Part 100

96 1 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Di salah satu bar, Alicia duduk sendirian sambil meneguk minumannya sampai tandas. Ia menghela napas berat dan menuangkan kembali minuman ke gelasnya yang habis kemudian meminumnya lagi.

Tampaknya Alicia melewati hari berat. Ekspresinya benar-benar kacau.

Seorang pria menghampiri Alicia dan duduk di kursi sampingnya. "Halo, apa kau membutuhkan teman mengobrol?"

Alicia menoleh pada pria itu dan menatapnya dengan tatapan yang menunjukkan rasa terganggu karena kehadirannya.

"Enyahlah," ucap Alicia. Ia kembali menuangkan minuman ke gelasnya dan meneguknya sampai habis.

Pria itu tersenyum sinis. Ia merangkul pinggang Alicia. "Kau yakin tidak membutuhkan teman? Kau sudah sangat mabuk, Nona."

Alicia menatap pria itu dengan tatapan datar. Pria itu mendekatkan wajahnya akan mencium bibir Alicia.

Pria berjas hitam menghampiri mereka. "Permisi, permisi!"

Pria yang bersama Alicia terkejut dan tidak jadi mencium Alicia.

"Aku temannya, bisakah kau pergi? Kami perlu bicara," ucap pria berjas hitam itu yang ternyata adalah Gavin.

Pria itu pun pergi.

Gavin duduk di samping Alicia.

"Kau siapa? Aku tidak pernah bertemu denganmu. Kenapa kau tiba-tiba bilang kalau kau mengenalku?" tanya Alicia sinis.

"Ya, kita memang tidak saling mengenal. Lalu, apa kau mengenal pria barusan?" tanya Gavin.

Alicia menggeleng.

"Dia gigolo. Kau bisa terjebak jika sampai tidur dengannya," ucap Gavin.

Alicia tampak terkejut. "Apa?"

"Aku memang tidak mengenalmu, tapi aku tahu kau bukan tipe orang yang suka mabuk-mabukan. Apalagi sampai seperti ini," kata Gavin.

"Kau tahu dari mana?" tanya Alicia.

Gavin menunjuk botol minuman di tangan Alicia. "Kau minum dari tadi, tapi isi botolnya tidak berkurang. Kau minum setetes setiap gelas? Tapi, kau sudah mabuk parah begini. Kau mungkin pertama kali minum."

Alicia menautkan alisnya. "Apa pedulimu? Enyahlah."

Gavin mengambil botol minuman dari tangan Alicia lalu meneguknya langsung.

Alicia terkejut. Ia terlihat kesal. "Kau meminum minumanku?"

Gavin menggoyangkan botol minuman di tangannya. "Kalau begitu, aku yang traktir."

Alicia mendengus kesal.

"Kau pasti punya masalah besar sampai-sampai nekat minum di sini meski kau tidak terbiasa minum," ucap Gavin. Terselip pertanyaan dalam kalimat yang ia ucapkan.

Alicia menatap lurus ke depan. "Iya, beberapa tahun terakhir aku mengalami kesedihan dan keterpurukan. Aku benar-benar berada di titik terendah dalam hidupku saat ini."

Gavin mendengarkan.

"Pria yang kucintai menikahi gadis lain dan aku menjadi gila karena ini. Aku benar-benar tidak bisa menerimanya, meski aku tahu aku sudah kalah," sambung Alicia.

Gavin mengangguk mengerti. "Kau tidak perlu sampai bersedih begitu. Kau bisa menemukan pria yang lebih baik darinya. Ada banyak pria di dunia ini."

Alicia mendelik pada Gavin. "Aku mengenal pria itu selama 11 tahun lebih. Aku memendam perasaan padanya, tapi dia menikah dengan gadis lain. Dan sekarang hubungan mereka sudah 7 atau 8 tahunan."

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang