Part 028

69 5 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Aero meneguk minuman kaleng bersoda sampai tandas lalu ia membuang kaleng tersebut ke wadah sampah.

"Ah, sepertinya indera pengecapku masih belum kembali. Aku tidak merasakan apa-apa," ucap Aero sambil mengigit lidahnya.

Nicholas datang ke dapur. Ia mengambil kaleng minuman bersoda yang sama seperti yang diminum oleh Aero tadi dari rak minuman.

Aero memperhatikan ayahnya yang membuka kaleng tersebut menimbulkan suara gemerubuk soda yang khas. Nicholas meneguk minuman tersebut.

"Ayah dan Ibu berbaikan?" tanya Aero.

"Kami harus berdamai sampai hari pernikahanmu dengan Lyra," ucap Nicholas.

Aero mengangguk mengerti. Ia bergumam pelan, "Ya, meski pun kalian tetap bertengkar."

Nicholas meneguk habis minuman kalengnya lalu dibuang ke wadah sampah. "Orang-orangku sudah menemukan pria yang ingin mencelakaimu. Dia sudah ditangkap oleh polisi."

Aero terkejut mendengar ucapan ayahnya. "Benarkah? Siapa orang itu?"

"Kau tidak perlu tahu, lagi pula kau tidak mengenalnya," ucap Nicholas.

"Kenapa dia ingin melukaiku?" tanya Aero.

"Karena dia punya alasan. Sekarang kau hanya perlu fokus pada pernikahanmu. Masalah Fernanda Gold, Steven akan mengurusnya. Kau bisa pergi ke kantor setelah pernikahanmu selesai digelar atau kapan saja," kata Nicholas.

Aero mengangguk. Ia masih penasaran dengan seseorang yang berniat melukainya.

Jessica memasuki dapur. "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kalian berdiskusi tentang tuxedo pernikahan tanpa mengajakku?"

"Ini masalah pria," sanggah Nicholas.

"Aero, kau lebih suka tuxedo hitam atau putih?" tanya Jessica pada Aero.

Aero tampak berpikir. "Aku akan memilih sesuai keinginanku sendiri, jadi kalian tidak perlu khawatir."

Keesokan harinya di tempat fitting baju pengantin.

Aero dan Lyra memilih tuxedo dan gaun yang akan mereka pakai saat pernikahan nanti.

"Gaun ini sangat cantik." Lyra menyentuh gaun berwarna putih keabuan di mannequin.

"Kakak menyukainya?" tanya Aero.

Lyra mengangguk. "Aku memilih yang ini. Bagaimana denganmu? Kau sudah memilih tuxedo?"

Aero mengangguk. Ia menunjukkan tuxedo abu-abu pilihannya.

"Sangat keren, bukankah ini adalah warnanya sangat cocok?" tanya Lyra sambil menyandingkan tuxedo dan gaun tersebut.

"Iya, tuxedo dan gaun ini sepertinya sudah berpasangan" jawab Aero.

Untuk memastikan kalau tuxedo dan gaun itu pas di tubuh mereka, Aero dan Lyra pun masuk ke ruang ganti untuk mencoba pakaian tersebut.

Aero keluar duluan dari ruang ganti pria. Pria itu menatap pantulan dirinya di cermin sambil membenarkan dasi kupu-kupunya.

Lyra keluar dari ruang ganti. Aero menoleh dan terpukau dengan kecantikan calon istrinya itu kala mengenakan gaun pengantin pilihannya.

"Aku rasa gaun ini sudah pas, bagaimana menurutmu?" tanya Lyra sambil mendongkak menatap Aero.

Aero mengangguk. "Cantik... gaunnya. Emm, Kak Lyra juga cantik."

Lyra tersenyum mendengar ucapan Aero.

Selesai fitting baju pengantin, Aero dan Lyra pergi ke studio untuk pemotretan. Mereka memakai berbagai macam jenis pakaian couple.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang