Adik-adik Drata

1.2K 178 5
                                    

Chandi memejamkan mata, memfokuskan diri pada kekuatan Iblis hitamnya. Perlahan tubuhnya berubah menghitam, mengeluarkan asap hitam, dan akhirnya berhasil berubah ke dalam bentuk iblis hitam.

"Masih tidak percaya?" tanya Chandi pada sosok iblis hitam yang ada di depannya.

Semua iblis hitam yang melihat Chandi jelas terkejut. Jelas-jelas dulu mereka pernah menyerang Chandi saat Chandi tak sengaja menguarkan aura Amoranya. Namun mengapa sekarang Chandi menjadi iblis hitam.

"Tidak mungkin," ucap ketua iblis hitam.

"Apanya yang tidak mungkin? Aku dulu memang Amora, namun sekarang bukan lagi. Kalian pasti tahu, waktu itu aku pernah mati ditangan Dalior. Nah, kalian pasti tahu juga bahwa ayahku adalah Haikal alias Viath, Raja Iblis. Dengan kekuasaannya, aku diubah menjadi iblis hitam. Kini sudah tidak ada lagi yang namanya Amora. Calon raja kalian hanya membuang-buang tenaga menculikku, namun darahku sejenis dengan darah kalian. Jadi percuma saja, kan?" ucap Chandi mengarang cerita. Dia memang pernah mati, namun bukan diubah menjadi iblis hitam, justru kekuatan Amora digabungkan oleh Pangeran Xiendra sehingga semakin kuat.

Para iblis hitam yang mengepung Chandi saling berbisik. Mereka pikir apa yang dikatakan Chandi benar. Percuma saja mengambil darah Chandi kalau Chandi bukanlah Amora.

Ketua iblis hitam itu berdecak kesal. "Yah, percuma saja dong aku susah-susah bertapa selama tiga bulan untuk mendapatkan ilmu menyerupai manusia." Ketua iblis hitam itu berbalik badan lalu mengajak semua anak buahnya untuk pergi. "Ayo pergi."

Dalam sekejap mata, para iblis hitam itu melesat meninggalkan Chandi dan hutan istana. Setelah semuanya pergi, Chandi menghela nafas dan segera berubah ke wujud manusianya.

Chandi bergidik ngeri sambil berjalan pergi. "Eeeuw, tadi aku berubah menjadi sosok yang menjijikan. Untung mereka percaya."

Chandi menoleh lagi kebelakang, barang kali ada iblis hitam yang tertinggal. "Kabur ah." Sebelum mereka menyadari kebohongannya, Chandi sudah berlari terbirit-birit kembali ke istana.

Sedangkan di tempat lain, Pangeran Xiendra, Haikal dan Drata sudah sampai di depan gerbang kerajaan Rahanus. Mereka tidak tahu bahwa Chandi sudah baik-baik saja dan sudah kembali ke istana Pangeran dengan selamat tanpa terluka sedikitpun. Kini Pangeran Xiendra dan Haikal berdiri di depan gerbang dengan amarah yang membara.

Berbeda dengan Pangeran Xiendra dan Haikal, justru Drata terlihat gelisah dan mengkhawatirkan sesuatu.

"Apakah ayah sudah bisa mencium keberadaan kerajaan gaib iblis hitam?" tanya Pangeran Xiendra pada Haikal.

Haikal menggeleng. "Aku yakin masih cukup jauh, tapi-" Haikal menoleh pada Drata. "Bukankah Drata adalah iblis hitam dari suku iblis hitam yang baru bangkit? Kau pasti tahu, Drata."

Drata tak menjawab, dia terlihat gugup.

"Ada apa denganmu?" tanya Pangeran Xiendra yang melihat Drata sedikit aneh.

Tiba-tiba saja Drata langsung bersimpuh di depan Pangeran Xiendra. "Ampun Pangeran Xiendra. Hamba mohon jangan bumi hanguskan kerajaan iblis hitam."

Haikal dan Pangeran Xiendra tentu saja tidak mengerti mengapa Drata membuat permohonan aneh seperti ini. Apa karena Drata iblis hitam? Pasti bukan itu alasannya. Drata adalah iblis hitam yang baik, sama seperti Haikal. Haikal saja yang seorang Raja Iblis ingin menghancurkan suku iblis hitam.

"Apa maksudmu?" Pangeran Xiendra terdengar marah.

"Pangeran, hamba berasal dari kerajaan iblis hitam ini. Tuan hamba yang dulu memerintahkan hamba untuk mencari tumbal adalah calon raja iblis hitam ini. Bukan hanya hamba, tapi ada beberapa anak lain yang diberi perintah yang sama," ucap Drata masih bersimpuh.

Amora Gadungan Dan PawangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang