31. Aca, Iqbal dan Rayen

930 65 15
                                    

Thanks for 300+ followers nya...
Thanks juga udah ramein...😻🤍

Yuk bisa yuk makin rame lagi hhh...
Sebelum baca, pastikan udah VOTE....

•••

Sekarang Calista sudah berada di dalam sebuah mobil , pemilik laki-laki yang membawa payung tadi.

Baju basahnya telah di tutipi oleh handuk kering. Keduanya berada dalam satu mobil yang sama, dengan rasa kecanggungan yang melanda. Mobil sama sekali belum jalan, masih berhenti di depan tugu pemakaman.

"Harusnya lo langsung pulang kalau udah tau awan mendung."

"Bukan malah tiduran dan hujan-hujanan kayak tadi." lanjut laki-laki yang masih berseragam sekolah Exavier itu.

"Lo gak bakal ngerti, kak." jawabnya.

"Gue ngerti. Tapi dengan lo hujan-hujanan kayak tadi, justru akan buat mamah lo khawatir." Calista terdiam. Dia menunduk dan memainkan jari-jari tangannya.

"Kenapa lo bisa tau gue disini?" tanya Calista.

"Clay yang ngasih tau gue." jawabnya.

Calista semakin dibuat bingung, lantas dia mengerutkan dahinya. "Clay tau darimana?" tanyanya lagi.

"Dia tadi juga lagi di makam neneknya." Calista berangguk paham.

Rayen menginjak gas mobil dan mulai melakukan mobilnya, pergi dari halaman pemakaman tanah merdeka itu.

Chat Rayen dengan Clay 👇

Chat Rayen dengan Clay 👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang perjalanan tentunya tak ada perbincangan antara Calista dan Rayen. Mereka terus berlomba-lomba untuk saling berdiam diri, meski sesekali dari keduanya terus tertangkap basah saling melirik.

Waktu terus berjalan dengan cepat dan sekarang sepasang manusia itu berada di apartemen Rayen seorang. Cowo itu sengaja membawa Calista ke apartemennya karena jika ia kembalikan ke rumah, pasti gafisnutu akan kena Omelan oleh papah maupun mamah sambungnya karena telah berani pulang telat dalam kondisi basah kuyup.

Calista terduduk di sofa ruang tamu apartemen dengan bajunya yang masih basah dan terbalut handuk kering. Sedangkan Rayen tengah pergi masuk ke dalam kamarnya, tak tahu apa yang tengah cowo itu lakukan.

Selagi menunggu, Calista memperhatikan setiap sudut apartemen bernuansa China itu. Ia akui apartemen milik kakak kelasnya ini begitu luas serta memiliki balkon yang tempatnya strategis. Jika ingin menyaksikan lintasan jalan raya yang ramai, posisi balkon itu sangat pas dan hal itu menambah daya tarik dari apartemen Rayen.

Meski sudah pernah ke apartemen Rayen sebelumnya, Calista akui jika dirinya tak terlalu memperhatikan hingga sudut-sudut ruangan.

"Ganti baju dulu, nanti masuk angin." suara berat Rayen berhasil membuat Calista beralih ke arahnya.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang