58. Sosok Misterius

594 42 15
                                    

Karena lagi rajin, jadinya Bluve memilih Up...
Seneng gak? harus seneng sih ahahah...

Sabi part kali ini lebih rame?
Yuk bubbles, kerja samanya...😁

Sebelum baca pastikan sudah menekan tombol vote dan jangan lupakan penuhi komentar sebelum meninggalkan part😙

Semoga dapat di pahami dan...
TERIMA KASIH🙏🏻💙

•••

Rabu pagi yang indah, menjadi saksi hari ke enam kandasnya hubungan Rayen Andera dan Angelina El Calista.

Suara bel istirahat pertama berbunyi begitu nyaring di setiap sudut gedung Exavier Hight School. Semua anak-anak berhamburan keluar kelas secara desakan. Ada yang pergi ke kantin, perpustakaan, taman sekolah bahkan rooftop. Calista? Gadis itu menjadi salah satu murid yang mengunjungi taman sekolah seorang diri. Ya, dia tak ingin di temani oleh siapapun, meski ketiga sahabatnya telah menawarkan diri untuk menemaninya.

Sekarang, disinilah gadis itu berada. Taman belakang sekolah yang terbilang cukup sepi, hanya beberapa murid saja disana dengan jarak yang sedikit saling berjauhan. Calista. Gadis itu memilih bangku kosong yang letaknya sangat jarang di lewati anak-anak Exavier. Hari ini gadis itu memerlukan ketenangan, sebuah buku tebal menjadi temannya pagi menjelang siang hari ini.

Sorot matanya tajam dan kosong ke arah depan. Kedua kakinya saling tertutup rapat, menyatukan dengkul dan pergelengan kaki. Nampak kedua tangannya menyatu di atas paha seraya memegang sebuah buku tebal.

Hufftttt...

Helaan napas terdengar dari gadis itu sebelum akhirnya ia membuka lembaran buku yang di pegangnya.

Perihnya Cinta

Kurang lebih itulah judul buku yang Calista baca. Bersampul merah pekat bercampur putih. Sedikit persis dengan sampul buku Rayen yang sempat di pinjamnya waktu itu.

Aku tidak kehilangan apa-apa
Aku hanya kehilangan orang yang singgah tetapi takdir tidak menyatukan aku dan dia.

Air mata terjun bebas membasahi pipi Calista, saat gadis itu membaca sebuah kalimat dari buku yang dibaca. Kalimat yang sangat mewakili kisah kehidupan cintanya.

Akibat dari tetesan matanya yang terus turun, lembaran buku yang terbuka nampak basah dibuatnya. Tetapi gadis itu tidak memedulikannya. Pikirannya mulai melayang, menayangkan kembali memori indah bersama sosok laki-laki yang menjadi alasannya untuk bahagia.

"Jangan nangis."

Seseorang mengejutkan Calista dikala suara itu terdengar dan air mata yang di seka oleh someone tersebut. Sontak Calista langsung menyadarkan dirinya dari lamunan dan menghapus air matanya dari pipi.

"Kak Rayen!?" pekiknya.

Calista terkejut. Ternyata Rayen sudah ada di sebelahnya, ikut duduk di bangku panjang itu dengan tatapan sendu mengarah padanya.

"Aku gak suka liat kamu nangis." ucap Rayen.

Calista diam dan mengabaikan Rayen. Manik mata gadis itu melihat ke lain arah, ia enggan menatap Rayen yang kini di sebelahnya, tak tahu sejak kapan cowo itu berada disana.

"Sejak kapan lo disini?" tanya gadis itu sedikit nada tinggi.

"Baru aja."

"Kamu kenapa nangis?" berganti dengan Rayen yang bertanya.

Calista melirik sekilas Rayen kemudian kembali menatap ke lain arah.

"Bukan urusan lo." jawabnya.

"Cal-

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang