Mata Pangeran Xiendra

1.3K 198 29
                                    

Besok adalah hari pernikahan Pangeran Xiendra dan Chandi, namun Pangeran Xiendra belum pulang ke istana. Janji Pangeran Xiendra pada Chandi hanya dua hari, namun ini sudah enam hari dan Pangeran Xiendra belum pulang. Persiapan pesta pernikahan sudah disiapkan sejak lima hari lalu, bahkan para tamu dari kerajaan dan negeri tetanggapun sudah berdatangan.

Namun tentang Pangeran Xiendra yang belum pulang telah dirahasiakan oleh Kaisar Ariga. Ia tidak ingin putranya menjadi buah bibir para pejabat dan juga rakyat Alrancus karena dinilai tidak menghargai pernikahan kali ini.

Sedangkan di dalam kamar Chandi, Chandi sudah uring-uringan sejak kemarin. Ia ingin mencari Pangeran Xiendra namun dilarang oleh ibunya. Ibunya berkata seorang calon pengantin tak boleh berkeliaran di luar rumah. Dan ibunya berkata bahwa ia harus percaya pada Pangeran Xiendra.

"Lifys," panggil Chandi pada Lifys yang sedang menyusun hadiah-hadiah berupa perhiasan dari kerajaan-kerajaan tetangga.

Lifys langsung menunda pekerjaan dan menghadap. "Ada yang bisa hamba bantu, Putri?"

Chandi yang sedang berbaring di tempat tidur bangun terlebih dahulu sebelum memerintah Lifys. "Tolong ambilkan kotak yang waktu itu aku pinta letakkan di lemari pakaianku."

Lifys langsung mengangguk. Pasti yang Chandi maksud adalah kotak perhiasan kecil berukir emas. Saat dimintai menyimpankan kotak perhiasan itu, ia sempat merasa penasaran, akan tetapi ia simpan rasa penasaran itu karena ia bukan tipe orang yang suka bertanya.

Setelah mendapatkan kotak yang diminta oleh Chandi, Lifys kembali menghampiri Chandi lalu menyerahkan kotak tersebut. "Ini, Putri."

Chandi mengambil kotak itu lalu mengeluarkan isinya. Begitu melihat apa yang selama ini Chandi simpan di dalam kotak perhiasan itu, Lifys langsung melongo terpukau. Bukan emas, berlian, ataupun perhiasan lainnya, melainkan yang disimpan oleh Chandi adalah kain putih panjang bersulam benang emas. Sulaman itu sangat rapi dan indah. Burung Phoenix lah yang menjadi motif di kain putuh itu.

"Wah, sangat indah. Siapa yang memberikan kain ini, Putri? Apakah Pangeran Xiendra?"

Chandi langsung melotot tajam, tatapan tajamnya semakin tajam karena sekarang matanya aneh menurut Lifys. "Enak saja. Ini aku sendiri yang membuat. Justru aku yang akan memberikan ini pada Pangeran Xiendra."

Lifys berpikir keras. Kapan Chandi keluar istana Alrancus untuk membeli kain putih itu? Atau jika pun betul buatan Chandi, sejak kapan Chandi membuatnya? Ia tidak pernah melihat Chandi menyulam.

"Tapi kapan Anda membuatnya? Dan seingat hamba Anda tidak pernah meminta hamba untuk mengambilkan kain putih dan benang emas," tanya Lifys.

Chandi mengangkat kain penutup mata yang ia buat dengan senyum bangga. "Di kota Flautus, di pasar. Aku membelinya. Kau ingat aku berlarian pagi-pagi? Kain dan benang emas inilah yang aku cari. Dan tentang kapan aku membuatnya, itu rahasia."

Tentu saja rahasia, tidak mungkin ia memberitahu Lifys bahwa ia membuat kain penutup mata ini menggunakan sihirnya. Jika menyulam sendiri, ohoho, sejak kapan ia belajar menyulam. Jangankan menyulam, menjahit pun ia tidak pernah.

Lifys mengangguk saja.

Tok tok tok

"Putri Chandi, Pangeran Xiendra ingin bertemu."

Suara Drata membuat Chandi terkejut sekaligus gembira. Kain putih yang ia pegang pun ia lemparkan ke sembarang arah lalu melompat dari tempat tidur.

"Astaga!" Lifys terkejut melihat lompatan Chandi jauh sekali. Menurut nalar, lompat dari tempat tidur sampai ke depan pintu tidak akan mungkin karena sangat jauh.

Amora Gadungan Dan PawangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang