Chandi VS Prajurit Alrancus

2.1K 199 0
                                    

Jangan diskip walaupun dialognya gak terlalu banyak. Takutnya kalau diskip nanti ada hal penting yang kelewat.

Beberapa prajurit berbaju merah hati terlihat berjaga di sekeliling tenda berbentuk kerucut. Mereka sudah berjaga di sana selama lima hari. Dan pagi ini, mereka diinstruksikan oleh pemimpin mereka untuk segera berkemas, mereka akan meninggalkan gunung hutan hitam ini dan kembali ke istana.

Terlihat beberapa orang sedang mengemasi barang-barang dan memasukkannya ke dalam kereta kuda pengangkut barang. Sedangkan di bawah pohon yang rindang, Pangeran Xiendra tengah berdiri bersandar pada batang pohon. Sorot matanya tak terlihat karena tertutup oleh kain hitam. Walaupun tak terlihat kemana arah Pangeran Xiendra memandang, akan tetapi semua orang tahu, pastinya Pangeran Xiendra sedang mengawasi proses memasukkan barang ke dalam kereta kuda.

Hingga setengah jam kemudian, tenda-tenda telah dibongkar, kereta kuda telah disiapkan, dan beberapa prajurit terdepan yang akan mengawal perjalanan pulang juga sudah berbaris di depan. Mereka tinggal menunggu pangeran mahkota mereka naik ke atas kudanya.

"Pangeran telah siap! Berangkat!" teriak seorang pria berpakaian hitam dengan pedang yang berbeda dari prajurit lainnya. Pria itu memiliki suara paling lantang dan menggelegar. Dia adalah Drata, pengawal pribadi Pangeran Xiendra.

Kuda-kuda pun meringkik saat penunggang menggerakkan talinya. Rombongan Pangeran Xiendra akhirnya berangkat meninggalkan bekas perkemahan mereka setelah lima hari ditempati.

Rombongan prajurit terdepan menunggang kuda dengan gagahnya. Mereka membusungkan dada dengan bangga. Mereka bangga karena berhasil menemani Pangeran Xiendra mengambil mawar hitam langka. Mereka yakin, sesampainya di istana, mereka akan disambut hangat oleh semua orang.

Saat melewati dua pohon yang sejajar, mereka dikejutkan oleh dua pohon yang bergoyang. Sepersekian detik kemudian, dedaunan kering di tanah menyembur ke atas dibarengi oleh tambang besar yang membentang menghalangi jalan. Kuda yang sudah terlanjur melewatkan satu kakinya pun jatuh semua. Mau tidak mau para prajurit terdepan juga ikut terjengkang ke belakang dengan bokong yang mendarat lebih dulu. Hal itu sangat mengejutkan. Bahkan Pangeran Xiendra pun ikut terkejut.

Berselang beberapa detik setelahnya, bagaikan diserang anak panah yang melesat cepat, batu-batu kecil melesat dan berakhir mengenai kepala beberapa prajurit di belakang. Mereka semua terjatuh dari kudanya akibat serangan ketapel yang bersumber dari atas pohon.

"Ah!" Beberapa prajurit di belakang memegangi kening mereka yang terluka akibat serangan itu.

Beberapa detik kemudian,loncatlah empat orang berpakaian serba hitam dari atas pohon. Masing-masing dari mereka mengenakan cadar hitam serta membawa ketapel di tangan.

"Siapa kalian?!" teriak salah satu prajurit sambil mengeluarkan pedang.

Empat orang berbaju hitam itu serentak mengambil pose yang sama, yakni berpangku tangan.

"Kalian yang siapa? Berani-beraninya menginjakkan kaki di tanah kekuasaan kami!" Terdengar suara laki-laki dari salah satu orang tersebut.

Alis Pangeran Xiendra terangkat. Dari balik kain penutup hitamnya, Pangeran Xiendra mengamati penampilan empat orang misterius yang menghalangi jalannya. Ia pernah mendengar tentang bandit-bandit yang sering merampok di daerah gunung hutan hitam. Namun jika dilihat dari postur tubuh orang yang menghadangnya kali ini, tampaknya sedikit meragukan. Yang mana orang-orang berbaju hitam ini memiliki tubuh yang ramping dan tak membawa senjata mematikan apapun selain ketapel sialan itu.

Drata memajukan kudanya beberapa langkah agar dirinya berada di depan Pangeran Xiendra, dia menghalangi Pangeran Xiendra. "Kekuasaan kalian? Mimpi dari mana? Jelas-jelas ini tanah kekuasaan Kaisar Ariga."

Amora Gadungan Dan PawangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang