"Kenapa tugas kamu bisa belum selesai?"
Calista menelan salivanya susah payah saat mendengar pertanyaan itu meluncur dari bibir seorang wanita baya dengan rambut yang di sanggul bawah. Bagaimana tidak? tugas fisika miliknya sama sekali belum selesai karena waktunya habis untuk mengerjakan tugas Rayen dan tugas cowo itu baru selesai saat pukul 2 pagi. Bukan hal yang mudah bagi Calista untuk menyelesaikan tugas menumpuk Rayen, ditambah lagi pembelajarannya tingkat kelas 12, dan ia masih kelas 11.
Pagi-pagi sekali Calista datang ke sekolah dan langsung menemui Rayen. Tetapi saat tiba di kelas Rayen, ternyata cowo itu belum datang. Calista memutuskan untuk menitipkan tugas kakak kelasnya pada teman sekelas cowo tersebut. Ia tak peduli apakah buku itu sampai di tangan Rayen atau tidak, yang jelas tugas kakak kelasnya itu telah ia selesaikan.
Dan sekarang, mata pelajaran fisika dimulai pada jam pertama. Tetapi Calista sama sekali tak dapat kesempatan untuk menyelesaikan tugas fisikanya, sebab ia tadi justru malah menyelesaikan tugas matematikanya terlebih dahulu di kelas dan tak sempat untuk melanjut pada tugas fisika.
Kia, Nana, dan Queen merasa iba melihat nasib Calista yang begitu malang. Ketiganya hanya bisa diam dan menyaksikan Calista di depan kelas.
"Kamu masih anak baru aja udah berani gak ngerjain tugas."
"Ngapain aja kamu di rumah? nonton streaming?" lanjut wanita baya sebagai guru fisika di kelas Calista.
"Maaf bu." Calista menunduk.
"Sekarang kamu ke lapangan, lari sampai les pertama selesai."
"Tapi bu..."
"Gak ada tapi-tapi. Cepat ke lapangan. Nanti kalau saya lihat kamu gak lari, siap-siap dengan nilai mu." serunya mengketus dan membuat Calista tak bisa bergutik.
Sesegera mungkin Calista pergi dari kelas menuju lapangan utama sekolah Exavier. Sekarang perasaannya campur aduk. Rasa lelah dan ngantuk bersatu dalam dirinya.
"Calista mau kemana, bu?" tanya Nana.
"Dia tidak mengerjakan tugas. Saya hukum lari di lapangan sampai les pertama selesai."
"Bu... yang bener aja. Lapangan sekolah luas banget loh, bu..." seru Queen kaget.
"Kenapa? Resiko dong. Suruh siapa tidak mengerjakan tugas yang ibu berikan?"
"Kenapa, kamu mau ikut di hukum juga?" tanya bu Sita.
"MAU!" seru Queen antusias.
Bu Sita terbelalak. Ia tak percaya kalau muridnya menyetujui utusannya. "Tugas kamu belum selesai juga, Queen?" tanyanya.
"Udah bu. Tapi saya mau di hukum kayak Calista."
"Saya juga, bu..." sahut Nana dan Kia bersamaan sembari mengangkat satu tangan ke udara.
"Kalian udah selesai tugas atau belum?"
"Udah bu."
"Tidak ada hukuman untuk kalian."
"Tapi kami mau di hukum, bu..." ujar Kia.
"Kalian ini apa-apaan. Udah bagus gak ada hukuman, malah minta di hukum!"
"Kasih aja bu, mereka sahabatnya Calista. Gak heran kalau mereka mau di hukum juga." sahut Aldo sang ketua kelas.
"Mau sok jadi pahlawan kesiangan kalian?" tanya bu Sita.
"Kalau ibu bertahan untuk gak hukum kami, kami akan tetap pergi nyusul Calista, bu." tutur Queen.
"Dah ibu.... babay..." ucap ketiganya kompak seraya lari mengacir keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Teen FictionMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...