44. Rencana yang terbongkar (2)

805 44 110
                                    

Hahahah....
Aku sudah menemukan nama yang cocok untuk nama baru pena wkwkwk...

Mulai sekarang, panggil aku "Bluve". Jangan Author lagi😁 Biar ada variasinya aja hhh...

Bagus gak sih?

•••

"Pah, cowo ini tuh anaknya m-

"Aku Satria, om. Adik sepupunya Karina." Satria menyerobot ucapan Calista. Dengan santainya dia menarik tangan kanan Dimas untuk berjabat.

Karina mendengar ini. Tentu dia mendelikkan matanya, sebab tak habis pikir dengan anaknya yang mengaku sebagai adik sepupu. Bagaimana bisa?

"Adik sepupu? Benar itu sayang?" Dimas bertanya pada sang istri.

"I-iya mas. Dia Satria, sepupu aku."

"PAH MEREKA BOHONG! Satria ini bukan adik sepupunya mamah, tapi-

"Kamu kenapa sih sayang, Satria ini bener sepupunya mamah..."

Sial! Lagi dan lagi ucapan Calista di potong sembarangan. Ini benar-benar sangat tidak adil. Kalau begini caranya, gimana dirinya harus menjelaskan semua soal kebusukan Karina dan anaknya? Ibu dan anak ini sungguh sangat ahli dalam bermain drama dan memanipulasi.

"JANGAN POTONG UCAPAN GUE!!!"

"Lo sakit aja masih bisa main drama. Gue curiga kalau lo mati arwah lo nyoba casting di akhirat!" lanjut Calista naik pitam.

"CALISTA! Jaga ucapan mu!" sentak Dimas tak percaya dengan anaknya yang penurut itu tiba-tiba bisa berucap kasar seperti tadi.

Calista terdiam sejenak sebelum akhirnya angkat bicara. Dia menangkap manik mata Dimas dengan begitu dalam dan penuh pengharapan kalau semuanya akan berakhir hari ini. Tidak ada lagi perdramaan busuk dalam keluarganya.

"Selama ini aku udah cukup sabar ya, pah. Tapi kali ini, gak akan ku biarkan manusia lucknut seperti mereka ini menghancurkan hubungan antara aku dan papah!"

"Aku pengen papah yang dulu! Semenjak papah nikah sama wanita ini, aku kehilangan peran seorang ayah!"

Isakan tangisan mulai pecah di Calista. Gadis itu betul-betul tampak kecewa dan hampir putus asa untuk hubungan ayah dan anak.

"Kamu ini kenapa sih, Cal? Papah gak ngerti maksud kamu..." Dimas bergeleng bingung, sulit baginya untuk mencerna penuturan sang anak.

"Aku mau, sekarang juga papah cerai sama wanita ini!!!" dengan suara kerasnya dan wajah yang mulai memerah, Calista menunjuk kasar Karina.

Karina terbelalak. "Cal-

"DIAM! GAK ADA YANG NYURUH LO NGOMONG DISINI!!!" cetus Calista lebih keras dari sebelumnya.

"Asal papah tau, selama ini papah dibohongi sama perempuan ini! Anak cowo di samping papah ini, dia anaknya Karina. Mereka punya rencana untuk ngambil alih perusahaan papah, uang belanja selama ini yang papah kasih ke istri kedua papah ini, dia belanjakan buat beli keinginan anaknya, bukan beli kebutuhan rumah!" jelas Calista dengan mata berkaca-kaca.

"Gak mungkin lah. Selama ini papah selalu liat kebutuhan dapur full di tempatnya kok. Karena memang tiap minggu papah kasih uang buat belanja kebutuhan dapur yang habis."

"Ya itu pake uang aku pah! Dia meras uang aku buat beli kebutuhan dapur!" seru Calista.

Dimas sepertinya masih belum percaya dengan anak semata wayang dari istri pertamanya ini. Dia justru berlipat tangan di depan dada dan bergeleng kepala. Sedangkan Karina dan Satria nampak terdiam di tempatnya dengan kaki Satria yang samar-samar terlihat gemetar.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang