17. You Deserve It

3.5K 253 6
                                    

EP. 17. You Deserve It

Berikan komentar kalian, gengs. 😉

********

Tak terasa hampir satu semester hubungan Biru dan Jingga berjalan. Tidak ada kata bosan dari keduanya. Setiap harinya, mereka melakukan aktivitas dengan mengikuti list aturan yang telah mereka buat dulu.

Mulai dari berangkat dan pulang bersama, makan siang bersama, lalu pergi jalan-jalan atau ke taman bermain setelah pulang sekolah. Seperti anak kecil, mereka bermain dengan semua permainan yang tersedia di sana seperti ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dan lainnya. Keduanya bahagia bermain bersama dan sesekali saling menjahili.

Tidak lupa, mereka juga melakukan kencan romantis setiap hari Minggu dan tanggal merah. Sebisa mungkin keduanya mencari ide atau konsep baru untuk kencan mereka agar terasa lebih berkesan dan tidak bosan seperti jalan-jalan ke mall, jalan-jalan di sudut kota, piknik di taman, pergi ke pantai, mengunjungi café yang kekinian serta tempat-tempat wisata ikonik di Bandung atau luar kota, dan masih banyak lagi.

Tidak berjalan mulus, terkadang mereka bertengkar kecil dan Biru selalu menjadi bagian yang membujuk di saat Jingga marah padanya karena cemburu dengan gadis-gadis fans gila di sekolahnya.

Biru memperlakukan Jingga dengan sangat baik. Tidak ada satu hari pun cowok itu menyakiti hatinya, membuat cinta Jingga tumbuh semakin besar meski sifat posesif dan pemaksa Biru tidak hilang, sepertinya memang sudah mendarah daging.

"Dikit lagi-dikit lagi, ayo, Kak, aku mau boneka lobak. . . .." Jingga menyemangati dengan heboh Biru yang sedang berusaha mendapatkan boneka di claw machine. "Yaaa, gagal..." Gadis itu menatap kecewa boneka lobak yang tidak berhasil Biru capit.

Hari Minggu ini mereka memilih jalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan. Keduanya nampak asyik bermain Arcade di Timezone. Mereka mencoba hampir semua permainan di sana dan bertanding dengan punishment untuk yang kalah harus mau mencium pipi yang menang. Tentu saja ini ide nakal Biru, tapi dengan polosnya gadis itu setuju-setuju saja.

Tidak ingin menyerah, Biru memasang konsentrasi penuh untuk berusaha mencapit boneka lobak yang Jingga inginkan.

"Yes."

"Yeay, dapat."

Seru keduanya. Gadis itu berseru senang, berjingkat-jingkat seperti anak kecil yang mendapatkan permen begitu Biru berhasil menangkap boneka sayur berbentuk lobak, dan tanpa sadar Jingga memeluk Biru.

"Thank you." Ucap Jingga senang dengan suara yang dibuat imut seraya mengeratkan pelukannya.

Biru tersenyum gemas melihat tingkah Jingga yang begitu imut dan lucu di matanya. Ingin rasanya dia menggigit pipi gadis itu kalau tidak ingat mereka sedang berada di tempat umum.

"Makasih doang, nih?" Tanya Biru dengan tatapan penuh arti.

Jingga merengut sebentar, lalu matanya bergerak memperhatikan sekitar untuk kemudian berjinjit dan mencium dagu Biru sekilas.

Biru mengulum senyum senang, hatinya berbunga-bunga. Ini pertama kalinya dia mendapatkan ciuman dari Jingga. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu terbang di perutnya.

"Hey, itu bukan pipi." Biru berpura-pura protes sambil mencolek ujung hidung Jingga yang mancung.

"Udah, jangan protes. Aku nggak mau ngelakuin itu untuk yang kedua kali." Ujar Jingga sembari menarik diri, melepaskan pelukannya. Sungguh, sebenarnya dia sangat malu melakukan hal itu.

Biru berdecak kecil. "Curang."

"Sebodo. Udah, ahh, ayo." Gadis itu lantas meraih tangan Biru dan menuntunnya menuju photo box.

STILL IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang