Tiga Paman Pangeran Xiendra

1.2K 173 11
                                    

Rombongan Chandi dan Raja Elton sudah tiba di istana Alrancus siang ini setelah menempuh perjalanan 15 hari. Di depan istana utama rombongan mereka disambut langsung oleh Kaisar Ariga, Permaisuri Sharma, dan Pangeran Xiendra.

Baru saja kereta kuda berhenti, Chandi sudah loncat keluar tanpa menunggu pengawal memberikan tangga. Permaisuri Hera yang melihat aksi Chandi hanya bisa menjerit dari dalam kereta kudanya.

"Chandi hati-hati!"

Chandi berhasil mendarat sempurna lalu tersenyum lebar selebar-lebarnya. Kemudian Chandi membungkuk. "Hormat hamba Yang Mulai Kaisar negari Alrancus, Permaisuri Sharma dan ...." Chandi mengangkat kepala sedikit lalu mengedipkan sebelah mata pada Pangeran Xiendra. "Calon suami."

Drata yang berdiri di belakang Pangeran Xiendra sampai bergidik ngeri melihat tingkah genit Chandi. Saraf.

Semuanya tertawa melihat tingkah Chandi terkecuali Pangeran Xiendra yang malah menggeleng-gelengkan kepala. Tapi tanpa diduga, tiba-tiba Chandi berlari kearahnya dan langsung meloncat ke dalam pelukannya. Tak hanya meloncat dan memeluk, Chandi pun melingkarkan kedua kakinya di pinggang Pangeran Xiendra.

"Astaga!" Semuanya terkejut, terutama Raja Elton. Sebagai ayah Chandi, ia sangat malu.

Pangeran Xiendra sangat terkejut sampai tubuhnya kaku dan tegang. Wajahnya sampai memerah karena malah ia yang malu atas perlakuan Chandi terhadapnya.

Dengan satu tangan Pangeran Xiendra berusaha untuk melepas tangan Chandi yang melingkar di lehernya. Namun sangat sulit karena Chandi memeluk lehernya dengan begitu erat. "Chandi lepaskan!" geram Pangeran Xiendra.

Chandi menggeleng. "Hamba sudah sangat merindukan Pangeran. Sudah dua bulan tidak bertemu, rasanya hamba hampir mati karena menahan rindu."

Pangeran Xiendra berdecak mendengar kata gombalan Chandi. Ia pikir Chandi terlalu berlebihan. "Chandi cepat lepaskan! Kau tidak malu pada semua orang?"

Chandi malah cengengesan dan tiba-tiba ....

Cup. Chandi mengecup pipi kanan Pangeran Xiendra hingga wajah Pangeran Xiendra merah padam.

Yang lain melotot lebar seketika, sedangkan para pelayan dan penjaga yang menyambut langsung menundukkan kepala.

"Chandi, apa yang kau lakukan?" Raja Elton langsung turun tangan. Dia menghampiri putrinya yang bergelayut seperti monyet di tubuh Pangeran Xiendra lalu berusaha menariknya. "Cepat lepaskan."

Chandi menggeleng dan sedikit menoleh kebelakang untuk melihat ayahnya. "Tidak Ayah. Aku sangat merindukan Pangeran Xiendra. Lagi pula memangnya tidak boleh mencium calon suami sendiri?"

"Bukan begitu, tapi ini keterlaluan. Pangeran Xiendra tidak pernah diperlakukan seperti ini, dia risih. Jangan buat Pangeran Xiendra marah, Chandi. Jika Pangeran Xiendra marah, dia bisa saja membatalkan pernikahan." Raja Elton mencoba menakut-nakuti Chandi.

Chandi mengangguk. "Baiklah, tapi sebentar lagi. Aku masih ingin memeluk Pangeran Xiendra."

"Tapi tidak begini cara memeluknya, Chandi." Raja Elton hampir kehilangan kesabaran. Dia tidak ingin Chandi malu nantinya.

Tanpa sepengetahuan siapapun, tangan Pangeran Xiendra yang sedang berusaha melepaskan tangan Chandi mengeluarkan kekuatan Pheonix putih. Dan tak disangka Chandi mengeratkan pelukannya menggunakan kekuatan Amora pula. Akhirnya Pangeran Xiendra pasrah. Sebenarnya bisa saja ia berlaku kasar untuk melepaskan Chandi, akan tetapi ia tidak akan melakukan itu mengingat janjinya untuk menjaga Chandi.

Pangeran Xiendra menghela nafas panjang. "Ini peringatan, Chandi. Lepaskan atau aku melepasmu dengan paksa."

Chandi terkekeh, tak menunjukkan bahwa ia merasa malu ataupun merasa bersalah. Tapi karena sepertinya ancaman Pangeran Xiendra kali ini sungguhan, akhirnya Chandi pun turun dari tubuh Pangeran Xiendra.

Amora Gadungan Dan PawangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang