"Ha." Pangeran Xiendra membuka mata sambil menarik nafas panjang dan dalam.
Melihat Pangeran Xiendra membuka mata, Raja Elton dan Permaisuri Hera langsung menghampiri. Mereka panik dan ingin segera bertanya. Akan tetapi sebelum mereka bisa menatap Pangeran Xiendra, Pangeran Xiendra memalingkan wajah lebih dulu. Pangeran Xiendra menutup matanya menggunakan telapak tangan.
"Ada apa, Pangeran? Apa yang terjadi?" tanya Raja Elton panik. Raja Elton mengira telah terjadi sesuatu pada Pangeran Xiendra karena Pangeran Xiendra menutup matanya.
Pangeran Xiendra menggeleng. "Yang Mulia, tolong ambilkan penutup mata itu." Pangeran Xiendra menunjuk kain hitam yang tadi diletakkan di atas meja.
Tanpa banyak bertanya Raja Elton langsung mengambilkan kain penutup mata lalu diserahkan pada Pangeran Xiendra.
"Pangeran, mengapa Chandi belum sadar?" Permaisuri Hera khawatir pada Chandi.
Setelah mengikat penutup mata di kepala, Pangeran Xiendra menatap Chandi. Pangeran Xiendra pun tak mengerti mengapa Chandi belum sadar padahal ia sudah membawa sukma Chandi.
"Chandi, buka matamu." Pangeran Xiendra genggam tangan Chandi yang kini terasa dingin.
Tapi tak lama kemudian tangan Chandi kembali menghangat. Berselang beberapa detik kemudian Chandi terbatuk.
"Chandi." Permaisuri Hera bernafas lega.
Chandi membuka matanya perlahan. Tapi begitu matanya terbuka sepenuhnya, Pangeran Xiendra, Raja Elton, dan Permaisuri Hera malah terkejut.
Setelah kesadaran Chandi sepenuhnya pulih, ia menyadari ekspresi dari orang tuanya dan juga Pangeran Xiendra. "Kalian kenapa? Tak suka aku terbangun?"
Pangeran Xiendra menggeleng. Ragu-ragu Pangeran Xiendra menyentuh pelupuk mata Chandi. "Apa yang terjadi padamu, Chandi? Mengapa matamu ...."
Tiba-tiba Chandi menyingkirkan tangan Pangeran Xiendra lalu menutup kedua belah matanya. "Ada apa? Apakah ada tahi mata di mata hamba? Oh, betapa memalukan. Ini pasti karena hamba tertidur terlalu lama."
Pangeran Xiendra menggeleng. Dengan lembut Pangeran Xiendra tarik kedua tangan Chandi turun. Ia ingin Chandi menatap matanya. "Bukan. Tapi matamu ... matamu menyerupai mata ... Iblis Hitam."
"Hah!" Chandi memekik sambil bangkit. Ia menatap Pangeran Xiendra dengan mata hitam melotot. "Tak mungkin. Bagaimana bisa? Tidak mungkin mata cantik hamba berubah menjadi mata iblis hitam yang mengerikan."
Chandi menoleh pada ayah dan ibunya, menatap orangtuanya untuk memberitahu apa yang kedua orangtuanya lihat.
Raja Elton mengangguk. "Benar. Matamu berubah Chandi."
"Hah!" Chandi memekik lagi.
Buru-buru Chandi turun dari tempat tidur lalu menghampiri kaca besar di dinding. Begitu ia menatap pantulannya, Chandi melompat mundur dengan takut. "Aaaaa! Hantu ...!"
Chandi berlari menghampiri Pangeran Xiendra. Ia peluk Pangeran Xiendra dengan sangat erat, menyembunyikan wajahnya di dada Pangeran Xiendra. "Pangeran, ada hantu! Itu bukan hamba. Itu hantu!"
Brak!
Pintu dibuka kasar dari luar. Ternyata yang membukanya adalah Kaisar Ariga. Di belakang Kaisar Ariga ada Permaisuri Sharma, Liam, dan Drata. Kaisar Ariga mendengar suara teriakan Chandi, oleh sebab itu cepat-cepat Kaisar Ariga datang bersama Permaisuri Sharma.
"Ada apa?" tanya Kaisar Ariga yang masih berdiri di ambang pintu.
Tak seperti Kaisar Ariga, Liam langsung berlari ke dalam kamar. Ia tarik Chandi dari pelukan Pangeran Xiendra lalu memeriksa Chandi dari ujung kaki hingga ujung kepala. Setelah tahu Chandi baik-baik saja, Liam langsung memeluk Chandi dengan erat. Liam bahkan tak peduli dengan mata Chandi yang berubah.
"Syukurlah kau baik-baik saja."
Belum sempat membalas pelukan Liam, Pangeran Xiendra lebih dulu menarik Chandi kembali ke dalam pelukannya. "Jangan sentuh calon istriku."
Liam menghela nafas. Ternyata Pangeran Xiendra tak hanya sangat posesif pada Putri Xianna, pada Chandi pun posesif juga. Padahal ia dan Chandi sama-sama menganggap satu sama lain sebagai teman. Atau lebih tepatnya sebagai kakak beradik.
"Maaf, Pangeran. Hamba hanya sangat mengkhawatirkan Chandi."
Permaisuri Sharma datang menghampiri Chandi. Saat akan menarik Chandi untuk melihat kondisinya, Pangeran Xiendra menahan tangannya. "Jangan Ibu, nanti Ibu terkejut."
Permaisuri Sharma mengerutkan kening. "Kenapa?"
"Putri Xianna telah sadar. Muntah darahnya telah berhenti. Dia berkata bahwa dia diselamatkan oleh Chandi di dalam mimpi. Kalau bukan karena Chandi, mungkin dia sudah mati ditusuk oleh puluhan pisau. Terakhir sebelum tak sadarkan diri, dia melihat Chandi diserang habis-habisan oleh Thanu dan Dalior. Dia melihat Chandi diikat oleh rantai berkekuatan gaib. Mengetahui itu ayah langsung berlari ke sini. Ayah semakin panik begitu mendengar suara teriakan Chandi," ucap Kaisar Ariga yang sudah memasuki kamar.
Kaisar Ariga berhadapan dengan Pangeran Xiendra yang berdiri memeluk Chandi. "Xiendra, tak perlu ada yang ditutupi. Ceritakan lah apa yang terjadi. Raja Elton dan Permaisuri Hera pasti ingin tahu apa yang terjadi pada putri mereka."
Yang dikatakan oleh Kaisar Ariga sangat benar. Pangeran Xiendra pun menceritakan semua yang terjadi dengan sangat detail. Semuanya tentu terkejut mendengarnya. Setelah selesai bercerita, Pangeran Xiendra melepaskan pelukannya dan membiarkan semua orang melihat mata Chandi.
"Kini matanya berubah," ucap Pangeran Xiendra.
Tiba-tiba saja Chandi menangis. "Ibu ... apakah kini aku tidak cantik lagi? Huaaa ...."
Permaisuri Hera memeluk Chandi dan mengusap kepala Chandi. "Putri ibu selalu cantik. Justru keren memiliki mata yang berbeda dari gadis lainnya."
Sedangkan Drata, di belakang Kaisar Ariga, Drata memperhatikan Chandi lama. Ia masih merasakan aura hitam yang kuat.
Sring! Drata terkejut dan mundur selangkah saat pedang Pangeran Xiendra tiba-tiba terhunus di depan matanya.
"Apa yang kau lihat?" Pangeran Xiendra menatap tajam.
Drata membungkuk. "Ampun, Pangeran. Hamba tidak memiliki maksud lain. Hamba hanya merasa ada yang aneh pada Putri Chandi. Kini aura Amoranya telah berganti dengan aura iblis hitam. Dan aura iblis hitam ini memiliki aura yang sama dengan suku iblis hitam hamba. Yakni harimau hitam."
Iblis harimau hitam adalah suku iblis hitam yang biasanya suka berburu. Jika bertarung, mereka akan mengeluarkan taring dan cakar seperti harimau. Bahkan jika kekuatannya sudah penuh, iblis ini bisa berubah wujud menjadi monster harimau.
"Maksud hamba, sepertinya kekuatan Amora telah ditekan oleh kekuatan iblis hitam. Mungkin sosok Zamon yang ada di alam mimpi itu bukan Zamon sungguhan. Sukma tidak bisa dirasuki lagi, Pangeran. Terkecuali ...."
"Terkecuali apa?" tanya Pangeran Xiendra.
"Terkecuali sosok Zamon itu adalah bentuk kekuatan iblis hitam yang Zamon miliki. Dia mungkin melakukan pemisahan jiwa. Dia memisahkan jiwa iblisnya dan menjadi manusia biasa. Setelah jiwa iblisnya terpisah, jiwa kekuatan iblis itu dilempar pada Putri Chandi. Lalu dalam alam mimpi itu, kekuatan iblis Zamon masuk pada jiwa Putri Chandi. Jadi kini Putri Chandi adalah Amora yang memiliki kekuatan iblis hitam. Dengan begitu aura Amora pun ditekan oleh aura iblis hitam," jelas Drata.
"Yang bisa melakukan pemindahan kekuatan dan pemisahan jiwa tanpa ritual ribet adalah Peramal Ramon. Jadi mungkin Haikal ...." gumam Kaisar Ariga yang bisa terdengar jelas oleh yang lainnya. "Tapi untuk apa?"
Wah, ternyata waktu itu Zamon bukan disakiti oleh Haikal Guys. Tapi mereka melakukan pemisahan jiwa iblis hitam dari Zamon. Penasaran? Kuy baca episode selanjutnya. Tapi besok ya. Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora Gadungan Dan Pawangnya
Romance(Bukan reinkarnasi, time travel, ataupun beda dimensi, tapi dijamin seru. Jangan cuma baca episode 1, lanjut baca sampai 10 episode. Klau tidak seru, saya relakan Anda pergi) 'Amora Gadungan' itulah julukan yang diberikan Pangeran Xiendra pada seora...