31. Your Bii

4.3K 277 2
                                    


31. Your Bii

********

Luna masuk ke dalam lift dengan wajah sayu, ingatannya terproyeksi pada saat makan siang tadi Biru menceritakan bahwa dia sudah menemukan bagian yang hilang dari ingatannya. Dan yang mengejutkan Luna adalah bagian yang hilang itu gadis yang dijodohkan oleh orang tua Biru, Jingga.

Biru memang menceritakan semuanya tanpa ekspresi apapun. Tapi Luna bisa membaca bahwa mata Biru tidak bohong jika dia senang dengan hal ini.

Luna merasa dirinya terancam, kesempatan untuk mendapatkan hati Biru menjadi sempit kembali. Sebelumnya dia merasa lega karena Biru telah mengalihkan perhatiannya dari gadis yang selalu dipujanya dulu.

Katakan saja dia jahat karena malah senang dengan hilangnya ingatan Biru tentang gadis itu. Tapi sekarang apa? Kenapa gadis itu harus kembali? Seperti apa sebenarnya gadis itu? Gadis itu tidak boleh megusik hati Biru, dia tak akan membiarkannya kali ini.

Saat pintu lift hampir tertutup, tiba-tiba seorang wanita paruh baya menahannya dan ikut masuk. Luna terkejut melihat orang yang dia kenal masuk ke dalam lift yang sama dengannya.

“Ibu . . . .” Sapanya dengan nada sedikit terkejut. Dai heran kenapa wanita itu ada di sini dan sesore ini. Karena yang dia tahu, wanita itu selalu sibuk dengan butik miliknya atau melakukan kegiatan amal bersama teman sosialitanya.

“Luna? Hey, apa kabar, Nak?” Tanya wanita paruh baya itu senang seraya memeluk Luna.

“Baik, Bu. Ibu sendiri apa kabar?” Tanya Luna kembali setelah pelukannya terlepas.

“Sangat baik, Lun. Ohh iya, Ibu kamu apa kabar?” Wanita paruh baya itu bertanya lagi.

“Ibu sehat. Tapi Ibu selalu mengeluh bosan karena di rumah terus.” Jawab Luna seraya terkekeh pelan.

Memang setelah Luna berkerja sebagai perawat di rumah sakit ini, dia meminta ibunya untuk berhenti bekerja dari rumah Biru.

“Haha, itu karena Ibu kamu nggak biasa berdiam diri, Lun. Saya jadi kangen sama bu Ratmi. Kapan-kapan saya ke rumah kamu buat ajak Ibu kamu ngobrol, yaa.” Pinta wanita paruh baya itu bersemangat.

Namun belum sempat Luna menjawab, pintu lift tiba-tiba terbuka. Jingga yang masih mengenakan Scrub Suitsnya masuk dengan wajah lesu, dia bahkan terlihat memijat tengkuknya. Lingkaran hitam di bawah mata juga tampak menghiasi wajah cantiknya, sepertinya dokter muda benar-benar kelelahan.

“Sayang. . . .” Wanita paruh baya itu memanggil seraya menyentuh pundak Jingga, membuat gadis itu otomatis mengangkat wajah dan melihat siapa yang telah menyentuh pundak dan memanggilnya seramah itu.

“Lho, Tante . . . .” Jingga terkesiap saat mendapati Tante Lisa kini ada di hadapannya.

“Sayang, apa kabar? Kamu baik-baik aja, kan?” Tanya Tante Lisa antusias seraya memeluk dan mencium kedua pipi Jingga dengan sayang. Jingga sedikit aneh dan risih dibuatnya.

Sementara Luna, dia melihat adegan di hadapannya ini dengan heran. Kenapa ibunya Biru bisa mengenal dokter ini?

“Aku baik, Tante.” Jawab Jingga setelah Tante Lisa melepaskan pelukannya.

STILL IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang