76. HTS

472 28 8
                                    

"kok balik lagi?"

Nathan, yang tengah duduk di sofa ruang tamu rumahnya, menatap aneh ke arah Gema. Dia kaget kenapa Gema kembali ke rumahnya saat beberapa menit lalu telah berpamitan untuk pulang.

"Charger gue ketinggalan." Gema menjawab seraya menunjukkan charger handphonenya yang baru saja dia ambil di atas meja ruang tamu.

"Charger handphone lo kan banyak, ketinggalan satu gak ngaruh lah..." ujar Nathan.

"Lagian kan bisa minta tolong gue. Bisa gue bawa besok ke sekolah." lanjutnya.

"Malas. Tangan lo najis." balas Gema tak berhati. Dia segera memasukkan charger handphonenya itu ke dalam ransel sekolah yang masih ia gendong di pundaknya.

Nathan mendelik. Sahabatnya itu memang paling bisa memancing emosinya. Dia lalu segera bangkit dari duduk Sofanya dan menatap sengit ke arah Gema yang berdiri di depannya, kemudian dia bersedekap dada di depan sang sahabat.

"Sok iya lo. Tangan lo yang haram aja gak pernah gue sebut." sinis Nathan.

Gema menghela napasnya pelan kemudian menatap dingin Gema saat aktifitas memasukkan charger telah selesai. "Kasihan. Gak pernah ngehibur diri ya? Sini gue hiburin..."

"Gak jelas lo emang." ujar Nathan.

"Tapi lebih kasihan lo, sih betewe. Jomblo kan? Makannya cari pacar." lanjut Nathan.

"Cih... ngeremehin. Gue punya kali!"

"Kasihan, hts..." celetuk Nathan.

"Kasihan, punya cewe tapi kayak Mak lampir."

"Kasihan jomblo abadi."

"Kasihan, punya duit tapi buat pacar."

"Penting gue happy, boy!" seru Nathan.

"Sehat-sehat hts..." lanjut Nathan yang menepuk-nepuk pundak Gema pelan seraya menaik turunkan kedua alisnya.

Gema langsung terdiam. Dia menatap tajam ke arah Nathan dengan tangan yang siap untuk menghabiskan manusia di depannya. Keduanya saling beradu tatapan seringai.

Tetap calm down. Ini sudah menjadi kebiasaan kedua sahabat sejati forever yang setiap detik, menit, jam, beradu mulut. Tidak perlu khawatir, dalam hitungan menit mereka dapat kembali seperti semula tanpa rasa emosi.

"Ntar putus nangis!"

Nathan tertawa keras saat mendengar itu. Gema seakan-akan tidak berkeinginan untuk memiliki pacar, dan punya pacar pasti beresiko putus atau break, tetapi itu semua kembali kepada pasangan masing-masing, bagaimana mereka menjalankan hubungan dalam suatu kesepakatan bersama.

"Yang hts gak di ajak. Mending urusi dulu hts-nya, udah sampe mana?" Nathan terkikik geli.

Tak ada respon. Gema menghela napas dan kemudian berjalan menghampiri Nathan dengan senyuman smirknya. Cowo itu menatap seringai sahabatnya, sementara sang empu yang di tatap pun hanya diam bersama pikirannya yang bertanya-tanya soal Gema.

"Gue balik."

Gema sialan! Nathan kira cowo itu akan menyentak dan mengajaknya beradu mulut bahkan beradu tenaga karena tak terima dengan julukan hts yang di berikannya. Tetapi, Gema justru tersenyum sumringah dan menepuk pundak Nathan dengan mengatakan bahwa dirinya ingin pulang.

"Hah?" bingung Nathan menganga.

"Ha ho ha ho... gue balik...!" ujar Gema terkekeh sebelum akhirnya melangkah pergi dari dalam rumah Nathan.

"I-iya, oke. Hati-hati."

"Hmm.." hanya balasan deheman yang Gema keluarkan untuk menjawab Nathan, dengan langkah kaki yang terus melangkah keluar sementara tangannya melambai pada Nathan, tanpa tubuhnya yang berbalik ke arah kekasih Kia itu.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang