81. Finally! Korea atau Mall?

701 47 27
                                    

"By... tadi kita ke makam mamah kamu, kan?"

"Iya. Kenapa?"

"Waktu kita mau balik dan kamu udah jalan duluan ke mobil, aku sempet ngomong ke makam mamah kamu."

Calista mengerutkan dahinya. Dia ingat kalau memang Rayen sempat telat masuk ke dalam mobil.

"Kamu ngomong apa?"

"Aku bilang makasih sama mamah kamu, karena udah ngelahirin calon masa depan aku yang baik, cantik, tangguh dan pembawa kebahagiaan untuk aku dan semua orang..." final Rayen mengacak-acak gemas puncak kepala Calista.

Calista tersenyum malu dan pipinya mulai pelan-pelan memerah. Karena tak ingin ada yang tahu akan blush-nya, buru-buru Calista menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Rayen. Sekarang posisi Calista dan Rayen berpelukan mesra dari arah depan dengan tangan Calista yang melingkar di leher Rayen dan wajahnya yang tersembunyi di ceruk Rayen. Sementara Rayen melingkarkan tangannya di pinggang Calista dengan senyuman nyerkah.

"Aku iri aku bilang." gumam Queen yang kemudian langsung di tarik Alvaro untuk masuk kedalam pelukannya. Tentu aksinya ini mendapat jawaban baik dari Queen. Cewe berdarah India itu senang atas kepekaan Alvaro.

"Lucu banget sih kalian..." lirih Anara tersenyum sumringah dan gemas melihat interaksi antara Rayen dan Calista.

"Lucu kan? Sama kayak kamu, lucu."

Sial! Belum gilirannya Gema justru lebih dulu menggombal pada Anara. Sontak membuat yang lainnya langsung menyudahi aktifitas mesra mereka dan menoleh ke arah Gema.

"Wedehhh sat set gak tuh." ujar Nathan.

"Belum giliran lo padahal Gem..." kekeh Rey.

Gema reflek membelalakkan matanya dan menutup mulutnya menggunakan tangan. Sepertinya cowo itu sedang mengumpatkam dirinya dalam hati, kenapa bisa keceplosan. Sementara Antara hanya diam, iya... diam-diam tertawa kecil.

"Udah woi udah. Kita kasih kesempatan Gema buat gombal lagi." ujar Alvaro.

"Nah iya. Buruan Gem..." ujar Nathan.

"Gak usah gombal-gombal." seru Gema santai yang membuat mereka semua terkejut.

"Kenapa?" tanya Rayen.

Gema belum menjawab. Cowo itu mengatakan seluruh atensinya pada Anara. Kini Anara duduk berhadapan dekat dengan Gema. Kedua manik mata mereka saling temu pandang dan detak jantung yang tak normal seperti sebelumnya.

"Langsung ke intinya aja." ucap Gema membuat bingung semua orang. Sorot matanya menatap Anara begitu dalam hingga sedikit membuat cewe itu gugup.

"Lucinta Luna apa Lucinta gua?" lanjut Gema.

Deg!

Apa ini? Gema secara tidak langsung ingin confess pada Anara? Pertanyaan itu membuat Anara diam terbungkam dan tergembok diam tubuhnya. Apa yang akan dia lakukan sekarang terhadap Gema yang kini berada di depannya, bahkan jarak mereka begitu sangat dekat.

"Hayooo... panik gak panik gak...? Panik lah masak enggak..." ledek Nathan tertawa keras diikuti oleh tepukan tangannya.

Calista menyenggol bahu sepupunya hingga membuat sang sepupu sedikit melirik ke arahnya.

"Jawab jujur aja, sama kita aman. Gak perlu takut, santai aja..." tutur Calista.

"Jawab! Jawab! Jawab! Jawab!" suara desakan sorakan keluar dari yang lainnya untuk memberi semangat Gema bahkan Anara.

"Pertanyaan lo gak ada yang lain, apa?" kesal Anara sedikit berbisik pada Gema. Tetapi sayangnya cowo itu diam dan menggelengkan kepalanya, sebagai tanda kalau tak ada pertanyaan selain itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang