"Satu..."
"Dua..."
Hitungan mundur mulai terdengar dari mulut perempuan yang sejak tadi berdiri di tengah jalanan, dimana membuat Rey dan Alvaro semakin menggeber kan motor mereka dan bersiap untuk melaju kencang membelah jalanan.
"Ti-
"STOPPPPP!!!!"
Nyaring-nya suara pekikan yang tiba-tiba muncul itu, berhasil membuat someone tersebut menjadi pusat perhatian orang-orang di setempat. Terutama Rey dan Alvaro, dikarenakan someone berjenis kelamin perempuan itu tiba-tiba hadir di tengah-tengah mereka tepat di depan motor Rey.
Rey dan Alvaro spontan membuka kaca helm full face mereka secara bersamaan dengan penuh rasa keterkejutan.
"NANA!?" pekik Rey kaget.
Nana. Gadis yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah balapan yang sebentar lagi akan mulai. Dia memasang wajah datar dan napas yang memburu dengan sorot mata yang tajam ke arah Rey.
"Na! Lo ngapain di situ, minggir. Ntar ketabrak!" seru Alvaro.
Nana tidak menghiraukan ucapan dari cowo di samping kekasihnya itu. Hanya lirikan sekilas yang ia berikan pada Alvaro kemudian kembali pada Rey sebelum akhirnya dia berjalan mendekati kekasihnya.
"Turun!" pinta Nana sedikit suara meninggi.
Rey mengerutkan dahinya, sedangkan tangan kirinya telah di genggam erat oleh Nana dengan di goyang-goyangkan.
"Ikut aku!" cetus cewe itu.
"Kemana?" tanya Rey.
"Turun! Cepet!" Nana menarik paksa Rey, hingga membuat cowo itu hampir terjatuh dari atas motor. Banyak pasang mata yang menyaksikan kejadian itu, tetapi Nana tidak memedulikannya.
"Iya-iya sabar. Ntar aku jatoh..." ujar Rey sembari turun dari atas motornya lalu mencagakkan, kemudian belum ada persiapan, ia sudah di tarik paksa oleh Nana untuk berjalan keluar dari area balapan.
"REY! MAU KEMANA LO!?" teriak Alvaro tetapi tak di jawab oleh yang bersangkutan.
Sekarang, disinilah Rey dan Nana berada. Di sebuah taman yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat balapan tadi. Cukup sepi dan senyap. Rey yang masih bingung dengan sikap Nana, masih belum berani untuk bertanya pada gadis itu, disebabkan sorot mata Nana yang begitu menyeramkan.
"Kenapa kamu bisa disini?" tanya Rey.
"Terserah aku mau dimana!"
"Kok ketus sih?" kaget Rey.
"Siapa yang nyuruh kamu balapan!? Udah aku bilang, kamu jangan balapan! Kalau kamu cedera lagi gimana?"
"Aku gak mau ya dengar kabar kamu masuk rumah sakit lagi terus patah kaki lagi! Gak kapok sama yang kemarin!? Ngeyel banget sih kamu dibilangin?" lanjut Nana dengan wajah memerah.
"Na, balapan itu hobi aku."
"Gak ada hobi yang lain apa!? Kan kamu bisa punya hobi baca kek, masak, atau apa kek. Bukan malah balapan gak jelas kayak gini!"
Rey menghela napas gusar dan memilih diam. Dia tidak ingin emosinya terpancing dan akan mengakibatkan dirinya dan Nana bertengkar lebih hebat.
"Aku gak suka liat kamu balapan." lirih Nana dengan mata berkaca-kaca.
"Aku khawatir sama kamu. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Balapan itu bahaya, apalagi balapan liar kayak gini. Iya oke kamu balapan gak jatuh malam ini, tapi kalau tiba-tiba ada polisi, kamu bisa masuk penjara!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Teen FictionMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...