***"Ppalli bawa dia ke UGD sekarang!"
"Panggilkan dokter , cepat!! Segera!"
"Detak jantungnya semakin melemah! Ppali ppalI!"
"Panggilkan Dr. Song untuk melakukan operasi, dan siapkan ruangnya, segera!!"
Suasana ramai itu sungguh memekakan telinga, terlihat seorang wanita dengan pakaiannya yang bersimbah darah di bagian bawah tubuhnya, dan juga masker oksigen yang sudah bertengger manis di hidungnya, memperlihatkan betapa parahnya kondisi wanita ini.
Ranjang khusus pasien itu di dorong oleh 3 orang dokter dan 2 orang suster, serta 1 orang pria yang terlihat sangat syok.
"Ppali! Ppali!!" seru dokter yang membawa-kan tabung oksigen kecil di tangannya.
"Maafkan kami, Tuan, Anda hanya boleh mengantar sampai sini"
"Selamatkan Isteri dan Anak-ku, selamatkan mereka!"
Siwon hanya bisa memandang kosong pintu UGD, dimana Isteri-nya yang sedang bertaruh nyawa di dalam sana. Mata Siwon terasa perih, ia menghempaskan tubuh-nya di salah satu kursi kosong di ruang tunggu. Ia mengacak-ngacak rambut-nya frustasi. Bahkan noda darah Tiffany yang berada di kaus putih dan telapak tangan-nya tak ia hiraukan.
Yang dipikiran-nya hanya satu. Tiffany dan anak mereka. Ia ingat, bagaimana tatapan Tiffany yang terlihat sangat terluka, ia ingat bagaimana tangan ringkih nan lembut milik wanita hamil itu saat mengelus rahangnya dengan penuh kasih, ia ingat bagaimana senyum terakhir yang diberikan wanita itu sebelum hilang kesadaran. Itu merupakan kenangan terburuk selama Siwon menghirup nafas di dunia ini.
Dan.. yang terburuk-nya adalah ia sangat sangat ingat bagaimana perlakuan-nya pada Tiffany akhir-akhir ini. Menganggap Isterinya sebagai wanita pemuas nafsu, menganggap-nya kasat mata, membatasi intensitas pertemuan mereka, dan masa bodoh dengan wanita itu, yang sedang mengandung anaknya.
Ego, amarah, dan kata pengkhianatan seolah olah berputar dalam otaknya. Tiga kata itu-lah yang menutupi mata dan hatinya.
Tiffany-nya bahkan kembali menempati kamar kecilnya dulu, dan Siwon tidak mencegahnya. Ia membiarkan Isteri dan janin mungil-nya tidur beralaskan kasur lipat tipis.
Ia benar-benar pria brengsek.
TES
Sebulir air mata jatuh ke pipi Siwon. Pertama kalinya, Siwon merasakan hatinya begitu takut, kalut, dan sedih sampai menangis karena wanita, dan itu karena cinta. Ia sungguh takut kehilangan Tiffany, darah yang terus mengalir melewati betis wanitanya seperti kilat yang menyambar Siwon. Pria itu begitu syok dan ketakutan.
Kumohon Tuhan, tolong selamatkan Isteri dan Anakku, izinkan aku melihat mereka berdua, kumohon..
TAP TAP TAP
"Siwon-ah" Suara parau Nyonya Choi tidak mengalihkan Siwon yang masih menundukkan kepala-nya sambil meremas rambutnya. Pria itu terlihat begitu takut, khawatir, dan frustasi.
"Siwon.." YoonA juga disana, tidak, semua orang disana, Tuan dan Nyonya Choi, YoonA, juga teman-teman seperjuangan Siwon. Changmin, Ryeowook, Kyuhyun, Henry, Donghae, dan Eunhyuk bahkan bisa merasakan seberapa terpukulnya Siwon saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIFANY (SHARE FF from Internet)
RomantizmIni adalah FF TBC (SIFANY) dari internet NC Oke Jadi harap kebijakannya dalam membaca dan TOLONG, aku MOHON MAAF jika aku secara tidak langsung meracuni otak para readers yang masih POLOS hehe aku MINTA MAAF... sekali lagi, ini hanya untuk usia...