDSM yang ditemukannya di salah satu kamar.
"Apa mungkin Aero pernah melakukan hubungan seks dengan wanita lain? Jika iya, bagaimana kalau Aero punya penyakit menular karena salah pergaulan?" tanya Lyra pada dirinya sendiri.
Dua pelayan muda yang sedang membersihkan garasi melihat ke arah Lyra. Keduanya bergosip.
"Dia istrinya Tuan Muda?"
"Iya."
"Aku pikir Tuan Muda tidak memiliki selera yang bagus. Bagaimana bisa dia menikahi gadis itu?"
"Memangnya dia kenapa?"
"Dia tidak secantik itu."
"Menurutku dia lumayan cantik dan seksi. Kenapa kau bicara seperti itu? Kau iri padanya?"
"Dia tidak secantik gadis-gadis yang pernah bersamanya."
Lyra mendengar percakapan kedua pelayan muda itu. Ia mengerutkan keningnya.
"Gadis-gadis yang pernah bersama Aero?" gumam Lyra. "Aero membawa gadis ke rumah? Mereka berduaan?"
"Memangnya Tuan Muda pernah membawa gadis ke rumah ini?"
"Iya, aku pernah melihatnya waktu itu."
"Kau pasti berbohong dan hanya ingin bergosip. Mana ada Tuan Muda membawa gadis ke rumah ini."
"Terserah kau mau bilang apa, aku tidak suka padanya."
"Kau tidak berhak mengatakan itu pada Nyonya Fernanda. Dia pilihan Tuan Muda."
"Mereka pasti dijodohkan, jadi wanita itu bukan pilihan Tuan Muda. Tuan Muda pasti terpaksa menikahinya. Jika Tuan Muda mencintainya, mereka mungkin sekarang berbulan madu ke suatu tempat, tapi ini apa? Tuan Muda bekerja seperti biasa dan dia ditinggalkan di rumah."
"Jangan keras-keras, nanti dia bisa dengar."
Lyra meletakkan gelas jusnya ke meja dengan agak keras membuat kedua pelayan itu tersentak kaget. Apalagi saat nyonya mereka menatap ke arah mereka.
"Aku pikir ibu-ibu tukang gosip hanya ada di Indonesia, ternyata di sini juga ada. Memang sudah begitu dari sananya, yang namanya wanita senang sekali bergosip dan menjatuhkan wanita lain," gumam Lyra pelan lalu mengalihkan pandangannya dari kedua pelayan itu.
Kedua pelayan itu kembali bergosip.
"Sepertinya dia tidak bisa bahasa Inggris. Dari tadi dia berbicara sendiri menggunakan bahasa asing."
"Dia bisa bahasa Inggris. Tadi dia bicara dengan pelayan senior."
"Benarkah? Tapi, dia terlihat seperti orang aneh."
"Apa dia gila? Kenapa dia bicara sendirian?"
"Entahlah."
"Kenapa Aero mempekerjakan mereka menjadi pelayan di rumah ini? Selain lebih banyak bergosip dari pada bekerja, mereka juga terlalu muda," gumam Lyra. Pemikiran negatif lagi-lagi muncul di kepalanya.
"Aero menyukai cara kerja mereka? Jangan-jangan Aero bukan menyukai pekerjaan mereka, tapi...." Lyra segera menggelengkan kepalanya. "Apa yang aku pikirkan?"
Merasa tidak nyaman karena menjadi bahan gosip kedua pelayan muda itu, Lyra pun memilih untuk masuk ke dalam rumah.
◣─────•~❉✿❉~•─────◢
15.09 | 10 Maret 2022
By Ucu Irna Marhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
CHRONOPHILE
Romance◤─────•~❉✿❉~•─────◥ Siapa sangka jika seseorang yang pernah kau tolak cintanya adalah jodohmu? Mungkinkah dia masih menyimpan rasa padamu dan itulah sebabnya dia memilih untuk menjadi pendamping hidupmu? Tapi, bagaimana jika sebenarnya dia masih me...