54. What Do You Want? (21+)

9.8K 308 11
                                    

EP. 54. What Do You Want?

********

Langit bergerak-gerak gelisah saat Jingga tak kunjung kembali dari kamar mandi. Padahal, acara resepsi hampir berakhir. Dia juga sudah menghubungi Jingga beberapa kali, namun nomornya di luar jangkauan.

Langit semakin khawatir saat dia tak mendapati Jingga di kamar mandi. Langkah dan matanya menyusuri setiap sudut tempat yang mampu dia jangkau, mencari-cari sosok Jingga. Namun, hasilnya tetap nihil.

"Kamu di mana, sih, Ji?" Langit bertanya-tanya dalam hati.

"Mana Jingga?" Tanya Bisma saat melihat Langit kembali sendirian, padahal tadi cowok itu mengatakan akan menyusul Jingga dan mengajaknya pulang.

"Jingga nggak ada di kamar mandi. Gue juga udah cari hampir ke semua tempat, tapi dia nggak ada." Jelasnya dengan raut wajah khawatir. Langit berkacak pinggang dengan sebelah tangan, sementara satu tangannya lagi menyugar rambutnya dengan gusar, menandakan bahwa cowok itu sangat khawatir.

"Mungkin nggak, sih, dia sama Biru?" Bian menerka saat menyadari Biru juga belum kembali.

Beberapa saat setelah Jingga pergi, Biru meminjam kunci mobil Bisma dan mengatakan akan mengambil barangnya yang tertinggal di sana. Namun sampai saat ini dia juga belum kembali.

"Biru?" Ucap Bisma dan Langit bersamaan seraya melihat ke arah kursi yang tadi Biru duduki.

"Bentar, gue coba telepon dia." Bisma mengambil ponsel di saku jasnya, lalu mulai mencari kontak Biru untuk menghubunginya.

"Sial, dia bawa mobil gue." Umpat Bisma saat mendapati pesan dari Biru yang mengatakan bahwa dia membawa mobilnya dan pulang bersama Jingga.

"Hah? Gimana-gimana?" Tanya Bian tak mengerti.

"Ya Biru bawa mobil gue, terus katanya pulang sama Jingga." Jawab Bisma.

"Lo yakin dia bawa Jingga pulang?" Timpal Langit ragu, raut wajahnya masih menampakkan kekhawatiran.

"Lo nggak usah khawatir, Biru nggak mungkin macem-macem, kok." Ujar Bisma menenangkan. Walaupun dalam hati dia juga merasa khawatir, mengingat Biru tadi terlihat sedang emosi. Bisma tahu betul, sahabatnya itu sulit mengendalikan diri saat sedang marah.

"Kenapa mereka bisa pulang bareng?" Gumam Luna dalam hati, dia benar-benar merasa kesal. Walaupun sudah berpisah, tapi tak membuat Biru bisa jauh dari Jingga.

"Ya udah, kalau gitu kita juga pulang aja." Usul Albi yang kemudian mendapat persetujuan.

"Gue bareng sama elo, ya." Pinta Bisma pada Langit dan diiyakannya. Mereka akhirnya pergi meninggalkan area pesta setelah berpamitan pulang pada empunya acara.

"Lo nggak usah khawatir." Tutur Bisma terus mencoba menenangkan saat dia dan Langit sudah berada di dalam mobil.

"Biru lagi emosi, mana bisa gue nggak khawatir? Lo tahu apa yang dia lakuin ke Jingga beberapa hari yang lalu? Dia itu nggak kekontrol." Balas Langit gusar.

"Iya, gue ngerti. Tapi gue juga tahu Biru. Jadi lo tenang aja, gue yakin Biru cuma mau menyelesaikan masalahnya sama Jingga."

"Gue nggak akan tinggal diam kalau sampai terjadi apa-apa sama Jingga." Seru Langit seraya mencengkram setir mobilnya geram.

"Tenang, gue bantuin lo mukul Biru kalau sampai terjadi apa-apa." Sahut Bisma sembari menepuk pelan bahu Langit. Langit sendiri hanya mendengus.

********

Sementara itu, Biru yang kini membawa Jingga ke villa milik keluarganya yang ada di Lembang, dengan emosi yang menguasai dirinya, cowok itu memaksa Jingga untuk keluar dari mobil dan menyeretnya hingga ke kamar.

STILL IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang