63. Alam pun merestui

639 45 9
                                    

Mungkin Bluve bakal jarang up...
soalnya mau fokus ujian wkwkwk...

kalian udah pada ujian belum, di sekolah?
bagi yang udah as lagi melaksanakan ujian, SEMANGAT ya‼️

okelah, semoga kalian bisa memahaminya...
trims🙏🏻💙

*kalo ada typo kasih tau yak

•••

Bisa?" tanya Rayen yang dibalas gelengan kepala oleh Calista. Melihat tanggapan itu pun berhasil mengundang tawa kecil oleh Rayen Andera.

Sekarang keduanya sudah berada di dalam mobil seusai dari taman tadi. Tentunya baju mereka masih dalam keadaan basah. Untungnya Rayen selalu membawa handuk kecil yang ia taruh di dalam mobil. Hanya ada satu handuk, ia berikan benda berbulu tipis warna putih itu pada Calista dan ia pakaikan di pundak gadis itu.

"Udah tau gak bisa, sok-sokan masang sendiri." cibir Rayen setelah selesai memakaikan seat belt pada Calista.

Atas cibiran itu, tentunya ia berhasil mendapatkan hadiah tampolan di lengan kiri dari Calista.

"Main kekerasan kamu!" pekik Rayen.

"Ih, pelan aku mukulnya!" seru Calista.

Aku? Calista memanggil dirinya dengan sebutan Aku? Jangan di tanya kenapa? Karena yang pasti jawabannya adalah... Rayen dan Calista telah resmi balikan! Sekarang mereka kembali menjalin hubungan seperti semula.

Senang? Bahagia? Pastinya!

Flashback on

"Kamu mau? Kamu mau balikan sama aku?" tanya Rayen lagi setelah beberapa kali ia terus bertanya.

"Maaf." lirih gadis itu menauuhkan dirinya dari Rayen hingga membuat sang empunya mendelik kaget.

"Maaf?" kaget Rayen.

Calista mengangguk.

"Maaf aku gak bisa."

"Kenapa? Kamu beneran udah lupain aku, udah gak sayang aku?" tanya Rayen bertubi-tubi.

Calista menunduk tak berani menatap lebih dalam mata lelaki di depannya itu.

"Cal... Jawab!" pekik Rayen menggoyangkan tubuh Calista sedikit keras.

Beberapa detik berlalu tetapi belum ada jawaban dari gadis pemilik nama Calista itu. Hingga akhirnya tiba-tiba kepala yang semula nunduk, bergerak perlahan kembali menghadap seorang Rayen Andera. Tentunya dengan tatapan sendu dan menahan tangisnya.

"Maaf... maaf gue gak bisa buat nolak ajakan lo untuk kita balikan."

"Karena gue masih terlalu sayang sama lo." lanjut gadis itu yang langsung mendapatkan hadiah pelukan erat dari Rayen. Pelukan itu terjadi begitu lama, seakan-akan menyalurkan rasa kerinduan yang selama ini di tabung.

Rayen terus memeluk perempuan di depannya begitu erat, bahkan tanpa sadar air matanya meluncur bebas di pipi sampai akhirnya tersapu oleh air hujan yang menimpa wajahnya.

"Aku kira kamu beneran gak mau, Cal..." lirih cowo itu masih dalam dekapan.

Calista tidak menjawab. Gadis itu mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Rayen dengan menyimpan dalam wajahnya di dada bidang cowo itu. Perlahan sudut bibirnya terukir, secara diam-diam, gadis itu tersenyum haru.

Dari tempat bawah pohon besar, semua mata manusia yang berteduh dibawah sana merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam diri mereka masing-masing setelah melihat keakraban yang semakin tercipta antara Rayen dan Calista. Meski nyatanya mereka tidak mendengar jelas perbincangan antara sepasang manusia yang berdiri di tengah-tengah lapangan dibawah derasnya hujan. Senyum haru terukir di wajah mereka semua saat menangkap Rayen dan Calista saling berpeluk mesra. Sepertinya rencana ini berhasil, pikir rich boy.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang