Part 087

48 3 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Lyra dan Aero melihat ayunan di halaman belakang sudah jadi. Beberapa ekor kelinci berlarian di atas rumput.

"Terima kasih." Lyra memeluk lengan suaminya.

Aero tesenyum sambil mengusap rambut istrinya. "Kau menyukainya?"

Lyra mengangguk.

Jessica harus kembali ke Indonesia untuk urusan kantornya. Ia tidak bisa berlama-lama tinggal di Amerika. Sehingga Lyra merasa kesepian lagi sendirian di rumah saat Aero pergi ke kantor.

Giliran Hellena yang datang ke kediaman Fernanda untuk menemani putrinya itu.

"Kak Tira sudah mengecek kandungannya? Apa dokter sudah memberitahukan jenis kelaminnya?" tanya Lyra.

Hellena mengangguk. "Bayinya laki-laki."

"Laki-laki?" Lyra merasa senang untuk kakaknya.

"Kau juga mau mengecek jenis kelamin bayimu nanti?" tanya Hellena.

Lyra mengusap perutnya. "Entahlah, sepertinya aku ingin menjadikannya kejutan saja."

Hellena tersenyum. "Kau mau bayi laki-laki atau mau bayi perempuan?"

"Aku suka keduanya. Bayi perempuan yang cantik atau bayi laki-laki yang tampan. Yang penting bayiku terlahir sehat dan selamat," jawab Lyra.

Hellena mengangguk seraya tersenyum.

Tak terasa usia kandungan Lyra sudah menginjak bulan ke-7. Perutnya yang semula rata kini terlihat membuncit. Seminggu sekali, Lyra dan Aero akan berjalan-jalan di sekitar rumah seperti biasa.

Sementara Tira sudah menginjak bulan ke-9. Karena alasan medis, Tira akan melahirkan dengan caesar saat waktu kelahiran tiba.

Sean memilih untuk libur dari pekerjaannya selama dua minggu untuk Tira. Ia selalu berada di sisi Tira dan memberikan semangat pada istrinya itu yang belakangan ini drop.

Lyra dan Aero juga sering video call dengan Tira untuk memberikan semangat padanya.

Hingga hari kelahiran Tira pun tiba. Lyra tidak diperbolehkan datang untuk menghadiri kelahiran kakaknya di rumah sakit, karena bisa saja itu mempengaruhi mentalnya. Lyra dan Aero pun menurut. Mereka tetap di rumah dan menunggu kabar dari keluarga Adiwijaya.

Bayi Tira lahir dengan sehat dan selamat. Setelah dua minggu kelahiran bayinya Tira, Lyra dan Aero pun pergi ke mansion Adiwijaya untuk menjenguk Tira dan juga melihat bayinya.

Bayi mungil itu tertidur di ranjang bayi. Lyra gemas sekali ingin menggendongnya, tapi ia tidak ingin menggangu tidurnya.

"Manisnya, lihatlah," bisik Lyra sambil memeluk lengan suaminya.

"Iya, dia sangat tampan," kata Aero. "Kalian sudah memberikan nama pada bayi tampan ini?"

"Kami belum memikirkannya," jawab Sean.

"Aku dan Sean bertengkar gara-gara nama," celetuk Tira.

Sean menyahut, "Itu karena nama pilihanmu terlalu imut untuk bayi laki-laki."

"Nama yang kau pilih terlalu kuno," gerutu Tira.

"Baiklah, aku akan mencari nama yang lebih bagus."

Tira memeluk lengan suaminya.

Lyra dan Aero hanya tersenyum melihat pertengkaran manis itu.

Suatu hari, ada paket yang datang. Tira melihat paket tersebut tanpa nama pengirim. Ia membukanya. Ternyata beberapa mainan bayi.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang