35. Pertandingan Basket

940 57 32
                                    

Inpo typo...
Kalo ada typo maaf ya... mwueheheh...

•••

Hari terus berjalan dengan begitu cepat, hingga tiba hari ini adalah hari dimana seluruh anggota basket Exavier akan berangkat untuk pertandingan di SMA Permana Jakarta.

Di outdoor depan sekolah, lapangan sudah ramai di penuhi anak-anak basket, dimana salah satu di antara mereka terdapat Rayen. Jersey biru kuning terpasang rapi di tubuh para pemain, baik dari tim Rayen maupun Eric. Untuk hari ini kedua tim itu akan bekerjasama untuk memenangkan pertandingan.

Jangan lupakan dengan anggota cheers yang telah siap untuk mensupport para pemain.

Calista? Sahabatnya? Apakah mereka juga ikut? Sure! Mereka turut ikut, juga tentunya atas permintaan para kekasih mereka semua, dan Calista yang atas paksaan Rayen, mau tak mau ia harus ikut dan akan menjadi support paling berharga yang Rayen punya.

Lain di lapangan, pada depan pos satpam, 2 bus sekolah putih dengan logo Exavier telah bersiap untuk mengantarkan semuanya menuju tempat tujuan.

Sekarang para tim basket tengah sibuk mendengarkan arahan dari guru olahraga yang tentunya mengenakan baju olahraga dan sebuah pluit tergantung di lehernya.

Tak butuh waktu lama, pak Jo menyudahi arahannya kepada mereka semua. Suara sorakan dan tepuk tangan terdengar riuh di lapangan outdoor sekolah. Mereka akan segera berangkat menuju SMA Permana Jakarta. Namun sebelum itu, tim basket seluruhnya melakukan do'a dan tos terlebih dahulu.

"Ingat ya, tim basket naik bus depan. Anak cheers di bus belakang." peringat pak Jo yang di angguki oleh mereka semua.

Langsung saja semuanya menuju mobil yang telah di tentukan. Cheers yang sudah masuk ke dalam mobil lebih dulu dan tim basket Eric yang sudah masuk sepenuhnya ke dalam bus depan. Sedangkan rich boy masih berada di lapangan, menemui para gadis mereka yang masih stay di depan mereka.

"Kalian hati-hati, ya. Ikut kita dari belakang." peringat Rey yang di angguki para girls.

Calista, Nana, Queen dan Kia tidak ikut serta naik bus sekolah. Tetapi mereka akan menaiki mobil Rayen, yang akan dikemudi oleh Queen. Harusnya yang mengemudikan mobil itu adalah Calista, atas oerminta Rayen sendiri, tetapi gadis itu menolak. Dan akhirnya Queen yang turun tangan.

"Kalian buruan masuk ke bus, ntar di tinggal." komentar Kia yang melihat bus sekolah hampir berangkat pergi.

Rich boy tersenyum ke arah mereka semua. "Kita berangkat ya." ucap Nathan.

"Sampai ketemu di sana." sahut Alvaro.

Semua sahabat Calista tersenyum ria, hanya gadis itu saja yang tidak. Sejak tadi ia selalu menangkap basah Rayen yang terus menerus menatapnya begitu dalam dan penuh arti.

"Nitip." Rayen menghampiri Calista dan memberikan ponsel bobanya pada Calista. Tentu ini membuat Calista terkejut.

Calista berkerut dahi, seolah-olah memberikan pertanyaan 'untuk apa nitip dengannya?'.

"Gue suka teledor kalau di luar." tutur Rayen yang seakan tahu dari raut wajah Calista. Calista mengangguk paham dan langsung mengambil ponsel itu kemudian di pegangnya erat.

"Kalau lo bosen, mainin aja hape gue. Sandinya tanggal lahir lo."

Deg!
Apa tadi kata Rayen? Sandi handphonenya adalah tanggal lahir Calista? Oh tidak-tidak, mengapa berani sekali cowo itu memasukkan tanggal lahir Calista tanpa sepengetahuan sang pemilik? Belum menjadi kekasih saja sudah begini, gimana kalau sudah resmi menjadi kekasih? Apakah semuanya akan menjadi serba Calista?

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang