Part 021

88 5 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Tibalah saatnya pesta pernikahan Tira dan Sean di mansion Adiwijaya. Hanya keluarga dan orang-orang terdekat saja yang diundang. Nicholas mendapatkan undangan khusus dari Albert. Begitu juga dengan Aero dan Jessica yang mendapatkan undangan dari Lyra.

Aero dan Lyra duduk bersebelahan. Di samping Lyra ada Jessica, dan di samping Aero ada Nicholas. Mereka menikmati acara pernikahan dengan baik.

Setelah mengucapkan janji suci, Tira dan Sean berciuman. Lyra mengalihkan pandangannya melihat itu. Kedua pipinya memerah karena malu.

Mereka yang berciuman, tapi kenapa malah aku yang malu, batin Lyra.

Aero melihat pada Lyra yang terlihat malu-malu melihat adegan ciuman itu. Aero tersenyum kecil.

Selesai acara, semua tamu undangan pun pulang. Saat Aero akan pulang, Albert memintanya untuk ikut bergabung menikmati makan malam bersama pengantin baru.

Di meja makan terlihat banyak sekali hidangan. Albert duduk di kursi utama. Di sisi kanannya ada Hellena, Tira, dan Sean. Sementara di sisi kirinya ada Lyra dan Aero.

"Malam ini juga, Tira dan Sean akan pergi ke Kanada. Ini adalah malam terakhir mereka di Los Angeles. Jadi, kita akan makan malam bersama hari ini," kata Albert.

Mereka terlihat sedih.

Albert melanjutkan, "Aero juga calon menantu keluarga Adiwijaya. Untuk mendapatkan keberuntungan dari pengantin baru, Aero dan Lyra harus mendapatkan suapan makanan dari pengantin baru. Hanya satu suap, yaitu suapan pertama."

Tradisi macam apa itu? Kenapa Ayah suka mengada-ada? Batin Lyra mempertanyakan perkataan ayahnya.

Kenapa harus menyuapi? Rasanya awkward, ucap Aero dalam hati.

Namun, meski pun begitu, Tira menyuapi Lyra, sementara Sean menyuapi Aero.

Selesai makan malam, Aero pun pamit pulang. Lyra mengantarnya sampai depan mansion. Gadis itu menatap mobil merah Aero melaju pergi meninggalkan kediaman keluarga Adiwijaya.

⏰⏰⏰

Keesokan harinya di Fernanda Gold.

Aero sedang berbincang dengan ayahnya yang hari itu datang berkunjung.

"Hanya makan malam biasa, karena kakaknya Lyra dan suaminya akan pergi ke Kanada malam itu juga," jawab Aero.

"Oh." Nicholas mengangguk mengerti. "Baguslah kalau kau sudah dekat dengan keluarganya Lyra. Itu peningkatan yang baik. Mereka keluarga yang baik, kan?"

Aero mengangguk. "Iya, mereka menerima keberadaanku dengan baik. Sebelumnya aku pernah makan siang bersama mereka."

"Benarkah? Wah, kau benar-benar calon menantu yang sangat diterima. Dulu aku harus melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hati kakekmu agar bisa mendekati ibumu. Ternyata kau beruntung, karena tidak perlu melewati semua itu," celetuk Nicholas.

Hening.

"Kau tidak punya rencana pribadi dengan Lyra? Acara makan malam, kencan, atau liburan berdua? Kulihat hubungan kalian sangat kaku," tanya Nicholas.

"Dia sudah pasti menolak," jawab Aero.

"Kenapa?" tanya Nicholas.

"Aku harus mengikatnya dulu baru dia tidak akan menolakku," sahut Aero.

"Kakaknya baru saja menikah, kau mau langsung menikahinya?" tanya Nicholas.

Aero tidak menjawab pertanyaan ayahnya. Wajah Gavin terlintas dalam benaknya. Ia tidak bisa menunda jika tidak ingin Lyra berubah pikiran dengan memilih Gavin yang saat ini berada di Los Angeles dan akan menetap lama.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang