96. Absurd

2.9K 166 5
                                    

EP. 96. Absurd

*********

Tirai yang tergantung tak mampu menghalau cahaya matahari yang merambat lurus melalui kaca jendela kamar hingga mengganggu seseorang yang tengah tertidur lelap di dalamnya.

Perlahan, Jingga membuka mata saat silau cahaya matahari pagi mengganggu penglihatannya. Dia lantas meraba-raba tempat tidur di sebelahnya, namun terasa kosong. Matanya membola sempurna saat pandangannya menangkap jarum jam yang menunjukkan tepat pukul delapan pada dinding kamar.

"Aku kesiangan." Jingga yang tersentak kaget langsung beranjak duduk sambil memegangi ujung selimut agar tetap menutupi tubuhnya yang polos.

"Kak–" Dia melirik ke tempat di sampingnya yang sudah kosong. Alisnya bertaut bingung, bertanya-tanya di mana keberadaan suaminya saat ini.

"Dia udah berangkat, ya?" Gumam Jingga, mengingat sekarang sudah jam delapan pagi. Ditambah aroma parfum dan pomade Biru yang masih tercium menyengat di hidungnya.

"Kenapa dia nggak bangunin aku, sih?" Dengus Jingga seraya mengerucutkan bibirnya lucu. Dia merasa jadi istri yang tidak berguna karena bangun kesiangan sampai tidak bisa menyiapkan keperluan suaminya.

Menghela napas dalam-dalam, sejenak pandangannya mengedar ke seluruh ruangan kamar, hingga akhirnya berhenti pada dua buah post it berwarna biru terang yang tertempel pada kaca rias.

Jingga kemudian turun dari tempat tidur dan berjalan menghampiri meja rias, lalu tangannya dengan cepat mencopot post it tersebut.

Selamat pagi, cantik. Tidur kamu nyenyak banget.

Pasti mimpi indah tentang kita, kan?

From : Orang Ganteng

Jingga menahan tawa geli saat membaca post it pertama. "Orang ganteng? Tck, percaya diri banget." Cibirnya dalam hati.

Aku berangkat duluan, Sayang.

Maaf nggak bangunin kamu. Soalnya kamu cantik banget, sih, kalau lagi tidur, aku jadi nggak tega banguninnya.

Ohh, iya. Aku juga udah siapin sarapan buat kamu dan Dedek di meja makan.

Sampai ketemu di rumah sakit nanti.

From : Orang Ganteng

"Hiish, jadi kalau bangun aku jelek?" Dengus Jingga sambil melempar catatan post it yang kedua ke atas meja rias.

Tadi pagi Biru memang terbangun lebih dulu. Dia melihat Jingga yang masih tertidur lelap di sampingnya. Wajah Jingga terlihat lelah hingga Biru tak tega untuk membangunkannya. Alhasil, laki-laki itu menyiapkan sendiri segala keperluannya termasuk membuatkan sarapan untuk dirinya dan Jingga.

Selesai membersihkan diri dan berpakaian rapi, Jingga melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuju dapur. Di sana, Jingga kembali melihat catatan di post it yang Biru tempelkan di atas meja makan.

Sarapan khusus buat istri dan anak aku.

Dihabisin, yaa. Kalau nggak habis, nanti aku cium kamu seratus kali.

From : Papa Ganteng

"Dasar gila. . . ." Jingga kembali menahan tawanya dengan tangan terulur membuka tudung saji.

Terlihat omelet yang sudah diberi gambar wajah tersenyum menggunakan saus di atasnya, tak lupa segelas jus apel untuk pereda mual Biru letakkan di samping piring omeletnya.

STILL IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang