Kembali ke Istana

1.1K 154 1
                                    

Malam harinya, di tengah hutan yang rimbun, seorang pria muda berbaju biru sedang berdiri tegak menghadap ke sebuah gunung. Gunung di depannya sering disebut sebagai gunung hutan hitam. Tidak ada seorangpun warga yang berani naik ke gunung itu karena dipenuhi oleh aura mistis. Manik biru menyerupai mata naga milik pria itu menatap jauh ke puncak gunung. Sudah cukup lama dia berdiri di sana sendiri, sampai akhirnya tiba-tiba muncul seorang pria berjubah biru dari belakangnya.

"Hormat hamba, Yang Mulia," ucap pria itu sambil membungkuk hormat walaupun sang tuan tidak menoleh padanya.

"Gadis bernama Chandi itu benar-benar Amora yang aku cari. Kini dia berada di sana." Yang dimaksud pria itu Chandi berada di goa yang terletak di puncak gunung hutan hitam. "Bawa dia padaku!"

Pria yang merupakan anak buahnya membungkuk. "Baik, Yang Mulia." Kemudian pria itu kembali menghilang.

"Chandi, kau adalah milikku sejak awal. Aku akan merebutmu kembali."

* * * *

Pada tengah malam, di goa yang besar, semua orang sedang tertidur lelap. Harlos, Zamon, Ryuni dan Chandi tidur di atas tempat tidur masing-masing, yakni di atas batu besar yang di atasnya dihampari kasur.

Tempat tidur mereka berpisah cukup jauh. Chandi di pojok sebelah kanan, Ryuni di seberang Chandi yakni di pojok kiri, kemudian Zamon dan Harlos di dekat mulut goa guna mengantisipasi ada bahaya yang datang.

Di tengah-tengah goa, ada api unggun yang akan berkobar sepanjang malam. Api unggun itu berguna sebagai penerang dan juga penghangat. Api unggun itu dinyalakan oleh Tuan Besar menggunakan kekuatannya dan tidak  akan padam walaupun diterpa angin kencang.

Tapi pada malam ini berbeda, tiba-tiba angin besar masuk ke dalam goa dan memadamkan api unggun buatan Tuan Besar. Tidur pulas Chandi jadi terganggu karena merasakan hawa dingin. Ia bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya.

Sedangkan di tempat lain, Tuan Besar sedang bertapa di depan perapian. Di atas perapian ada kendi yang dipanaskan. Dan dalam kendi itu terdapat air yang bergejolak dan juga ratusan kelopak mawar merah. Saat sedang fokus dengan ritualnya, tiba-tiba ia membuka mata. Ia merasakan api unggun yang ia buat digoa tiba-tiba mati.

"Chandi!" Ia merasa bahaya datang pada Chandi. Ia harus segera kembali ke goa.

Kembali ke goa tempat tinggal Chandi, Chandi semakin gelisah dalam tidurnya. Ia ingin bangun akan tetapi sangat sulit. Dalam tidurnya ia bisa merasakan ada seseorang yang datang dan kini tengah berdiri di samping tempat tidurnya. Dan beberapa detik kemudian ia merasakan sebuah tangan dingin menyentuh pergelangan tangannya. Pada saat itu juga ia berhasil membuka mata dan terkejut melihat pria yang tidak ia kenal.

"Akh!" Karena terkejut dan takut, Chandi refleks melayangkan tinju pada wajah pria yang pasti memiliki niat buruk. Satu pukulan telaknya berhasil membuat pria berjubah biru itu mundur beberapa langkah dan merasakan sakit yang luar biasa pada rahangnya.

Chandi langsung bangkit lalu memasang kuda-kuda, bersiap untuk bertarung. "Mesum! Apa yang ingin kau lakukan?"

"Aku tidak berniat menyakitimu. Ikutlah bersamaku, maka kau tidak akan terluka," pinta pria itu yang ikut memasang kuda-kuda. Jangan sampai ia lengah seperti tadi.

Chandi melihat ke arah Ryuni, Zamon dan Harlos, ketiga anak buahnya itu tampak tidur pulas. "Hei! Kalian cepat bangun! Bantu aku untuk melawan pria mesum ini!"

Pria yang disebut mesum itu terkekeh. "Aku membuat mereka tidur sangat pulas, jadi percuma kau berteriak setengah mati."

Chandi tak akan tinggal diam. Dia harus melawan pria yang memiliki aura aneh ini. Dan dalam hati ia berdoa semoga saja ayahnya menyadari bahwa ia sedang dalam bahaya sehingga cepat pulang.

Amora Gadungan Dan PawangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang