"Jadi sekarang Anda harus bertanggung jawab."
Prang!
Chandi dan Pangeran Xiendra menoleh bersamaan.
Gelas beserta nampan jatuh ke lantai seketika. Disaat yang bersamaan Drata menyusul datang. "Maaf Pangeran. Putri ...."
Air mata Putri Yufari berlinang sudah. Bibir Putri Yufari sampai bergetar antara menahan tangis dan ingin berkata akan tetapi tak sanggup. "Pa-Pangeran, Anda ...."
Di belakang Putri Yufari, Drata gelagapan. Ia tahu kini Pangeran Xiendra tengah menatap tajam padanya. Ia yang tidak becus menahan Putri Yufari. Ia harus segera bertindak sekarang.
"Mm Putri, Anda salah paham. Dia adalah Chandi, pengawal pribadi Pangeran Xiendra yang terluka itu-"
"Bohong! Dia wanita yang waktu itu dikejar oleh Pangeran Xiendra. Pangeran Xiendra memilih mengejar dia dari pada menyelamatkan diriku yang hampir mati di tangan pembegal." Putri Yufari sudah memotong sebelum Drata selesai berbicara. Ia tidak percaya Chandi adalah pengawal pribadi Pangeran Xiendra. Ia masih ingat kejadian malam itu.
Drata panik. Jika Putri Yufari benar-benar salah paham, maka masalahnya akan semakin besar. Pertama, pertunangan akan dibatalkan. Kedua, hubungan kerajaan Alrancus dan Chaulus pasti akan memanas. Dan ketiga, nama Pangeran Xiendra akan tercoreng. Berita tentang Pangeran Xiendra tidur dengan pengawal pribadinya pasti akan menyebar ke seluruh negeri.
"Putri, dia benar pengawal pribadi Pangeran Xiendra. Dan mereka tidak tidur bersama, mereka hanya-"
"Tidak. Kami memang tidur bersama." Chandi memotong ucapan Drata.
Pangeran Xiendra langsung menoleh dan memberikan tatapan tajam pada Chandi. Bisa-bisanya gadis itu malah memperparah keadaan.
Ditatap tajam seperti itu, Chandi malah balas menatap dengan tatapan santai. "Memang benar, kan? Kita tadi tidur bersama, kan?" Chandi jelas tidak merasa salah dengan perkataan 'tidur bersama'. Mereka memang sama-sama tidur tadi. Jadi jelas mereka tidur bersama.
Air mata Putri Yufari semakin deras. Bahunya sampai berguncang demi menahan tangis yang hebat. Jelas ia mempercayai ucap Chandi. Siapa yang tidak percaya jika Pangeran Xiendra dan Chandi tidak tidur bersama sedangkan sejak tadi malam ia tahu Pangeran Xiendra sudah masuk kamar dan tidak keluar sampai pagi.
Kemudian jelas Chandi tidur di ranjang Pangeran Xiendra dengan kondisi sadarkan diri, tidak seperti pengawal pribadi yang terluka parah. Yang terakhir, ia mendengar Chandi meminta pertanggungjawaban dari Pangeran Xiendra.
Melihat Putri Yufari menangis semakin hebat, Drata panik bukan main. Ia ingin merutuki Chandi tapi tak mungkin di depan Putri Yufari. "Putri, jangan dengarkan perkataan Chandi. Dia memang suka bercanda. Tak mungkin dia tidur dengan Pangeran Xiendra. Anda tahu sendiri Pangeran Xiendra risih didekati wanita terkecuali Anda. Lagi pula hamba tahu bahwa Chandi tidak mungkin mengkhianati hamba. Chandi itu kekasih hamba."
Kali ini Pangeran Xiendra menoleh cepat pada Drata dan langsung memberikan tatapan setajam tajam tajamnya.
Tiba-tiba Drata merinding takut. Ia langsung menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangan. Dalam hati ia merutuki mulutnya. Mulutku ini, uh.
Karena situasi tampaknya akan semakin runyam jika Chandi dan Drata dibiarkan terus berbicara, akhirnya Pangeran Xiendra bertindak. Pangeran Xiendra berjalan menuju pintu, melewati Putri Yufari yang berdiri sambil menangis.
"Ikut aku. Akan aku jelaskan agar kau tidak salah paham," ajak Pangeran Xiendra pada Putri Yufari.
Putri Yufari pun mengikuti Pangeran Xiendra pergi keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora Gadungan Dan Pawangnya
Romance(Bukan reinkarnasi, time travel, ataupun beda dimensi, tapi dijamin seru. Jangan cuma baca episode 1, lanjut baca sampai 10 episode. Klau tidak seru, saya relakan Anda pergi) 'Amora Gadungan' itulah julukan yang diberikan Pangeran Xiendra pada seora...