Siang harinya, Drata berdiri di depan pintu kamar Pangeran Xiendra. Ia mengetuk pintu.
"Pangeran, hamba diperintah oleh Yang Mulia untuk memanggil Anda ke ruang rapat."
Hening, tak ada sedikitpun suara dari dalam sana. Kembali lagi Drata mengetuk pintu.
"Pangeran, ini sangat penting. Pangeran?"
Cklek. Pintu dibuka dan Drata langsung menunduk takut begitu mendapat tatapan tajam dari Pangeran Xiendra. Ia tidak tahu apa kesalahannya sehingga mendapatkan tatapan semematikan ini dari Pangeran Xiendra.
"Sepenting apa?" tanya Pangeran Xiendra dengan nada dingin. Pangeran Xiendra hanya membuka pintu sedikit. Pangeran Xiendra terkesan seperti menyembunyikan sesuatu yang tak boleh dilihat oleh Drata.
Drata membungkuk. "Ampun Pangeran, hamba hanya dititah oleh Yang Mulia memanggil Pangeran ke ruang rapat. Soal hal penting apa, hamba tidak tahu."
Pangeran Xiendra cukup lama terdiam sebelum pada akhirnya mengangguk. "Baiklah. Katakan pada ayahku bahwa aku akan terlambat sedikit."
Drata membungkuk. "Baik, Pangeran."
Padahal dalam hati Drata bertanya-tanya. Mengapa harus terlambat? Apakah Pangeran sedang tidur karena kelelahan? Ah, Pangeran Xiendra tidak pernah tidur siang. Bahkan pada malam hari pun Pangeran hanya butuh 2-3 jam untuk tidur.
Tapi karena tak mungkin banyak bertanya, ia langsung pergi meninggalkan pintu kamar Pangeran Xiendra.
Beberapa menit kemudian, di ruang rapat semua orang menunggu kedatangan Pangeran Xiendra yang katanya akan terlambat. Kaisar Ariga, Raja Elton, Haikal, Drata, Azoch, Ader, Pangeran Giler, Arean, dan Liam yang baru membaik tengah duduk sambil berbincang santai. Sampai kemudian kedatangan Pangeran Xiendra menyita perhatian semua orang.
Pangeran Xiendra datang dengan wajah segar, rambut basah dan tanpa penutup mata. Pangeran Xiendra langsung mengambil tempat di tempat duduk yang disediakan untuk dirinya.
Dalam hati masing-masing orang sedang menggosipkan Pangeran Xiendra yang mandi di siang bolong seperti ini. Bahkan mandinya Pangeran Xiendra kali ini mengalahkan pentingnya rapat yang diadakan oleh Kaisar Ariga. Sepenting itukah mandi siang? Aha, para bapak-bapak yang duduk di meja rapat pasti langsung bisa menebaknya.
"Pangeran, mengapa mandi siang bolong seperti ini?" Yang mengajukan pertanyaan itu adalah Arean. Bertambahlah satu anak polos selain Drata.
Pangeran Xiendra tidak menjawab, dia hanya berdekham kemudian duduk dengan tegak.
Kaisar Ariga ingin tertawa, Arean yang menyelamatkan Pangeran Xiendra yang justru berumur lebih tua dari Pangeran Xiendra ternyata masih polos. Kaisar Ariga juga berdekham untuk mengalihkan perhatian. "Mari kita mulai rapat ini."
* * * *
Rapat tentang hukuman apa yang cocok untuk Raja Mortan telah diputuskan. Kerajaan Rahanus pun akan ditata ulang, baik sistem pemerintahannya dan juga ekonomi. Tugas penataan ulang ini akan diserahkan pada Azoch. Lalu pembahasan beralih pada asal-usul Liam, yang mana kini telah diketahui bahwa Liam diserang oleh iblis hitam karena menguping rencana Ghauni di kerajaan iblis hitam.
"Sebenarnya hamba adalah anak dari menteri perdagangan kerajaan Rahanus. Ibu hamba meninggal setelah melahirkan hamba, kemudian ayah hamba meninggal karena dihukum mati oleh Raja Mortan. Ayah hamba dihukum karena memberontak terhadap keputusan Raja Mortan yang mendukung Ghauni membangun kerajaan iblis. Setelah kedua orangtua hamba tiada, hamba diperbudak oleh Ghauni. Karena tersiksa, hamba pun melarikan diri ke istana Alrancus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora Gadungan Dan Pawangnya
Romance(Bukan reinkarnasi, time travel, ataupun beda dimensi, tapi dijamin seru. Jangan cuma baca episode 1, lanjut baca sampai 10 episode. Klau tidak seru, saya relakan Anda pergi) 'Amora Gadungan' itulah julukan yang diberikan Pangeran Xiendra pada seora...