Part 057

63 3 2
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Perlahan Lyra membuka matanya. Ia melihat Aero yang masih tertidur di sampingnya. Air mata Lyra menetes dari sudut matanya. Ia membelakangi suaminya lalu menangis dalam diam. Mimpinya barusan yang membuatnya menangis.

Tangan kekar itu bergerak memeluk tubuh Lyra. Ternyata Aero bangun dan menyadari jika istrinya menangis.

"Kenapa, Sayang? Kenapa kau menangis?" tanya Aero lembut.

Lyra tidak menjawab. Tangisannya semakin menjadi. Tubuhnya berguncang. Aero mengeratkan pelukannya.

"Maafkan aku, maafkan aku jika kau membuatmu menderita," ucap Aero.

Lyra berbalik lalu memeluk suaminya sambil menangis. "Aku mencintaimu, Aero. Aku mencintaimu, Sayang."

Aero merasa jika ucapan Lyra menyiratkan ketulusan dan juga ketakutan. Tidak biasanya Lyra menangis seperti itu. Bahkan ia jarang melihat istrinya menangis.

"Iya, Sayang, aku juga mencintaimu." Aero mengecup leher istrinya.

Pagi ini, Aero dan Lyra sarapan bersama. Lyra terlihat kurang bersemangat, tapi ia berusaha untuk terlihat ceria di depan suaminya.

"Aku berangkat, ya." Aero mengecup kening istrinya lalu iamemasuki mobil.

Aero melihat Lyra berdiri di depan pintu rumah sambil melambaikan tangannya. Entah kenapa rasanya berat sekali Aero meninggalkan istrinya hari ini.

Aero melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Fernanda.

Lyra kembali memasuki rumah. Ia merasa kepalanya pusing dan berat. Wanita itu duduk di sofa. Ia memijit pelipisnya pelan-pelan.

Setelah merasa lebih baik, ia pun menaiki tangga menuju kamarnya dan mencari minyak angin di laci. Lyra melihat testpack di dalam laci. Ia baru ingat pernah membelinya, tapi belum pernah menggunakannya.

Lyra mengambil alat tes kehamilan tersebut dan berpikir untuk menggunakannya iseng-iseng.

Wanita itu masuk ke kamar mandi. Setelah beberapa saat, Lyra keluar dan berdiri di dekat jendela kamar untuk melihat hasilnya. Lyra menggoyang-goyangkan testpack tersebut.

"Apa ini berfungsi? Cara melihat hasilnya bagaimana, ya?" Lyra mengambil ponselnya lalu searching di google cara mengetahui hasil di testpack.

Setelah cukup lama scrolling, Lyra mengerti dengan kinerja alat tersebut. Ia pun melihat testpack di tangannya yang menunjukkan sisi positif yang menandakan kalau ia sedang hamil.

Kedua mata Lyra terbelalak. Ia menutup mulutnya, tidak percaya kalau dirinya saat ini tengah mengandung.

Lyra menyentuh perutnya yang rata. "Ada bayi dalam perutku."

Senyuman Lyra merekah. Ia terlihat senang. "Aku harus memberitahu Aero. Dia harus tahu kalau dirinya akan menjadi seorang ayah."

Lyra meletakkan testpack ke meja lalu ia mencari kontak suaminya. "Pantas saja aku sering mual dan merasa pusing belakangan ini. Mood-ku juga sering berubah-ubah."

Namun, Lyra tidak jadi menelepon saat rasa mual kembali menyerangnya sehingga ia segera pergi ke kamar mandi dan meninggalkan ponselnya begitu saja di meja.

Pintu utama dibuka oleh pria berjas hitam. Kakinya yang memakai sepatu pantofel itu melangkah masuk.

Browny mengeong melihat kedatangan orang masing yang masuk tanpa permisi ke rumah Fernanda.

"Halo, Browny. Di mana Mommy-mu?" tanya tamu tak diundang itu yang ternyata adalah Prajas. Pria itu membelai lembut kepala Browny.

Pandangan Prajas tertuju ke foto besar di ruang tamu. Dalam bingkai foto tersebut ada Aero dan Lyra dengan tuxedo dan gaun pernikahan.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang