26. That's Her

3.8K 238 0
                                    

EP. 26. That's Her

********

Tengah malam Biru terduduk di kursi kerjanya setelah terbangun karena panggilan telepon Albi tadi.

Kembali teringat mimpinya . Mimpi itu lagi, di sebuah taman bermain, dia melihat seorang gadis melambaikan tangan dan tersenyum, kali ini memanggilnya. Namun tetap saja, seberapa keras pun Biru berusaha untuk melihat wajah gadis itu, dia tidak bisa. Pancaran sinar terang menghalangi wajah gadis itu, hanya senyumannya yang dapat dia lihat.

Mengusap wajahnya kasar, Biru lantas meraih tablet miliknya dan mulai membaca file yang Albi kirim. Dia baca setiap deret tulisan yang memuat identitas Jingga. Tidak asing.

Hingga atensinya tertuju pada foto SMA Jingga. Seolah de ja vu, Biru merasa pernah bertemu gadis itu. Mungkin teman-temannya benar, gadis itu ada hubungannya dengan bagian ingatannya yang hilang.

"Not bad." Gumam Biru tak sadar. Dia akui, Jingga memang terlihat cantik meski dalam foto formal sekolah.

Biru mengangguk-angguk. Memang tidak salah kalau dulu dia pernah menyukai gadis itu. Tapi dia juga heran kenapa bisa jatuh cinta padanya, sebab yang dia ingat selama ini, dirinya selalu skeptis pada gadis cantik, bahkan hingga saat ini.

"Jingga. . . ."

"Rendra . . . ."

"Mona . . . ."

Gumam Biru saat membaca ulang identitas Jingga. Tidak banyak informasi yang didapat, hanya identitas siswa seperti pada umumnya.

Biru tercenung, sekali lagi membaca ulang identitas Jingga untuk memastikan. Detik berikutnya, dia tersadar jika gadis yang sedang dia cari tahu identitasnya sama dengan gadis yang akan dijodohkan dengannya.

********

"Ma, Pa, buka pintunya." Biru menggedor-gedor pintu kamar orang tuanya tak sabaran. Cukup lama dia lakukan itu hingga lima menit kemudian pintu terbuka.

"Ada apa, sih, Bi, malem-malem gini?" Gerutu Mama dengan wajah mengantuk, matanya bahkan belum terbuka sempurna. Wanita itu mempersilahkan Biru masuk dan duduk di sofa. Terlihat Papa yang terlelap pulas, sepertinya tidak terganggu sama sekali dengan kedatangan Biru.

"Ma, cewek yang mau kalian jodohin sama aku namanya Jingga, kan?" Tanya Biru memastikan.

"Hmm." Mama mengangguk malas. Dia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa smbil bersedekap dengan mata terpejam.

"Anaknya Om Rendra sama Tante Mona?" Tanya Biru lagi.

"Iya, Bi. Kan beberapa hari yang lalu kita makan malam keluarga, masa udah lupa lagi?" Gumam Mama, beliau benar-benar tidak bisa menahan kantuknya, beberapa kali dia menguap lebar-lebar.

"Mama punya fotonya, nggak?" Biru mengguncang bahu Mama agar tetap terjaga.

Berdecak sebal, Mama lantas membuka mata. "Mama nggak punya. Mama juga belum pernah ketemu sama dia, tapi Mama bisa pastiin dia cantik."

"Ihh, kok bisa gitu? Gimana kalau aslinya dia nggak cantik di mata aku?" Prrotes Biru.

Mama memutar bola matanya malas sembari membuang napas kasar. Sejenak menggaruk-garuk lehernya yang tak gatal, kesal karena sang anak mengganggu tidurnya tengah malam begini.

"Tante Mona sama Om Rendra, kan, cantik dan ganteng. Ya anaknya juga pasti good looking, lah, Bi. Contoh aja kamu, kamu ganteng karena turunan dari Mama sama Papa yang good looking." Ujar wanita itu penuh percaya diri meski sangat mengantuk.

"Tapi Ma– "

"Udah, besok malem juga kamu ketemu. Sekarang kamu keluar sana, Mama mau lanjut tidur." Usir Mama sembari mendorong bahu Biru agar cepat keluar dari kamarnya.

STILL IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang