Perkara Naik Kuda

1.2K 181 16
                                    

"Ayah!"

Haikal, Pangeran Xiendra, Kaisar, Drata, dan Zamon berhenti melangkah saat melihat Chandi berlari menghampiri.

Melihat putrinya selamat bahkan masih bisa berlari sekencang itu, Haikal bernafas lega dan bahagia. Haikal langsung merentangkan tangannya menanti Chandi memeluk dirinya.

Tapi senyum Haikal langsung menghilang kala Chandi melewati dirinya, dan malah memeluk Pangeran Xiendra. Pangeran Xiendra yang dipeluk tiba-tiba tak bisa bergerak, masih terkejut.

"Pangeranku."

Kaisar Ariga tak kalah terkejut dari Pangeran Xiendra. Bukan terkejut karena Chandi memeluk putranya, melainkan melihat putranya diam saja dipeluk oleh Chandi.

"Chandi, ayahmu di sini," tegur Haikal yang kini berkacak pinggang.

Chandi menoleh, akan tetapi pelukannya pada Pangeran Xiendra belum dilepas. "Sebentar Ayah." Kemudian Chandi mendongak, menatap Pangeran Xiendra. "Pangeran ikut mencari hamba?"

Pangeran Xiendra menunduk, berdiri diam tanpa membalas pelukan Chandi ataupun melepas pelukan itu. "Lalu aku sedang apa di sini?"

"Paman." Suara Liam membuat semua orang menoleh ke arah pria tersebut. Mereka melihat ternyata Liam tidak sendirian, ada seorang pria berambut perak yang berjalan di belakang Liam.

"Liam, kau yang menyelamatkan Chandi?" tanya Haikal.

Liam menggeleng lalu menunjuk Dalior yang ada di belakangnya. "Dalior yang menyelamatkan Chandi."

Dalior membungkuk hormat pada semua orang sambil tersenyum ramah.

"Benar, Dalior lah yang telah menyelamatkan aku Ayah. Dia adalah pangeran penyelamat kedua," ujar Chandi dengan senyum lebar. "Dia juga sangat tampan, cocok sekali menjadi Pangeranku juga."

Dari balik kain penutup mata, Pangeran Xiendra melirik pada Chandi. Ada tatapan tidak suka di mata Pangeran Xiendra akan tetapi tidak ada yang tahu akan hal itu.

Dalior tersenyum lebih manis pada Chandi. "Benarkah? Aku merasa sangat tersanjung."

Haikal mengabaikan rasa kagum Chandi. Mau anaknya berbicara segenit apapun, itu tidak penting untuk saat ini. Yang terpenting adalah bagaimana bisa Chandi diselamatkan oleh Dalior, dan siapa Dalior ini.

Setelah Haikal bertanya, Dalior menjelaskan semuanya. Liam juga membantu menjelaskan siapa Dalior ini.

"Dalior sudah aku anggap sebagai kakakku, Paman. Dia baik dan juga tangguh. Dia berasal dari Chaulus, sama seperti aku. Kami bertemu saat aku diusir dari Istana dan sebelum aku masuk akademi militer. Dia bekerja sebagai pengrajin patung," jelas Liam memperkenalkan Dalior.

"Pengrajin patung?" Chandi tampak ragu. "Tapi di rumahnya aku tidak melihat satupun patung ataupun projeknya."

"Dalior bekerja di kota. Dia hanya akan pergi bekerja jika ada pesanan khusus. Dia ahli membuat patung sehingga hanya membuat patung-patung mahal saja," jawab Liam.

"Tidak penting siapa dia dan apa pekerjaannya. Beruntung Chandi selamat. Lebih baik kita segera kembali, hari sudah hampir larut." Tiba-tiba Pangeran Xiendra memotong topik.

Semuanya tidak protes, apa yang diucapkan oleh Pangeran Xiendra memang benar. Mengobrol panjang lebar di tengah jalan setapak yang kanan dan kirinya hutan sangatlah tidak nyaman. Apalagi hari sudah malam dan udara terasa sangat dingin.

Pada akhirnya Kaisar Ariga memutuskan agar Chandi ikut ke istana. Sepertinya gunung hutan hitam sudah tidak aman lagi untuk Chandi. Liam dan Dalior kembali ke kediaman mereka, sedangkan Haikal dan Zamon akan kembali ke gunung hutan hitam. Haikal tidak bisa meninggalkan gunung hutan hitam karena bagi Haikal gunung hutan hitam adalah rumah ternyaman.

Amora Gadungan Dan PawangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang