18. Naughty Kiss

5.6K 277 4
                                    

EP. 18. Naughty Kiss

********

Aktivitas sekolah nampak sepi. Terang saja karena jam sekolah sudah selesai sekitar satu jam lalu, hampir semua murid sudah meninggalkan gedung sekolah. Bahkan lapangan outdoor sekolah yang biasa digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga sepi, atau memang sedang tidak ada kegiatan ektrakurikuler tersebut hari ini.

Jingga duduk bersila di pinggir lapangan, menunggu Biru yang masih di kelas. Cowok itu semakin disibukkan dengan kegiatan belajar. Jelas saja karena ujian nasional dan persiapan masuk universitas yang diharapkan waktunya semakin dekat, mungkin hanya tersisa sekitar dua bulan lagi.

Menghembuskan napas lemah, Jingga baru tersadar sebentar lagi Biru akan lulus dari sekolah ini. Jingga juga belum bertanya ke mana cowok itu akan melanjutkan pendidikannya. Baik di Indonesia atau luar negeri, Jingga tetap harus bersiap untuk hubungan jarak jauh, meski sangat berat hati.

Mereka masih muda, mereka memiliki impian yang ingin digapai masing-masing. Jingga tidak mungkin mengatur atau meminta Biru untuk sekolah di mana. Dia tidak akan menghalangi mimpi Biru.

Jingga sedikit tersentak kaget saat tiba-tiba merasakan sesuatu yang dingin menempel di pipinya, yogurt strawberry. Tidak sulit untuk Jingga mengetahui siapa yang usil menempelkan minuman tersebut di pipinya.

Jelas dia adalah Biru. Jingga mendengus, tapi meringis dalam hati. Setiap hari cowok itu menyimpan yogurt strawberry di dalam lokernya, dan sebentar lagi dia akan kehilangan moment tersebut karena Biru sudah pindah ke tempat yang baru. 

Namun, sampai saat ini Jingga belum tahu kenapa bisa Biru mendapatkan kunci cadangan loker miliknya? Cowok itu selalu menjawab seperti ini saat Jingga bertanya. "Nggak ada yang nggak bisa bagi aku."

Menyebalkan.

"Bengong mulu. Mikirin apaan, sih? Pasti aku, ya?" Tanya Biru sambil mencubit gemas sebelah pipi Jingga dan mengambil duduk di sebelahnya.

Jingga mendengus geli. Biru memang sangat percaya diri. "Geer banget kamu."

Cowok itu tergelak pelan, menatap Jingga penuh ledekan. "Tapi emang bener, kan?"

"Tahu, ahh, males." Jawab Jingga sebal, lalu mulai menancapkan sedotan pada botol yogurt strawberry dan menyesapnya

Biru memperhatikan Jingga dengan senyum yang tak menyurut dari bibirnya. Cantik dan menggemaskan. Jingga akan selalu menjadi objek yang menarik di matanya seumur hidup.

"Kamu mau?" Jingga menyodorkan botol yogurt strawberrynya ke depan mulut Biru.

Biru membuka mulutnya, bermaksud untuk menyesap yogurt strawberry milik Jingga, tapi gadis itu menarik botolnya kembali.

"Beli, dooong." Jingga tersenyum meledek.

"Yang beli siapa?" Biru dengan gemas mencubit dagu Jingga.

"Kamu."

Biru mendengus geli. "Ya udah." Dia lantas merampas minuman berfermentasi tersebut dari tangan Jingga.

Jingga mencebik, menatap Biru dengan sebal. "Tapi, kan, kamu beliin buat aku."

"Aku nggak bilang kamu boleh minum ini sendirian." Balas Biru masih dengan nada meledek sambil terus menyesap yogurt strawberry milik Jingga hingga nyaris habis.

"Ihh, ngeselin." Gadis itu merengut sebal, lalu memukul lengan bahu Biru keras-keras hingga membuatnya nyaris tersungkur.

"Ish..." Biru meringis sambil mengusap-usap lengan bahunya yang sakit. "Galak banget, sih, pacarnya aku."

STILL IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang