52. Kecewa

623 51 32
                                    

Setelah diperhatikan lagi, kok makin menurun vote & komen? Apakah pembaca gelap semakin bertambah???

•••

Mobil Rayen telah sampai di sebuah gedung putih mewah, yang tentunya gedung itu adalah sebuah rumah dimana keluarga pengusaha tersukses itu berkumpul. Seusai memarkirkan mobil lexus Es itu di garasi, Rayen mengajak Calista untuk turun. Tetapi gadis itu enggan mengikuti kemauannya.

"Ayo." ajak Rayen saat dirinya telah membuka pintu mobil bagian Calista.

Calista bergeleng. "Gak ah. Ini rumah siapa, gede banget...?" bingung Calista seraya mengedarkan pandangannya keluar mobil.

Rayen tersenyum simpul. "Ikut aja, nanti kamu juga tau..." jawab Rayen.

"Gak mau. Antar aku pulang aja..."

"Kenapa? Aku gak akan ngapa-ngapain kamu, baby..." Rayen membelai rambut panjang Calista.

"Pokoknya gak mau..."

"Gak ada penolakan." Rayen menarik tangan gadis itu tetapi di tahan oleh sang pemilik.

"Ayo dong, sayang... mau aku gendong?" ujar Rayen yang langsung mendapat jawaban gelengan kepala dari Calista.

Atas bujukan yang terus menerus keluar dari Rayen, dengan berat hati gadis itu menapakkan kakinya keluar mobil dan mengeluarkan tubuh sepenuhnya dari sana untuk mengikuti Rayen memasuki rumah mewah tersebut. Perasaan tidak enak menyelimuti gadis itu, lantas dia memilih untuk memeluk lengan kanan Rayen, dan untungnya Rayen tidak mempermasalahkan itu.

Rayen langsung membawa kekasihnya memasuki sebuah rumah mewah bernuansa warna putih itu, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah ruang tamu yang terbilang cukup lebar, bahkan bisa jika untuk dibuat menjadi lapangan bola.

"Kita mau ngapain ke sini, sih?" bisik Calista tetapi Rayen tidak menjawabnya, hingga tiba-tiba hadir seorang wanita baya yang turun dari lantai dua. Melihat itu membuat Calista melepaskan rangkulannya dari Rayen. Dia mengamati wajah wanita baya itu dengan seksama. Seperti tidak asing, pikirnya.

"Rayen...?" panggil wanita baya itu. Rayen berjalan mendekatinya dan memberikan ciuman punggung, tentu kegiatannya itu diikuti oleh Calista.

"Loh... Calista!?" kaget wanita baya itu.

"Tante...!?"

Rayen mengernyitkan dahinya bingung. Bagaimana mereka bisa saling kenal? Bukankah mereka belum pernah ketemu sebelumnya? pikir Rayen.

"Kok bunda tau namanya Calista?"

"BUNDA!?" kaget Calista tak percaya. Untungnya suaranya itu sangat kecil, sehingga tidak mampu membuat wanita baya serta kekasihnya itu mendengarnya.

"Tau dong. Calista ini yang nolongi bunda kemarin waktu bunda hampir ketabrak mobil."

"HAH!?" kini Rayen yang merasakan kaget gak karuan.

"Calista, gimana siku kamu?" tanya Nilam.

Calista melirik ke arah sikunya yang sudah diperban. "Udah baikan kok, tan. Kemaren sampe rumah langsung saya obati..." jawabnya.

"Oh syukurlah..."

"Kenapa siku kamu!?" pekik Rayen yang baru tersadar akan siku Calista yang diperban. Cowo itu langsung memegang tangan gadisnya untuk melihat keadaan siku Calista.

"Gak apa-apa..."

"Kok kamu manggil tante ini, bunda?" bisik Calista pada Rayen.

"Namanya juga bundanya aku..."

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang