5. Balapan mengundang malapetaka

1.6K 95 1
                                    

Maaf ye up malam" wkwkwk
soalnya baru sempat🥲

Thank you buat yang udah follow...
Author harap, g di unfoll😁🤍

Happy Reading guys... 💐
Janlup vote, coment, share...

•••

Dug!

Calista menutup pintu mobil Rayen sedikit keras, saat mobil BMW Z4 Roadster itu telah berhenti di depan rumahnya. Rumah besar berlantai 2 nampak sangat gagah dan kokoh di mata Rayen, tak henti-hentinya cowo itu bergeleng kepala dan kagum melihat rumah milik perempuan yang baru saja di kenalnya. Ternyata Calista memiliki kehidupan yang kaya, pikir Rayen. Meski nyatanya ia tau bahwa rumah gadis itu tak seimbang dengan rumahnya yang tiga kali lipat lebih besar.

"Thanks kak." ucap Calista dari luar kaca jendela mobil, sebelum akhirnya ia mengacir lari masuk ke dalam gerbang menjulang tinggi itu dan meninggalkan Rayen di depan gerbang rumahnya.

Jujur, sebenarnya Rayen sangat amat penasaran dengan alasan yang membuat Calista berubah jadi panikan. Saat turun dari mobilnya tadi pun ia melihat Calista begitu sangat terburu-buru dan mengacir masuk ke dalam rumah. Rasanya ingin sekali Rayen keluar mobil dan masuk ke rumah Calista untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu. Tapi tidak mungkin, lagipula siapa dirinya? Saudara bukan, sepupu bukan, apalagi pacar. Atasan? Itu lebih tidak mungkin, apa yang akan ia jelaskan pada orang tua gadis itu? Pasti mereka akan marah besar karena telah meminta anaknya menjadi asisten untuknya.

"Dia kenapa sih?" gumam Rayen.

Drrrtttt... Drrrrtttt...

Suara dering telepon membuat Rayen buyar dari pikirannya soal Calista. Lantas ia pun langsung membuka ponselnya dan membaca daftar kontak yang menelponnya.

Alvaro

Nama kontak Alvaro tertera di panggilan teleponnya yang tengah berlangsung sekarang.

"Lo dimana?" belum sempat angkat bicara, Rayen sudah di todong pertanyaan oleh si penelepon saat telepon itu mulai tersambung.

"Kenapa?"

"Ke rumah sakit Cendekia, sekarang. Rey kecelakaan!"

DEG!

Kabar apa ini? Mendengar itu membuat jantung Rayen berhenti berdetak beberapa detik dengan perasaan tak percaya.

"HAH?! Kok bisa?"

"Nanti gue ceritain, yang penting sekarang lo ke rumah sakit. Rey di UGD."

"Oke-oke, gue ke rumah sakit sekarang."

"Buruan Ray!"

"Iya!"

Tittttt...

Telepon di matikan secara sepihak oleh Rayen dan sesegera mungkin ia menyimpan telepon genggamnya di saku celana, sebelum akhirnya ia menancapkan gas mobil dengan kecepatan tinggi.

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, rasa khawatir dan perasaan tidak enak terus menghantui cowo 18 tahun itu. Rayen begitu sangat cemas pada  Rey. Baru kali ini ia mendengar kabar salah satu sahabatnya mengalami kecelakaan. Semoga saja Rey tidak kenapa-kenapa, pikirnya.

20 menit lamanya mengendarai mobil, akhirnnya Rayen sampai di rumah sakit Cendekia dan langsung turun dari mobil. Cowo itu berlari secepat yang dia bisa di lorong rumah sakit, ia terus berlari dan beberapa kali menabrak orang yang juga tengah berjalan di lorong, tetapi Rayen tak memedulikan itu. Pakaian seragam sekolah yang masih melekat pada tubuhnnya, membuat beberapa pengunjung rumah sakit menatap ke arahnya.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang