Bagai disambar petir di siang
hari yang cerah, WonYoung
benar-benar shock. Bahkan
sekarang, dia terlihat seperti
orang yang dihantui mimpi buruk.
Bagaimana tidak, dia dipaksa
mengundurkan diri dari
perusahaan, dia dipaksa menjual
sahamnya, untuk membayar uang
perusahaan yang dia pakai dengan
sesuka hati.
WonYoung pulang ke mansion,
dengan kondisi kepala yang
rasanya ingin pecah. Sungguh,
kali dia benar-benar sudah tidak
tahu harus melakukan apa.
Dia memasuki kediaman
megah keluarga Choi, dengan
wajah lesu dan tidak bersemangat.
Sungguh, sekarang dia seperti
manusia tanpa nyawa.
Ternyata ada Stella yang
duduk di sofa, dan tampak sibuk
dengan ponselnya sendiri. Dia
sedang melihat gambar tas
keluaran terbaru, dengan mereka
terbaik.
"Sepertinya ini akan sangat
sempurna, jika aku yang
memakainya!" Dia bermonolog
sendiri, sambil menatap penuh
rasa bangga pada tas branded itu."Astaga! Cincin berliannya
benar-benar indah! Dan ini akan
jauh lebih indah, jika melingkar di
jari manisku!" ucapnya lagi,
sambil menatap jarinya yang
sudah dilingkari sebuah cincin."Selamat datang, Tuan!".
Stella tersentak saat dia
mendengar suara seorang pelayan,
menyambut kedatangan suaminya.
Seketika bibirnya menunjukkan
senyum bangga, karena sekarang
dia akan bersikap manis pada pria
itu.
Dia akan merayunya,
memberikan pelayan terbaik agar
apa yang dia mau diberikan oleh
WonYoung. Sikap manis yang selalu
dia tunjukkan jika, seperti saat
pertama kali dia merayu pria itu.
Stella berdiri, dan segera
menghampiri WonYoung yang
menyerahkan tas dan juga jasnya
pada pelayan. Dia juga
melepaskan jam tangan,
kemudian melanjutkan
langkahnya.
Saat yang sama, Stella segera
muncul. Dengan sikap manja dan
manisnya, dia membentangkan
tangan hendak memeluk Roland.
Tapi karena masalah
hidupnya sedang rumit, pria itu
hanya membalas dengan tatapan
datar saja. Karena saat ini
hidupnya benar-benar dalam
sebuah masalah."Hei, Sayang? Ada apa
denganmu?" tanya Stella, dia
merasa keheranan ketika
menyadari sikap tak acuh WonYoung.
Biasanya, jika dia bersikap
manis seperti ini pria itu akan
langsung memeluknya lalu
menawarkan barang-barang
mewah.
Tapi, kali ini dia bersikap
sangat aneh. Bahkan sampai
menyingkirkan tangan Stella dari
lengannya.
"Kamu tidak ingin memelukku?" tanyanya, dengan penuh keheranan."Menepilah Stella, saya
sedang tidak ingin diganggu!"
ucap WoonYoung, dan pergi begitu saja meninggalkan Stella.
Disusul oleh pelayan dari belakang.
Sedangkan Stella, tampak
geram sendiri. Dia menatap kesal
pada punggung pria, yang kin
semakin menjauh darinya."Dasar Pria tua! Tidak tau
diri! Masih untung aku mau
menikah denganmu, bodoh!"
geramnya, yang tampak ingin
memukul pria itu dari belakang.Tapi, karena hari ini dia
menginginkan sesuatu. Maka
Stella harus bersikap baik, dia
harus merayu dan menunjukkan
keseksiannya.
Hanya dengan begitu, WonYoung
mau memberikan apa yang dia
inginkan."Sayang! panggil Stella, dia
berlari kecil menyusul WonYoung
yang sudah menaiki tangga.
Setibanya di kamar, WonYoung
duduk di pinggir kasur. Dia
melepaskan kancing lengan
kemejanya, dengan tatapan
kosong seperti manusia yang
memiliki banyak beban."Sayang, kamu ini kenapa?"
tanya Stella, dia menyusul duduk
di samping pria itu. Mengusap
lengan WonYoung dengan lembut,
dan berusaha menarik
perhatiannya."Kamu mau makan malam
apa?"
Namun, lagi-lagi tidak ada
jawaban dari mulut pria itu.
Bahkan dia bersikap, seolah tidak
ada Stella di sana.
Karena diabaikan, Stella
menjadi kesal sendiri. Sebenarnya
dia merasa kesal dan geram, tapi
tidak mungkin juga
melampiaskannya pada saat
seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIFANY (SHARE FF from Internet)
RomanceIni adalah FF TBC (SIFANY) dari internet NC Oke Jadi harap kebijakannya dalam membaca dan TOLONG, aku MOHON MAAF jika aku secara tidak langsung meracuni otak para readers yang masih POLOS hehe aku MINTA MAAF... sekali lagi, ini hanya untuk usia...