Senang Dipanggil Putri

1.4K 175 32
                                    

Bagaikan keajaiban, setelah Chandi siuman, Chandi langsung sembuh total. Hal ini juga menjadi pertanyaan para tabib yang ada di istana Alrancus. Akan tetapi walaupun aneh, namun ini keajaiban yang patut disyukuri. Chandi telah sehat seperti sedia kala, itulah yang diinginkan oleh semua orang.

Kini Chandi sedang beristirahat di kamar setelah penobatan sebagai Putri Chaulus yang diadakan mendadak di istana Alrancus. Rencananya lusa Chandi akan diajak pulang ke Chaulus dan melakukan penobatan resmi di Chaulus.

Tak hanya Chandi, Haikal pun akan ikut dan tinggal di kerajaan Chaulus. Mau bagaimana pun juga, di hati Chandi Haikal adalah ayahnya, dia tidak ingin terpisah dari ayahnya.

"Hoaaam ...." Chandi menguap lebar sembari merentangkan tangan. "Ini aneh. Sejak aku sadar badanku terasa ringan dan selalu ingin bergerak. Rasanya jika tidak bergerak badanku gatal-gatal."

Chandi terus berjalan ke sana-kemari sambil membuat gerakan tangan acak. "Uh ... Rasanya aku penuh dengan semangat."

Sedang asik menggerakkan seluruh badan, pintu kamar Chandi di istana Pangeran diketuk oleh seseorang.

"Putri Chandi, bolehkah hamba masuk?" Terdengar suara seorang wanita.

Gerakkan Chandi langsung berhenti, ia tidak bergerak sama sekali. "Coba ulangi lagi ucapanmu tadi?"

"Putri Chandi, bolehkah hamba masuk?" Wanita itu menuruti apa yang diminta oleh Chandi.

Bukannya segera mempersilahkan, Chandi malah berjoget-joget di dalam kamar. Hihihihi, aku seorang putri. Aku seorang putri. Putri cantik jelita tiada tandingannya. Aku anak Raja dan Permaisuri. Hehehe

"Putri, bolehkah hamba masuk."

Setelah wanita itu berbicara tiga kali, barulah Chandi mempersilahkan. Tapi sebelum itu, Chandi lebih dulu duduk di tepi kasur, merapikan gaun dan riasan rambutnya, lalu mengatur posisi yang paling anggun.

"Hormat hamba, Putri Chandi." Ternyata wanita itu adalah pelayan. Akan tetapi pakaiannya tampak berbeda dari pakaian pelayan di Alrancus. Wanita itu pun tampak masih cukup muda. Mungkin usianya sekitar 25-30 tahunan.

Chandi mengangguk sambil tersenyum anggun. "Siapakah gerangan?" tanya Chandi dengan suara yang lemah lembut.

Wanita itu membungkuk lagi. "Perkenalkan, Putri. Nama hamba Lifys. Hamba adalah pelayan pribadi Anda."

Chandi melotot. "Pelayan pribadi?"

Wanita yang ternyata bernama Lifys itu tersenyum dan mengangguk. Ia tahu pasti Chandi sangat terkejut dan belum terbiasa dengan statusnya yang kini adalah Putri mahkota Chaulus. "Benar, Putri."

Tanpa diduga, Chandi yang sejak tadi bersikap anggun langsung melompat naik ke atas tempat tidur lalu berjingkrak senang. "Aaaaa senangnya!"

Lifys melotot panik. Ia takut nonanya terluka lagi. Walaupun Chandi terlihat sehat, namun jangan lupa bahwa 10 hari yang lalu Chandi hampir mengalami yang namanya kematian. Dan juga teringat tentang peringatan dari Raja Elton.

'Jangan sampai putriku terluka sedikitpun. Jika itu terjadi, aku tak segan membuat kau menanggung akibatnya'

Lifys bergidik ngeri membayangkan ekspresi Raja Elton tadi pagi. Mengingat tentang peringatan itu, ia langsung menghampiri Chandi, berusaha untuk menenangkan Chandi.

"Putri, mohon berhati-hati. Anda bisa jatuh dan terluka."

"Ada apa ini?" Tiba-tiba Pangeran Xiendra masuk karena pintu kamar memang tidak ditutup saat Lifys masuk tadi.

Seketika Chandi mematung. Takut-takut ia menoleh. Saat matanya bersitatap dengan mata Pangeran Xiendra dari balik kain penutup mata, ia langsung cengengesan. "Hehe."

Amora Gadungan Dan PawangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang