"Ketua, jangan memaksakan diri. Lebih baik kita beristirahat dulu. Dari sini butuh beberapa jam lagi untuk sampai di istana Alrancus. Lebih baik kita teruskan perjalanan besok pagi," bujuk Ryuni.
Ryuni, Zamon, Harlos mengikuti Chandi sambil terus membujuk Chandi agar mencari penginapan. Sayangnya Chandi keras kepala. Dia ingin segera sampai, ingin menemui Pangeran Xiendra dan memastikan kebenaran tentang perjodohan itu.
Zamon tak tahan lagi dengan Chandi yang keras kepala, berakhir ia menarik tangan Chandi untuk berhenti. "Ketua, Anda sedang terluka. Bagaimana jika nanti terjadi sesuatu?"
Chandi menarik tangannya dengan kasar. "Aku akan baik-baik saja."
Harlos tak banyak bicara. Dia cenderung lebih pendiam dari pada yang lain. Mau Chandi meneruskan perjalanan atau istirahat lebih dulu untuknya tidak masalah. Jika Chandi sudah mengatakan tidak apa-apa berarti memang tidak apa-apa. Dia tahu percuma saja mereka membujuk Chandi jika Chandi dalam mode keras kepala.
Zamon kembali menahan tangan Chandi. "Ketua, lagi pula untuk apa Anda menanyakan soal perjodohan itu? Anda tidak bisa menghentikannya dan Anda tidak memiliki hak untuk menghentikan perjodohan yang telah dibuat oleh Kaisar. Lagi pula belum tentu Pangeran Xiendra itu mau menjawab dan peduli pada apa yang Anda rasakan."
Ryuni mengangguk setuju. "Benar."
Chandi melayangkan tatapan tajam. "Mau dia peduli atau tidak, aku hanya ingin tahu apakah dia menyukai Putri Yufari atau tidak. Lagi pula walaupun aku tak peduli pada perjodohan mereka, ayah tetap memerintahkan diriku untuk pergi ke istana Alrancus segera."
Zamon menghela nafas. Ia berusaha untuk mengendalikan emosinya. "Baiklah, tapi tidak sekarang. Hari sudah hampir malam, tubuh Anda butuh istirahat. Bila perlu kita ketabib lebih dulu untuk mengobati demam Anda."
Zamon dan yang lainnya tahu bahwa luka dalam Chandi tidak bisa diobati oleh obat tabib saja, akan tetapi sayangnya Chandi tidak bisa mengobati lukanya sendiri karena harus menyembunyikan kekuatannya.
"Tidak, aku tidak betah tinggal di penginapan. Lepaskan aku!" Chandi mencoba melepaskan diri, tapi sayang tenaga Zamon lebih kuat.
Tak ada cara lain, Chandi menggunakan sedikit kekuatannya untuk melepaskan diri dari cekalan tangan Zamon. Zamon mundur kebelakang karena dorongan dari kekuatan Chandi. Dia sempat terkejut, akan tetapi ia kembali mengikuti Chandi dari belakang. Ia tidak akan memaksa Chandi lagi. Ternyata memang benar-benar percuma melawan keinginan Chandi.
Akhirnya mereka meneruskan perjalanan. Saat keluar dari kota Balaqi, mereka berbelok ke kanan, tidak mengikuti jalan besar. Mereka akan masuk istana lewat jalur belakang, yakni hutan istana.
Mereka telah menempuh setengah perjalanan. Butuh tiga jam untuk sampai di hutan istana. Kini mereka baru sampai di perbatasan desa Balaqi dan hutan istana. Chandi menghentikan langkahnya karena kakinya terasa pegal.
"Istirahat sebentar," pinta Chandi dan anak buahnya pun langsung menuruti.
Setelah istirahat kurang lebih lima belas menit, mereka berniat melanjutkan perjalanan. Akan tetapi saat baru berdiri, tiba-tiba mereka diserang. Panah-panah melesat ke arah mereka. Beruntung Chandi yang menyadari datangnya serangan langsung membuat tameng pelindung untuk mereka berempat. Cahaya biru membulat, mengelilingi mereka dan melindungi mereka dari serangan anak panah.
Ryuni langsung lemas. Jika saja Chandi tidak memiliki kekuatan, mereka sudah pasti mati terkena puluhan anak panah. Sedangkan Zamon dan Harlos mengeluarkan pedang mereka. Mereka juga terkejut, akan tetapi mereka langsung siaga.
Chandi masih memasang pelindung untuk mereka, menunggu hujan anak panah itu berhenti. Ia berharap penyerang cepat menghentikan panahannya karena ia merasa sudah lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora Gadungan Dan Pawangnya
Romance(Bukan reinkarnasi, time travel, ataupun beda dimensi, tapi dijamin seru. Jangan cuma baca episode 1, lanjut baca sampai 10 episode. Klau tidak seru, saya relakan Anda pergi) 'Amora Gadungan' itulah julukan yang diberikan Pangeran Xiendra pada seora...