Kaki dan tangan Chandi di rantai. Dua orang pria berbadan kekar memegang rantai yang mengikat Chandi agar Chandi tak bisa memberontak. Di depan Chandi duduk semua anggota keluarga kerajaan, kecuali Putri Xianna yang masih belum mau keluar dari kamarnya. Sedangkan di belakang Chandi, ada seorang algojo yang memegang cambuk. Cambuk akan dilecutkan hingga Chandi berbicara jujur.
"Katakan dengan jujur, kau yang meracuni Putri Yufari?" tanya Kaisar Ariga lantang.
Chandi menggeleng.
Ctar!
"Akh!" Chandi yang pada dasarnya tak bisa menahan rasa sakit walaupun sedikit langsung menangis. "Sakit ...."
"Kau tahu itu sakit. Maka mengakulah!" teriak Raja Elton marah. Dia tidak akan mengampuni orang yang menyakiti putri satu-satunya, walaupun kini Putri Yufari sudah melewati masa kritis dan telah sadarkan diri.
Chandi menggeleng lagi. "Bu-bukan hamba. Hiks. Bukan hamba, Pangeran. Tolong percaya pada hamba." Chandi hanya berharap Pangeran Xiendra percaya padanya. Ia tidak peduli yang lain tidak percaya, yang penting Pangeran Xiendra.
Ctar!
Chandi memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya. Kulit punggungnya terasa disayat-sayat oleh pisau dan dihantam oleh kayu besar, rasanya benar-benar sakit. Seumur hidupnya dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti ini.
Chandi menangis tersedu-sedu.
"Katakanlah yang sejujurnya. Jika kau jujur, mengatakan motif yang sebenarnya, dan meminta maaf, mungkin akan ada peringanan," ucap Pangeran Xiendra.
Chandi mengepalkan tangan lalu mengangkat kepala. "Aku berkata tidak ya tidak!" Chandi membentak Pangeran Xiendra bahkan tanpa memakai kata 'hamba' sehingga yang lain terkejut.
Sontak saja Algojo marah dan mencambuk Chandi jauh lebih keras dari sebelumnya. Cambukan kali ini membuat Chandi tersungkur ke depan.
Masih dalam posisi telungkup, Chandi berbicara. "Memang aku yang memasukkan racun ke dalam sup Putri Yufari."
Semuanya langsung melotot, sedangkan Pangeran Xiendra hanya mengetatkan rahang, dan mengepalkan tangan. Dia bukan marah karena calon istrinya diracuni, tapi marah karena Chandi melakukan hal jahat seperti itu.
"Kau!" Raja Elton kembali meninggikan suara.
"Tapi itu semua tanpa aku tahu bahwa itu racun!" Chandi membentak lagi sembari memukul lantai. Lantai yang dipukul oleh Chandi langsung retak dan itu membuat semua orang terkejut.
"Aku tidak meracuni Putri Yufari. Jika aku mau membunuhnya, aku akan membunuhnya dengan kekuatanku, bukan dengan cara pengecut seperti itu," ucap Chandi lagi.
Ctar!
Ctar!
Dua cambukan langsung dicambukan, Chandi kembali menangis. Tenaganya langsung habis setelah memukul lantai dengan sangat kuat, ditambah lagi rasa sakit dari cambukan yang seakan mendera seluruh tubuhnya.
Walaupun lemas, Chandi berusaha untuk bangkit dan duduk kembali. Dia masih menangis tersedu-sedu. "Silahkan cambuk hamba sampai mati. Jawaban hamba akan tetap sama. Hamba tidak meracuni Putri Yufari, hamba tidak melakukan itu karena hamba memang tidak melakukannya. Hamba hanya dijebak."
"Dijebak?" Kaisar Ariga angkat bicara lagi. "Dijebak oleh siapa?"
Chandi menunjuk pelayan pribadi Putri Yufari. "Dia. Dia yang meminta hamba untuk menyampurkan serbuk itu."
Brak!
Selir Vannes menggebrak meja. "Jangan asal menuduh! Dia tidak mungkin melakukan itu karena dia sangat setia. Lagi pula tidak ada alasan yang kuat dia membunuh putriku! Cambuk dia lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora Gadungan Dan Pawangnya
Romance(Bukan reinkarnasi, time travel, ataupun beda dimensi, tapi dijamin seru. Jangan cuma baca episode 1, lanjut baca sampai 10 episode. Klau tidak seru, saya relakan Anda pergi) 'Amora Gadungan' itulah julukan yang diberikan Pangeran Xiendra pada seora...