47. Tragedi jam istirahat

770 40 105
                                    

"Nana?" Rey memanggil kekasihnya itu di dalam kelas.

Nana terduduk lemas di atas lantai dengan punggung yang menyandar di dinding kelas. Tangan kanannnya terus memegangi kaki kanannya yang diluruskan ke depan. Begitu lemasnya wajah Nana terlihat bahkan sesekali terdengar suara ringisan kesakitan dari gadis itu. Rey. Remaja cowo tampan pemilik senyuman termanis itu melangkah memasuki kelas sang kekasih untuk mengecek kondisi perempuan itu.

Queen mengatakan bahwa Nana terjatuh dari atas meja ketika gadis itu tengah berbuat konser bersama teman-teman yang lain. Tanpa sengaja kaki kanan Nana menginjak ujung meja dan tapak sepatunya yang licin membuatnya jatuh ke bawah sampai kaki kanannya itu sempat terjepit meja di sebelahnya. Tak tahu bagaimana posisi jatuhnya, yang pasti kaki kanan Nana tertimpa meja serta kaki kirinya.

Queen, Calista juga Kia seketika panik bukan main di kala Nana jatuh. Mereka khawatir terhadap Nana, apalagi saat terdengar suara kesakitan dari Nana yang membuat mereka kian panik. Queen merasa kalau hal ini Rey harus tau, dia langsung mengajak Kia untuk menemui Rey dan membiarkan Calista tinggal bersama Nana.

Rey telah sampai di depan Nana. Dia berjongkok di depan gadis itu sebelum akhirnya membawa Nana ke dalam dekapannya.

"Kenapa bisa jatuh?"

"Are you oke, baby?" lanjut Rey bertanya dengan tangan kanan yang mengelus pipi mulus Nana.

"Sakit... hiks..." buliran air mata mulai keluar membasahi pipi Nana. Rey yang tak tega melihat keadaan kekasihnya itu pun langsung menyembunyikan kepala Nana kedalam pelukannya dan di elusnya kepala perempuan itu dengan begitu tulus.

"Kenapa bisa jatuh sih, hmm?"

"Kepleset tadi." adu Nana.

"Mana coba sini aku liat kaki kamu." Rey melepaskan tautan pelukannya dan membiarkan Nana menunjukkan kakinya yang terasa nyeri.

Pergelengan kaki kanan. Begitu terlihat membiru pekat, sepertinya itu faktor dari tertimpa meja dan sempat terbengkok saat jatuh. Kemungkinan kecil kakinya keseleo.

"Aww akhh..." pekik Nana saat Rey menyenggol sedikit leban biru itu.

"Sakit?" Nana berangguk cepat.

"Kita ke uks, ya." ajak Rey namun gadis itu bergeleng.

"Ke uks aja, Na." sahut Queen yang sejak tadi diam memperhatikan, bersama dengan sahabatnya yang lain juga rich boy.

Nana mendengar suara Queen, tetapi ia menjawab dengan gelengan kepala lagi, sampai membuat Rey bingung.

"Terus kamu maunya gimana, di kelas aja?"

"Yakin?" lanjut Rey memegang pundak Nana.

Nana nampak diam seribu bahasa dan matanya yang menatap Rey begitu dalam bahkan berkaca-kaca.

"Atau kamu mau pulang? Iya sayang? Biar aku anter..." Rey kembali bersuara.

"Sayang jawab dong... iya, kita pulang aja ya? biar kamu istirahat..." Rey begitu khawatir. Dia terus mengelus tangan Nana dan Pipi secara bergantian.

Anggukan kecil tampan dari Nana. Gadis itu menyetujui usulan Rey untuk pulang ke rumah saja. Tanpa berlama-lama, Rey langsung menggendong Nana ala bridal style, berjalan keluar kelas menuju parkiran. Urusan izin, dia percayakan pada sahabatnya.

"Hati-hati kalian..." seru mereka semua melihat kepergian Nana dan Rey.

"Kenapa bisa jatuh sih, kalian main apaan emangnya?" tanya Nathan masih bingung dengan tragedi yang terjadi pada Nana.

"Kita tadi konser lagu. Nana semangat banget sampe naik meja."

"Gak taunya malah salah napak." Kia menyambung dari ucapan Calista.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang