Chandi menatap mata Thanu. Mata yang dulu dikenal sebagai mata indah, lembut, dan penuh kehangatan, kini berubah menjadi mata dingin, kosong, penuh kehampaan, dan tak lagi menunjukkan sebuah kehidupan. Siapapun yang melihatnya pasti tak akan menyangka bahwa sosok yang dirangkeng oleh rantai besar ini adalah mantan Permaisuri Alrancus.
Pangeran Xiendra menatap Chandi. "Jangan menatap matanya terlalu lama. Matanya mengandung sihir."
Chandi menoleh. "Bukan mengandung sihir, tapi penghantar sihir."
Alis Pangeran Xiendra berkerut. "Apa maksudmu?"
Chandi ingat, saat di gunung hutan hitam, dia pernah melihat sosok yang mirip dengan penampakan Thanu saat ini. Kurus kering menyerupai tengkorak, berambut panjang, mata hitam legam dan kosong. Sosok itu bergerak dengan sangat lincah, ke sana kemari hanya dalam hitungan detik, tapi tidak pernah berdiri tegak ataupun berlari. Sosok itu berjalan setengah merangkak, terlihat gontai tapi sangat cepat.
Pada saat itu ia masih berusia 6 tahun. Sosok menyeramkan itu ingin menerkam Chandi. Beruntungnya Haikal datang tepat waktu dan menghajar sosok kurus kering itu.
Akan tetapi ada yang aneh, sosok itu tidak mati juga walaupun Haikal sudah menghajar habis-habisan. Karena sudah kalah, sosok kurus kering itu melarikan diri. Haikal memberitahunya bahwa sosok itu bukanlah manusia ataupun hantu. Dia adalah manusia setengah hewan.
Dahulunya ada seorang gadis yang dibuang ke hutan oleh orang tuanya karena membuat aib. Di hutan dia bertemu iblis hitam yang menyamar menjadi manusia. Gadis itu diselamatkan oleh iblis hitam itu dan diajari sihir hitam. Sampai pada kemudian hal aneh terjadi. Gadis itu bertemu dengan seekor harimau berwarna hitam. Mulut harimau itu mengeluarkan lendir tanpa henti serta matanya sayu.
Ternyata harimau tersebut telah terkontaminasi oleh sebuah wabah aneh yang didapat dari kerajaan iblis hitam. Gadis itu diterkam sang harimau namun berhasil selamat karena sudah belajar ilmu sihir hitam.
Akan tetapi setelah melawan harimau itu seluruh kekuatannya menghilang. Anehnya lagi harimau tersebut berubah menjadi seorang pria yang cukup tampan. Ternyata sihir hitam itu telah menyerap ke dalam tubuh si harimau sehingga bisa membuat si harimau berubah menjadi sosok manusia.
Sayangnya walaupun sudah memiliki tubuh manusia, otaknya tetap otak harimau karena sejatinya memang sosok pria itu adalah seekor hewan. Namun karena rupanya cukup tampan, sang gadis jatuh cinta dan akhirnya mereka memiliki anak. Akan tetapi anaknya tidak terlahir sebagai manusia, melainkan menjadi spesies makhluk baru yang kurus seperti tengkorak, memiliki insting seperti hewan, memiliki nafsu seperti manusia, dan rabies seperti wabah.
Setelah beratus-ratus tahun, sosok ini masih berkembang biak akan tetapi sangat langka. Konon katanya karena ayah sosok ini bisa menjadi manusia karena sihir hitam, maka sosok ini bisa menjadi penghantar sihir yang sangat baik walaupun sosok ini tak memiliki kekuatan apapun.
Mendengar cerita Chandi, Pangeran Xiendra sangat terkejut. Ternyata Thanu ini bukan kurus kering karena tak makan, melainkan karena wujud aslinya seperti ini.
"Tapi bagaimana bisa sebelumnya dia memiliki wujud manusia yang cantik? Ibuku bilang dulu Thanu adalah gadis buruk rupa. Namun seorang penyihir tua berhasil membuat wajahnya cantik. Sampai pada akhirnya ibuku berhasil membongkar wajahnya yang sebenarnya. Ibuku tidak bilang dia sosok seperti ini. Aku pikir dia berubah semakin buruk karena terus menerus disiksa dan akhirnya kurus kering," ucap Pangeran Xiendra yang memang tak tahu asal usul Thanu. Kejadian masa-masa sulit ayah dan ibunya tentu ia tidak tahu karena ia belum lahir.
Chandi pun menggeleng. "Hamba pun tak tahu, Pangeran. Hanya itu yang hamba tahu dari ayah hamba."
Pangeran Xiendra menatap Thanu yang masih mengamuk ingin menerkam Chandi. "Pantas saja dia tidak mati-mati. Awalnya aku pikir karena dia seperti ayahmu. Seorang iblis hitam yang tidak akan mati sebelum usianya 100 tahun."
Sedang memikirkan keanehan, tiba-tiba Chandi muntah di tempat. Ia tidak tahan dengan bau dan pemandangan yang sangat menjijikan ini. Pangeran Xiendra yang melihat Chandi muntah langsung ingin membawa Chandi pergi. Akan tetapi sebelum keluar, Thanu bisa berbicara.
"Aku tidak serendah sosok yang kau sebutkan, Amora. Aku memiliki otak seperti manusia. Dan sebentar lagi aku akan menjadi cerdas dan kuat setelah Putri Xianna mati." Thanu tertawa terbahak-bahak diakhir kalimatnya.
Sontak saja Pangeran Xiendra langsung berbalik saat adik kesayangannya disebut-sebut. Dia langsung menatap tajam pada Thanu. "Apa maksudmu?"
"Apa maksudku?" Thanu tertawa lagi. "Aku lebih hebat dari apa yang kalian pikirkan selama ini. Aku bisa membunuh banyak nyawa tanpa harus keluar dari tempat ini. Tapi sebentar lagi ...." Thanu berbisik. "Aku akan keluar dari tempat ini lalu membantai kalian semua. Hahahahahaha."
Pangeran Xiendra menyipitkan matanya. Terakhir kali ia melihat Thanu adalah ketika usianya lima tahun. Ia sengaja menyelinap ke dalam penjara Thanu karena mencium aura kegelapan. Pada saat itu Thanu masih seperti manusia hanya saja tubuhnya mulai kurus. Saat itu pun Thanu terlihat mengalami gangguan jiwa. Tak disangka semua itu hanyalah sandiwara.
"Ya, keluar dari tempat ini karena kau akan segera mati," ucap Pangeran Xiendra sebelum pergi dan memerintah penjaga untuk menutup pintu kembali.
"Hahaha! Ghauni, Ghauni. Kau sungguh tidak mengecewakan. Hahahaha!" Thanu tertawa tak habis-habisnya seperti orang kesurupan.
* * * *
"Uwook!" Chandi tak sanggup lagi berjalan. Dia berhenti dan langsung berjongkok untuk muntah kembali. Kepalanya pusing dan hidungnya seakan-akan masih mencium bau bangkai dan busuk di dalam penjara tadi.
Pangeran Xiendra ikut berjongkok di sisi Chandi. Tangannya mengusap punggung Chandi dengan lembut. "Mengapa masih mual?"
Chandi menggeleng. Ia pun tak tahu mengapa ia terus merasa mual. Padahal ia dan Pangeran Xiendra sudah berada jauh dari penjara.
Melihat Chandi sudah lemas, Pangeran Xiendra langsung menggendong Chandi. "Aku akan membawamu ke tabib."
Chandi melingkarkan tangannya pada leher Pangeran Xiendra. Walaupun sedang mual dan sudah terlihat pucat, Chandi sempat-sempatnya menyengir lebar. "Mengapa Pangeran perhatian sekali sekarang?"
Pangeran Xiendra melirik Chandi sebelum berjalan. "Karena kau calon istriku."
Mata Chandi langsung berbinar bahagia. "Aaaa! Pangeran sudah mengakui hamba sebagai calon istri. Aaa senangn-uwooo-hmp!" Hampir saja Chandi muntah lagi, tapi kini malah melotot. Seluruh tubuhnya seketika kaku.
Bagaimana tidak melotot, Pangeran Xiendra membungkam mulutnya dengan bibir pria tampan itu!
Hanya lima detik, Pangeran Xiendra menjauhkan wajahnya dari wajah Chandi. Terlihat Pangeran Xiendra kikuk. Bahkan seluruh wajah Pangeran Xiendra memerah hingga ke telinga.
"Jangan muntah di pakaianku."
Sungguh benar-benar Pangeran Xiendra sendiri pun tak tahu mengapa tiba-tiba ia berinisiatif mencium Chandi demi menghentikan Chandi yang hampir muntah. Bagaimana ini? Ia malu sendiri? Huh, dia merutuki diri sendiri dalam hati akan tetapi tetap terlihat cool di luar walaupun wajahnya sudah merah padam.
Chandi melipat bibirnya guna meredam senyum lebar. Rasa mualnya entah pergi ke mana. Kini rasa hatinya sedang berbunga-bunga sehingga ia menyeruakan wajahnya ke dalam dada bidang Pangeran Xiendra.
"Lupakan kejadian tadi. Aku akan mengantarmu ke rumah pengobatan." Pangeran Xiendra kembali melanjutkan langkah dengan jantung yang berdebar.
Aciee ada yang baru aja dapat first kiss nih ye. Ini namanya cinta bermula dari kiss ya kan. Siapa tahu setelah kissing sama Chandi, perasaan Pangeran Xiendra bisa lebih jelas. Siapa yang berharap seperti itu angkat ✋. Dan bagi yang gak ngerti siapa itu Thanu, silahkan baca Kaisar & Sang Amora. Misteri penyakit Putri Xianna kan belum terpecahkan dari awal, jadi dimulai dari sekarang akan berangsur terpecahkan bersamaan dengan perasaan Pangeran Xiendra yang semakin jelas untuk Chandi.
Dan maaf ya kemarin gak update, soalnya kemarin habis sahur, sely pergi menempuh perjalanan hampir seharian. Sampe di tempat langsung istirahat karena capek. Maaf ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora Gadungan Dan Pawangnya
Romance(Bukan reinkarnasi, time travel, ataupun beda dimensi, tapi dijamin seru. Jangan cuma baca episode 1, lanjut baca sampai 10 episode. Klau tidak seru, saya relakan Anda pergi) 'Amora Gadungan' itulah julukan yang diberikan Pangeran Xiendra pada seora...