Part 042

84 5 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

⏰ Lyra POV ⏰

Selama aku sakit, Aero merawatku dengan baik. Dia benar-benar pria yang sabar. Meski pun ekspresinya kadang dingin dan tidak bersahabat, tapi nyatanya dia memiliki hati yang lembut.

Aku demam selama lima hari membuatku merasa tidak enak, karena Aero harus merawatku selama lima hari dan dia terpaksa tidak pergi ke kantor. Dia bilang, Steven sepupunya bersedia menggantikannya sebentar.

Tapi, tetap saja aku merasa terlalu banyak merepotkan. Aero hanya sakit selama tiga hari waktu itu.

Aku juga merasa merepotkan Steven, karena kudengar putrinya baru keluar dari rumah sakit. Seharusnya Steven memiliki waktu yang lebih banyak bersama putrinya di saat-saat seperti ini.

Aero bilang, Steven orang yang baik dan dia mengerti kondisiku. Meski Steven pergi ke kantor untuk menggantikan Aero, Viviane ada di rumah untuk menjaga putri mereka.

"Kemarin kau juga merawatku dengan baik. Sekarang giliranku yang merawatmu," kata-kata Aero membuatku cukup terharu.

Namun, ada satu hal yang membuatku agak kesal, yaitu ketika hari pertama aku sakit dan Aero bilang, dia ingin memandikanku.

Sebenarnya aku ingin menolak, tapi dia bilang, dia tidak keberatan dan dia merasa sikapku tidak adil, karena aku pernah melihat sebagian besar tubuhnya, sementara dia tidak pernah melihat tubuhku.

Aku agak kesal mendengarnya, tapi setelah dipikir-pikir, kenapa aku kesal? Toh, dia suamiku.

Tapi, tetap saja rasanya aneh saat kau pertama kali tidak memakai sehelai benang pun di depan seorang pria.

Aku melepaskan semua pakaianku kemudian segera masuk ke bath up yang sudah terisi penuh dengan air hangat dan busa sabun.

Aku benar-benar tidak memakai baju sama sekali. Aku benar-benar gugup.

Kulihat Aero datang dengan sabun di tangannya. Aku mengalihkan pandanganku ke arah lain, karena malu. Kedua pipiku rasanya memanas, mungkin sekarang sudah memerah.

Aero duduk di kepala bath up, sementara aku membelakanginya dengan berada di antara kedua kakinya.

Aku merasakan tangan besar Aero menyentuh bahuku dan punggungku untuk meratakan sabun. Dia tidak melakukannya dengan benar, hanya meratakan tanpa menggosoknya tanpa menggunakan jaring-jaring mawar (spons yang dibuat khusus untuk mandi).

Namun, aku tidak menegurnya. Mungkin dia tidak ingin membuatku merasa tidak nyaman karena sentuhan langsung yang dia lakukan.

Sepertinya Aero hanya ingin membersihkan bagian belakang tubuhku saja, lebih tepatnya punggungku. Dia tidak berani menyentuh bagian depan tubuhku.

Saat dia menyentuh bahuku, aku pun segera bersuara, "Bagian depannya biar aku saja."

"Maaf, aku tidak berani menyentuh bagian sana," kata Aero.

"Tolong jaring mawarnya," kataku sambil menyodorkan tangan.

"Jaring apa?" tanya Aero.

"Itu spons khusus untuk mandi." Aku menunjuk ke rak sabun.

"Oh." Aero memberikannya padaku kemudian ia pun berlalu.

Aku menghela napas berat lalu membersihkan tubuhku dengan benar.

Lima hari kemudian, aku sudah merasa lebih baik. Aero juga pergi ke kantor seperti seharusnya. Ia mengecup keningku.

"Aku pergi, ya." Aero memasuki mobilnya.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang