Bantu Liam

1.3K 178 9
                                    

"Bisa dibilang aku adalah anggota keluarga kerajaan. Kaisar Ariga lah yang dulu mengadopsi diriku yang tersesat di perbatasan Barat negeri Alrancus. Setelah menginjak remaja, aku diusir dari istana karena melanggar perintah dan aturan Pangeran Xiendra. Akan tetapi Kaisar tidak membiarkan aku luntang-lantung. Kaisar mengirimku ke akademi militer yang dikembangkan oleh adik sepupunya, yakni Pangeran Giler. Dan kini aku sering bolak-balik menyelinap ke istana."

Ekspresi wajah Liam dan Chandi berbeda. Saat menceritakan tentang masa kecilnya dengan Pangeran Xiendra, Liam tampak menahan kesal dan sebal. Berbeda dengan Chandi yang malah memeluk dirinya sendiri, memandang jauh dengan pandangan memuja.

"Wah, Pangeran Xiendra sudah sangat hebat sejak kecil," puji Chandi dengan senyum lebar.

Liam langsung menggetok kepala Chandi, menyadarkan gadis itu yang sepertinya sangat tergila-gila pada Pangeran Xiendra. "Kau belum pernah merasakan dilempar oleh Pangeran Xiendra. Bila sudah tahu rasanya, kau tidak akan mengidolakan dirinya lagi."

Tak peduli atas jitakan Liam, Chandi masih saja terpesona pada cerita Liam. Ia membayangkan bagaimana kerennya Pangeran Xiendra yang bisa melempar Liam hanya dengan satu tangan. Terbayang juga ekspresi dingin dan nada bicara Pangeran Xiendra waktu itu. Sungguh-sungguh keren walaupun hanya dibayangkan saja.

Pada akhirnya Liam menyerah untuk menyadarkan Chandi. Biarlah Chandi mengidolakan Pangeran Xiendra itu. Tujuan utamanya datang ke istana adalah untuk bertemu dengan Putri Xianna. Jangan sampai Pangeran Xiendra lebih dulu tahu kedatangannya sebelum ia menemui Putri Xianna.

"Chandi," panggil Liam.

Chandi menoleh.

"Kau bisa membantuku, kan?" Liam memandang Chandi penuh harap. Seolah hanya Chandi harapan satu-satunya untuk hidupnya. Tentu saja Chandi menjadi tak tega jika mengatakan tidak.

* * * *

"Pangeran, hamba yakin Liam pasti menemui Putri Xianna seperti biasanya," ucap Drata pada Pangeran Xiendra yang sedang duduk di depan meja kerja.

Urusan prajurit yang pingsan sudah ditangani dan sudah digantikan dengan prajurit lain. Tanpa harus mengecek atau menganalisis, Pangeran Xiendra sudah tahu ulah siapa itu. Liam, tentu saja kejadian seperti ini adalah ulah Liam. Pria itu akan datang dua kali dalam seminggu untuk menemui Putri Xianna.

Yang membuat Pangeran Xiendra geram adalah Kaisar tidak pernah menghukum Liam yang menyusup ke dalam istana. Kaisar akan mengatakan 'semua salahmu. Jika kau tidak melarangnya bertemu dengan Putri Xianna, dia tidak akan nekad menyusup'. Berakhirlah dirinya yang disalahkan.

Akan tetapi ia akui bahwa ia pantas disalahkan. Liam tidak pernah melakukan kejahatan sekalipun, bahkan pria itu juga termasuk pria yang pantas untuk dijadikan sebagai teman Putri Xianna. Akan tetapi firasatnya selalu mengatakan untuk memisahkan Putri Xianna dan Liam. Oleh sebab itu ia melarang Liam menemui Putri Xianna bahkan mengusir Liam dari istana dengan tuduhan melanggar perintah seorang Pangeran Xiendra.

"Tenang saja. Sekarang sudah ada Chandi. Dia pasti akan memberantas penyusup yang akan menemui Xianna," ucap Pangeran Xiendra tanpa mengalihkan pandangan dari tumpukan buku-buku laporan.

Drata mengangguk percaya pada ucapan Pangeran Xiendra. Mereka sudah mengetahui bahwa Chandi memiliki kekuatan supranatural karena gadis itu sendiri yang jujur. Akan tetapi Pangeran Xiendra tidak mengetahui Chandi memiliki kekuatan jenis apa karena ada sesuatu yang menutupi kekuatan gadis itu.

Sedangkan di lain tempat, Chandi sedang berjaga di depan pintu kamar Putri Xianna. Sementara di dalam kamar, Putri Xianna sedang bermain dan bercanda dengan Liam. Wajah cantik Putri Xianna yang selalu pucat kini tampak cerah dan bahagia. Senyuman manis menghiasi wajahnya yang cantik dan lembut. Liam pun merasa bahagia melihat tawa Putri Xianna.

"Sekarang aku merasa lega. Kakak tidak akan datang tiba-tiba seperti biasanya. Jika kakak datang, Chandi pasti akan memberitahu dan menghadangnya sebentar agar kau bisa kabur diam-diam," ucap Putri Xianna sembari tertawa kecil.

Liam tertawa juga. "Hm, aku bersyukur. Mungkin Pangeran Xiendra tak tahu bahwa aku dan Chandi adalah teman akrab." Kemudian Liam mengusap lembut pucuk kepala Putri Xianna. "Aku senang sekali kondisi tubuhmu sudah membaik."

Putri Xianna mengangguk. "Aku juga tidak menyangka bahwa rendaman air mawar hitam itu benar-benar mujarab. Kini aku tidak pernah lagi muntah darah setiap malam."

Liam tersenyum lembut. Terpancar kasih sayang dari tatapan Liam pada Putri Xianna. "Maafkan aku yang belum bisa menemukan obat penyembuhmu."

Putri Xianna menggeleng. "Kau tidak bersalah. Lagi pula sekarang sudah ada obatnya. Mawar hitam dari gunung hutan hitam."

Seketika ekspresi wajah Liam berubah, tampak terkejut dan tegang. Tentu saja Putri Xianna heran mengapa ekspresi wajah Liam berubah. "Ada apa?" tanya Putri Xianna.

"Mawar hitam dari gunung hutan hitam?" tanya Liam seolah ia belum yakin atas ucapan Putri Xianna tadi.

Putri Xianna mengangguk membenarkan.

"Apakah itu mawar hitam yang langka? Yang hanya tumbuh mekar satu tahun sekali?" tanya Liam lagi.

Putri Xianna mengangguk. "Yang aku dengar begitu. Di gunung hutan hitam ada beberapa mawar hitam. Yang lainnya adalah mawar hitam biasa. Yang bisa mengobati penyakitku adalah mawar hitam yang hanya mekar satu tahun sekali. Keberadaannya dekat lembah."

Tiba-tiba Liam berdiri. Terlihat ekspresi khawatir dan panik. Tanpa berkata-kata apa-apa pada Putri Xianna, Liam langsung keluar kamar, membuat Putri Xianna heran dan bingung.

Begitu membuka pintu, Liam langsung menyerat Chandi sedikit menjauh dari pintu kamar Putri Xianna. Chandi yang diseret begitu saja sempat memberontak sebelum pada akhirnya menurut saat Liam meletakkan telunjuk di depan bibir.

"Ada apa?" tanya Chandi marah akan tetapi sembari berbisik.

"Apakah kau sudah gila?! Kau memberikan mawar hitam itu pada Pangeran Xiendra?!" bentak Liam dengan berbisik pula.

Ya, Liam telah mendengar kabar bahwa Pangeran Xiendra telah berhasil membawa bunga mawar hitam untuk obat Putri Xianna, akan tetapi ia tidak tahu bahwa mawar hitam yang dimaksud adalah mawar hitam yang dijaga dan dipelihara oleh Chandi.

Chandi langsung mencubit lengan Liam. Chandi sedang kesal sekarang. "Kata siapa aku memberikan mawar hitam itu begitu saja? Pangeran Xiendra yang tampan itu mencurinya. Aku bisa sampai disini dan menjadi pengawal Putri Xianna karena aku mengejar mawar hitam itu sampai ke sini." Kemudian Chandi membuat ekspresi menangis. "Aku tidak menyangka aku malah tertangkap. Kemudian jika aku tidak ingin dijatuhi hukuman sebagai penyusup, aku harus menjadi pengawal Putri Xianna."

Chandi sok mengusap pipinya yang nyatanya tak ada setetes pun air mata. "Aku pikir aku masih memiliki kesempatan untuk merebut kembali mawar hitam itu. Ta-tapi ... aku terlambat. Mawar hitam itu sudah direbus. Huaaaa ...."

Liam tidak peduli bagaimana lebaynya Chandi saat ini. Ekspresinya masih serius mengkhawatirkan Chandi. "Lalu bagaimana dengan dirimu? Mawar hitam itu sangat penting untuk mu. Padahal kau bisa jujur pada Pangeran Xiendra dan meminta Pangeran Xiendra untuk mencari mawar hitam langka itu di tempat lain."

Mata Chandi langsung membulat. "Memangnya masih ada di tempat lain?"

Liam menghela nafas. "Ada. Tapi sepertinya cukup mustahil bila kau yang mengambilnya. Bunga mawar hitam itu ada di negeri Chaulus." Liam menatap pada mata Chandi. "Kau tahu sendiri ayahmu paling melarang dirimu ke Chaulus. Tempat itu memang sangat berbahaya untuk dirimu."

Sedang mengobrol berbisik-bisik, Chandi dan Liam mendengar suara langkah kaki dari luar istana Pangeran. Sudah dapat dipastikan bahwa orang yang datang adalah Pangeran Xiendra dan Drata. Karena siapa lagi yang bisa keluar masuk pada malam hari seperti ini jika bukan Pangeran Xiendra dan Drata.

Chandi dan Liam langsung panik.

Kira-kira ketahuan gak ya? Kalau ketahuan apa yang akan terjadi?

Amora Gadungan Dan PawangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang