2. Beautiful Eyes

12.2K 627 10
                                    

EP. 2. Beautiful Eyes

Berikan komentar, dongs. 🤭

Typo tandai aja, yes.

********

Jingga setengah berlari memasuki gerbang sekolahnya. Bagaimana tidak? Hari ini Jingga bangun kesiangan setelah tadi malam dia mendapat hukuman dari orang tuanya karena kabur dari pesta ulang tahunnya sendiri.

Hampir tiga jam Jingga berdiri angkat satu kaki dengan buku tebal di kepalanya sebagai hukuman, hal itulah yang membuatnya terlambat bangun. Gadis itu bahkan tidak sempat menyisir rambutnya pagi ini hingga penampilannya tampak sedikit awut-awutan.

Koridor kelas sudah tampak sepi, hampir seluruh siswa di sekolah bertaraf internasional itu sudah masuk kelas. Jingga dengan langkah besar tergesa-gesa menuju kelasnya.

Dalam pikirannya saat ini adalah datang ke kelas sebelum guru yang akan memulai mata pelajaran pada jam pelajaran pertama datang, atau dia tidak akan diizinkan mengikuti kegiatan belajar mengajar kalau sampai terlambat.

Saking terburu-burunya, Jingga sampai tidak sengaja menabrak seorang siswa laki-laki yang datang dari arah berlawanan dengannya. Tabrakan yang terjadi di antara keduanya mengakibatkan setumpuk buku yang dibawa siswa laki-laki itu jatuh berserakkan.

"Ahh, maaf." Jingga spontan meminta maaf atas kecerobohannya dan langsung berjongkok untuk membantu membereskan buku yang berserakkan tersebut.

Jingga merasa sangat bersalah karena dia benar-benar tidak memperhatikan sekitar dan hanya memikirkan agar bisa segera sampai ke kelasnya.

Sementara siswa laki-laki yang Jingga tabrak hanya menampakkan ekspresi sedikit terkejut, dia tampak lebih tenang menanggapinya. Lantas tanpa mengatakan apapun, dia ikut berjongkok untuk ikut memunguti dan membereskan buku yang dibawanya.

Setelah selesai, sekali lagi Jingga meminta maaf, menunjukkan rasa penyesalannya dengan wajah yang teramat bersalah.

Siswa laki-laki itu hanya tersenyum simpul melihat Jingga yang sungguh-sungguh meminta maaf padanya. Melihat ketulusan Jingga, siswa laki-laki itu kemudian mengangguk pelan sebagai tanda jika dia menerima permintaan maaf Jingga.

"Makasih." Ucap Jingga tidak enak hati, lalu segera beranjak setelah siswa laki-laki itu mempersilahkan Jingga untuk pergi.

Siswa laki-laki itu terdiam menatap kepergian Jingga yang keberadaannya mulai menjauh. Dia tersenyum simpul dan kembali melangkah untuk melanjutkan perjalanannya ke ruang guru.

Tapi baru saja satu langkah berjalan, siswa laki-laki itu malah tak sengaja menendang benda biru berbulu. Benda itu terlempar sedikit jauh dari tempat dia berdiri.

Siswa laki-laki itu lantas berjalan dan setengah berjongkok untuk mengambil benda berbulu itu yang ternyata adalah gantungan tas dengan karakter babi lucu berwarna biru tua. Dia kemudian teringat dengan tas gadis yang menabraknya tadi.

"It's so cute." Gumam siswa laki-laki itu tersenyum geli seraya memperhatikan gantunngan tas tersebut. "And her." Lanjutnya, lalu berbalik menatap jauh ke arah Jingga yang sudah menghilang.

"Bi. . . ." Suara baritone tegas mengalihkan perhatian dan menuntutnya untuk menoleh ke arah sumber suara. Dia kemudian memutuskan untuk menyimpan gantungan tas tersebut di balik saku kemeja seragam dan menghampiri orang yang memanggilnya.

********

Jingga akhirnya sampai di kelasnya, dia bernapas lega saat mendapati suasana riuh di kelas, yang artinya guru jam pelajaran pertama belum masuk.

STILL IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang