Pelukan Terakhir

1.3K 178 18
                                    

"Apa? Dijodohkan dengan Pangeran Xiendra?" Chandi menatap ayah kandungnya lama. Matanya tak berkedip saking terkejutnya.

Melihat reaksi Chandi yang luar biasa terkejut, Raja Elton tertawa. Tawa Raja Elton memenuhi ruang utama istana Raja. Asal kalian tahu, baru-baru ini Raja Elton sering tertawa lepas, lebih tepatnya setelah mengetahui bahwa Chandi adalah anak kandungnya. Baginya Chandi selalu menghibur walaupun selalu dan selalu membuat pusing.

"Ayah tidak bergurau?" tanya Chandi tidak percaya.

Permaisuri Hera yang duduk di samping Chandi juga tertawa terhadap reaksi Chandi. "Iya Sayang, kami tidak bercanda. Jika kau tidak percaya, kau bisa tanyakan kepada ayah Haikalmu itu. Dia yang mengusulkan ini pada ayahmu."

Chandi yang memang sebenarnya sudah tidak bisa diam tak bisa lagi menahan diri untuk tidak berdiri. "Ayah Haikalku?" Mata Chandi mengisyaratkan sebuah kebahagiaan serta keterkejutan.

Raja Elton mengangguk. "Hm."

Tanpa permisi, Chandi langsung berlari keluar sambil meneriakkan nama Haikal. "Ayah Haikalku!!!"

Lari Chandi sungguh cepat, dua penjaga pintu utama istana Raja sampai dibuat melongo. "Putri Chandi memang lain dari yang lain."

"Ingat apa kata Yang Mulia Raja, Putri Chandi adalah penunggu dan penjaga gunung hutan hitam di Alrancus yang terkenal angker itu. Sudah pasti Putri kita yang satu ini bukan orang yang sembarangan," timpal yang satunya lagi.

"Ayah!" Chandi berlari ke kediaman tamu yang mana beberapa kamar sudah dijadikan kediaman tetap Haikal dan juga tiga anak buahnya. "Ayah! Ayah! Ayah!"

Brak!

Haikal terkejut bukan main saat tiba-tiba Chandi mendobrak pintunya. Ingat! Bukan membuka pintu dengan keras, melainkan mendobrak. Ini masih pagi sehingga ia masih mengunci pintu kamar. Tak disangka Chandi akan mendobraknya.

Haikal yang baru selesai memakai jubah hitam langsung berbalik menghadap putrinya. "Ada apa Chandi?"

Chandi diam di ambang pintu. Nafasnya ngos-ngosan karena baru saja berlari dari istana Raja sampai ke kediaman tamu. Jangan kira jaraknya dekat ya.

"Chand- wow!"

Haikal terkejut lagi karena tiba-tiba Chandi berlari lalu memeluknya dengan erat. Tak hanya memeluknya dengan erat, bahkan Chandi mengangkat tubuhnya dan berputar-putar. Oh Tuhan! Tinggi tubuh Chandi lebih pendek dari dirinya dan juga besar tubuhnya juga jauh berbeda. Bisa-bisanya putrinya ini mengangkat tubuhnya dengan mudah sambil berputar. Tak perlu ditanya lagi, Chandi pasti menggunakan kekuatan Amora.

"Chandi cukup! Ayah pusing!" keluh Haikal saat dia mulai merasa pusing.

"Hehehe." Untungnya Chandi menuruti perintahnya dan menghentikan aksi gilanya.

Setelah Chandi berhenti, dia memperbaiki jubah hitamnya yang sedikit acak-acakan. Ia lirik Chandi yang sepertinya tengah bahagia setengah mati. "Mengapa pagi-pagi sudah begini? Ada apa?"

Chandi kembali memeluk Haikal. "Terima kasih, Ayah. Terima kasih sudah menjodohkan aku dengan Pangeran Xiendra. Aaaaa! Senangnya!"

Haikal ber-oh saja dalam hati. Ternyata ini yang membuat putrinya sangat bahagia, yakni dijodohkan dengan orang yang putrinya sukai. "Hm. Ayah hanya ingin yang terbaik untukmu. Ayah pikir Pangeran Xiendra sangat cocok untukmu. Ayah juga sudah mengirim surat untuk Kaisar Ariga. Dia pasti akan menyampaikan perjodohan pada Pangeran Xiendra juga."

Sedangkan di istana Alrancus, Kaisar Ariga sedang berhadapan dengan Pangeran Xiendra di ruang kerja Kaisar. Pagi-pagi seperti ini Kaisar sudah sarapan dan sudah berada di ruang kerjanya karena dia tidak pernah bisa bersantai sementara yang ia urus adalah negeri yang besar. Tapi kali ini Kaisar Ariga tidak sedang membahas soal masalah dalam negeri. Walaupun bukan masalah Alrancus, namun Kaisar Ariga terlihat sangat serius.

Amora Gadungan Dan PawangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang