15. Terbongkar semua

1.2K 77 7
                                    

"Kok kakak bisa di sini?"

Calista bangun dari jatuhnya dan mendekat pada Rayen seraya melontarkan sebuah pertanyaan pada laki-laki itu. Rayen diam dan langsung menarik Calista untuk bersembunyi di balik tubuhnya. Sedangkan Karina masih terdiam membisu di depan mereka.

"Di belakang gue aja." ujar Rayen yang di angguki olej Calista.

"Siapa kamu?!"

"Oh saya tau, kamu pacarnya Calista kan?!" lanjut Karina.

"IYA! Saya pacar Calista."

Karina tersenyum smirk, seakan-akan jiwa kemenangannya telah di genggam. "Siapa yang menyuruhmu ke sini, pacar jelek mu itu? Dia jelek, gak berguna, putusin aja, buang jauh-jauh kalau perlu." seru Karina tanpa rasa berdosa.

"JAGA BICARA ANDA!" Rayen emosi. Kedua tangannya mulai terkepal kuat di kala telingannya mendengar semua ucapan sampah Karina. Tak tahu kenapa rasanya begitu sakit saat ia mendengar Calista di katain seperti itu.

"Kamu yang harusnya jaga bicara mu. Saya ini orang tua."

"Gak peduli mau orang tua, kakek, nenek, om, tante, terserah apapun itu, kalau mereka udah keterlaluan, saya gak akan segan!"

"Kak, jangan di lawan." bisik Calista yang sudah bergetar di belakang Rayen.

"Kenapa, lo takut?"

"Tapi dia mamah gue."

Rayen diam seribu bahasa. Cowo itu hampir lupa jika wanita baya di depannya ini adalah Mama Calista. Fyi, Rayen belum mengetahui kalau Karina adalah Mama tiri Calista.

"Walaupun bukan mamah kandung." lanjut Calista yang membuay Rayen kaget.

"Bukan mamah kandung?" Calista mengangguk sekali.

"Pantes." lirih Rayen.

"HEI! Memang gak ada otak kalian! Di sini masih ada saya, dengan entengnya kalian pacaran di situ?!" sentak Karina tiba-tiba.

Rayen menatap tajam Karina, seakan ingin menerkam. "Bicara Anda terlalu frontal, lebih baik belajar bicara dulu di paud." tutur Rayen.

"Kurang ajar kamu! ganteng-ganteng gak punya akhlak!"

"Kayaknya Anda sendiri yang tidak memiliki akhlak plus o-tak." Rayen memainkan jari telunjuk kanannya dengan memegang dahinya yang menggambarkan menunjuk arah otak. (paham g sih maksudnya?😭)

"Kak..." Calista memanggil dengan suara pelan. Tangan gadis itu meraih baju Rayen dan di tariknya.

"Lo di belakang gue aja, jangan keluar!"

"Tap-

"Ngerti gak sih lo! Kalau lo kena gimana?!" sentak Rayen yang tak ingin gagang sapu itu melayang di tubuh Calista.

Calista sempat tersentak sebelum akhirnya memilih untuk benar-benar diam. Lain dengan Rayen yang masih terus beradu argumen dengan Karina.

lima menit berlalu, namun perdebatan antara Rayen dan Karina belum juga usai. Di belakang tubuh cowo tampan bernama belakang Andera, terlihat Calista yang sudah sempoyongan seperti akan jatuh ke tanah. Gadis itu nampak lemas dan mata yang sayup.

"K-kak..."

"Diam!" seru Rayen karena masih terbawa emosi oleh Karina.

"Kak Ray..."

"Lo tinggal diem doang di be-

"Cal? Are you oke? Cal...?" Rayen terperanjat kaget sesaat kepalanya berputar ke belakang untuk melihat Calista. Namun, tak di sangka, matanya menangkap Calista yang berusaha menahan berdiri agar tak jatuh dan mata yang sudah hampir menutup.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang