EP. 14. Be With Me
********
Wajah cantik Jingga nampak merengut bingung menatap sebotol yogurt strawberry di lokernya.
"Cewek yang sehat kelihatan lebih cantik. Enjoy your drink. 😉"
_Kakak Kelas_
Jingga membaca tulisan pada post it yang tertempel di yogurt strawberry. Bola matanya mencuat ke atas, memikirkan siapa kakak kelas yang menyimpan yogurt di lokernya? Lagipula bagaimana bisa ada orang yang membuka lokernya begitu saja, padahal kuncinya selalu Jingga bawa?
Gadis itu mulai panik, dia langsung memeriksa apakah ada barang yang hilang di sana. Tapi barang-barangnya di loker tidak ada yang hilang satu pun.
"Guys..."
Semua orang yang sudah datang ke kelas pagi itu langsung menoleh begitu Jingga memanggil.
"Tadi siapa yang datang ke kelas duluan?" Tanya Jingga, sesekali melihat post it dalam genggamannya.
"Gue. Kenapa emang, Ji?" Sahut Laura dengan tatapan penuh tanya. Pun dengan anak lain.
"Ngomong-ngomong....." Jingga menggantungkan kalimatnya ragu. "Kamu tadi ada lihat nggak seseorang masuk ke sini dan buka loker aku? Atau kamu yang buka?" Tanyanya kemudian sedikit menuduh meski ragu.
"Ihh, kok, lo nuduh? Enggak, gue nggak ada buka loker lo. Lagian, kan, kuncinya cuma satu, jadi nggak mungkin ada orang yang bisa buka." Bantah Laura sewot, tak terima Jingga menuduhnya. "Dan waktu gue masuk nggak ada siapa-siapa, tuh."
"Aku nanya, Lau, bukannya nuduh. Ya udah kalau kamu nggak tahu." Ucap Jingga sedikit tak enak hati, lalu menutup loker dan kembali duduk di meja kursinya.
"Emang kenapa, Ji? Ada barang hilang?" Sambar Ken penasaran. Pandangannya mengikuti Jingga yang sedang bergerak untuk duduk.
"Ung..." Jingga terdiam bingung sebelum kemudian berkata. "Iya. Ada satu buku aku yang hilang."
"Ahh, itu mah lupa, kali, Ji. Mungkin ketinggalan di taman baca atau di rumah." Sahut Langit yang diiringi anggukkan persetujuan dari Ken.
"Iya, elo, kan, agak pikunan, Ji, sama barang." Sambar Laura ikut menyetujui. Jingga hanya mendengus, tak menyahuti perkataan teman-temannya.
Gadis itu kembali terdiam menerka-nerka siapa orang yang sudah membobol lokernya. Seperti halnya foto beberapa minggu lalu, tapi itu bisa masuk melalui sela-sela loker. Sementara yogurt tidak mungkin dimasukkan melalui itu.
*******
Jingga bersama Langit berjalan menyusuri koridor menuju taman belakang sekolah sambil menenteng kotak bekalnya masing-masing. Seperti biasa, mereka bercengkrama membahas beberapa hal kekanak-kanakkan.
"Ji, nanti malem kita nonton, yuk. Besok, kan, Minggu." Ajak Langit.
"Call." Jingga menyetujui tanpa berpikir. "Tapi aku yang pilih filmnya, ya." Usul Jingga.
"Call." Sahut Langit, sebelah tangannya lantas terulur merangkul bahu Jingga, membuat seseorang yang sedang bermain basket di lapangan menatap mereka tak suka.
BUGH....
"Aaakh." Pekik Jingga merasa ngilu pada lengan bahunya begitu bola basket tiba-tiba mengenainya, beruntung kotak bekal yang ditentengnya tidak jatuh.
"Woy, hati-hati, doong." Tegur Langit kesal.
"Iya, sorry nggak sengaja." Ucap Biru bergerak menghampiri Langit dan Jingga tanpa penyesalan. Dia memang sengaja melakukan hal itu, cemburu melihat cowok lain menyentuh gadisnya. Tadinya dia mengarahkan bola itu pada Langit, tapi malah meleset mengenai Jingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL IN LOVE [END]
Romance"Aku butuh bantuan kamu untuk ngembaliin ingatan aku." Ucap Biru tak berperasaan. Di usia yang hampir menginjak 25 tahun, Jingga dipaksa oleh orang tuanya bertunangan dengan seorang laki-laki tampan anak dari salah satu teman baiknya. Namun siapa sa...