60. Jangan Sampai Menyesal

640 49 9
                                    

Makin hari makin turun aja jumlah komen...
ayo dong ramein‼️

terima kasih untuk yang masih bertahan hingga part ini...🫶🏻💋

•••

DUG!

Pintu kamar tertutup keras akibat dari Calista yang membanting pintu itu. Gadis itu langsung mencampakkan tas ranselnya ke sembarang arah dan membuang tubuhnya ke atas kasur king size berseprai warna merah jambu.

Air mata mengalir deras membasahi pipi gadis itu. Kepala Calista kini bertumpu pada guling dengan tubuh yang telungkup. Dia masih terus membiarkan cairan bening itu mengalir hingga membasahi sarung guling.

Rasa amarah dan kecewanya semakin bertambah dikala mendapatkan pesan dari Dimas bahwa pria itu masih berada di kantor, memiliki pertemuan mendadak dengan client sehingga tidak dapat menjemputnya. Calista berpikir, mengapa tidak memberitahunya lebih dulu kalau tidak bisa menjemput?

"Hikss... mamah...." lirihnya.

"Mah... Calista kira Calista udah nemu kebahagiaan Calista, tapi ternyata enggak, mah..." lanjutnya seraya menyeka air mata yang berlinang di pipinya.

"Andai mamah masih ada, pasti Calista bakal ceritain semuanya ke mamah. Calista gak kuat, mah..."

Ceklek...

Suara engsel pintu di tekan kebawah dan membuat pintu itu terbuka, membuat Calista buru-buru menyeka air matanya dan segera beralih menatap ambang pintu kamarnya.

Matanya mengerjab kaget dan membulat sempurna. Langsung dia bangun dari rebahannya di atas kasur dan mulai duduk ke bibir kasur miliknya.

"LO!?"

"NGAPAIN KE SINI!? Kan udah gue suruh pulang!" lanjutnya dengan suara yang nyaring.

Seseorang yang baru saja tiba di dalam kamarnya itu pun belum menjawab apapun ucapan yang Calista keluarkan, melainkan someone tersebut terus berjalan memasuki kamar Calista dan menghampiri gadis itu di bibir kasur sebelum akhirnya ikut duduk di samping Calista.

"Aku khawatir sama kamu. Diluar hujan deres banget, kamu sendirian dirumah."

"Tau darimana lo gue sendirian!?"

"Mobil papah kamu gak ada di garasi."

Calista memutarkan bola matanya malas dan sedikit menjauhkan tubuhnya dari cowo di sampingnya.

"Lo pulang! Gue gak terima tamu..."

"Aku gak akan ngebiarin kamu sendirian..."

"Gue gak mau ditemenin..."

"Kali ini aja please... jangan usir aku buat deket sama kamu..." mohon Rayen yang membawa Calista ke dekapannya.

Calista terbelalak saat tdirinya di tarik paksa memasuki dekapan hangat Rayen. Sangat terasa di puncak kepala Calista terdapat dagu runcing cowo itu dan tangan kekarnya yang melingkar di pinggang Calista.

"Maaf untuk semuanya. Maaf udah bikin kamu kecewa." tutur Rayen bersuara lirih.

"Aku sayang sama kamu. Aku gak bisa jauh dari kamu. Satu hal yang harus kamu tau..."

Calista membawa tatapannya ke atas, untuk melihat Rayen. Kini jaraknya begitu dekat dengan Rayen.

"Kamu satu-satunya cewe yang buat aku jatuh cinta pada pandangan pertama." lanjut Rayen saat tau Calista menatap ke arahnya.

"Bohong lo, kan?" Calista bertanya seraya melepaskan dekapan dari Rayen.

"Buat apa? Selama ini aku sama sekali gak pernah buka hati buat cewe selain bunda. Baru kamu yang berhasil buka hati aku."

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang