75. Kiss Me

7.1K 253 4
                                    

75. Kiss Me

********

Jingga melepaskan ciuman mereka dengan paksa saat kembali mendengar suara ketukan pintu dan seruan suara seseorang dari luar kamar.

"Baju kita, Kak." Ucap Jingga lirih sesaat setelah dia melepaskan tautan bibirnya dengan bibir Biru.

Biru hanya bisa mengerang saat bibir Jingga terlepas dari bibirnya, dia kemudian terkekeh dengan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jingga, menyembunyikan wajah malunya di sana. Niat hati hanya ingin menggoda Jingga, tapi malah kehilangan kendali.

"Maaf, tadi aku becanda soal nyicil anak." Ucapnya dengan suara serak, napasnya yang berantakan bisa Jingga rasakan di kulit lehernya.

"Aku cuma mau cium kamu, tapi malah kelewat batas. Maaf." Lanjutnya lagi, masih menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher gadis itu.

Jingga menghela napas dalam-dalam, lalu tersenyum sambil mengusap-usap lembut kepala Biru. "Kalau gitu, kamu harus ngasih tip yang banyak buat dia."

"Dia?" Biru mengangkat kepalanya dan menatap Jingga dengan sebelah alis terangkat.

"Petugas laundry. Kalau nggak ada dia, kita pasti masih belum berhenti." Jawab Jingga, tangannya beralih mengusap kedua pipi cowok yang masih mengungkungnya itu.

"Haha. Okay." Biru tergelak, lalu kembali mencium bibir Jingga singkat, sebelum kemudian dia beranjak dari atas tubuh gadis itu dan berjalan untuk membukakan pintu yang sedari tadi tak berhenti diketuk.

Jingga ikut terbangun, dia lalu mengikat kembali tali bathrobenya yang sempat Biru buka. Mendadak tubuhnya kembali meremang mengingat apa yang terjadi barusan.

Mereka memang bermain terlalu jauh. Tapi jujur, Jingga sangat menikmati itu.

Sentuhan tangan Biru di tubuhnya. . . .

Ciumannya. . . .

"Ini gila." Gumam Jingga dalam hati sambil memejamkan mata erat-erat guna membuang pikiran kotor yang terus terbayang-bayang di kepalanya.

"Permisi, saya mengantar baju yang sudah selesai dilaundry." Suara seorang perempuan langsung terdengar begitu Biru membuka pintu. Petugas laundry itu nampak tertegun saat melihat Biru.

"Oke, terima kasih." Balas Biru singkat sesaat setelah menerima baju miliknya dan Jingga yang sudah rapi terbungkus plastik laundry.

Dia lantas memberikan tip beberapa lembar uang seratus ribuan seperti apa yang dikatakan Jingga tadi, sebagai penghargaan karena petugas laundry itu secara tidak langsung sudah menyelamatkan mereka dari melakukan hal yang tidak seharusnya.

"I-ini sepertinya, Mas, eh, Bapak melakukan kesalahan. Ini terlalu banyak." Petugas laundry itu terkejut karena Biru memberinya tip yang menurutnya terlalu banyak.

"Itu nggak salah." Sahut Biru dengan menyunggingkan senyum tipis. Petugas laundry itu semakin termangu dibuatnya, senyuman Biru begitu mempesona meski sangat tipis.

"Maaf, saya harus kembali." Tegur Biru yang risih karena petugas laundry itu terus memandanginya seolah dia sedang ditelanjangi.

"Ohh, I-iya, Mas, eh-, Pak. Kalau begitu, saya permisi." Ujar petugas laundry itu. Biru hanya menganggukkan kepala sambil menutup pintu, tanpa menunggu petugas laundry itu pergi lebih dulu.

Setelah menutup pintu, Biru kemudian berbalik dan hendak kembali ke kamar. Namun dia dibuat terkejut saat mendapati Jingga berdiri tak jauh darinya, sedang melayangkan tatapan tajam dengan tangan bersedekap.

STILL IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang