BRUK!
Calista jatuh dari atas kursi dan tubuhnya terhuyung di atas sofa putih. Rayen tetap bersikap diam dan santai meski matanya sudah melihat secara langsung perempuan di depannya hampir jungkir balik di atas sofa dengan tangannya yang memegang buku bersampul merah itu.
Kepala yang berada di tempat duduk sofa dan kedua kaki yang naik ke sandaran sofa, membuat Calista sedikit susah untuk bangkit. Hingga akhirnya Rayen memutuskan untuk mendekatinya kemudian kaki Calista di tarik sebelum akhirnya cowo itu mengangkat tubuh Calista. Kini perempuan itu berada dalam gendongan bridal style Rayen. Akibat perlakuan Rayen, membuat gadis itu terdiam tak bisa bergutik.
Hap!
Rayen menaruh Calista di atas sofa dan duduk dengan manis. Gadis itu membenahi bajunya yang sedikit terlipat dan kusut, sedangkan Rayen diam dan ikut duduk di sofa tunggal seraya menatap ke arah Calista tanpa ekspresi.
"Bagus manjat kayak tadi?" ujar Rayen yang tak di ubris Calista. Gadis itu justru menunjukkan tatapan sinisnya.
"Suruh siapa ngambil buku?" cowo itu terus berujar.
"Gue pengen baca buku."
"Gak usah sok ambis."
"Bangun lo. Gue antar pulang." lanjut Rayen sembari bangun dari duduknya.
"Tapi gue belum baca buku."
"Gue pinjem buku lo, boleh?" tanyanya menyengir dan membuat Rayen melihat ke arahnya.
Rayen terdiam beberapa saat. "Boleh. Tapi lo tinggal di apart gue." evilnya.
"Anak gila. Gue balikin, gak jadi baca!" Calista terbelalak dan langsung berjalan kembali pada rak buku, untuk menaruh buku itu kembali. Karena tak mungkin ia memanjat lagi, alhasil Calista memutuskan untuk menaruh buku itu atas buku yang tersusun rapi.
"Kembalikan ke tempat asalnya." ucap Rayen.
"Ogah. Lo aja sendiri."
"Balikin ke tempatnya atau gak gue antar pulang?"
Calista berdecak. Mau tidak mau ia harus kembali memanjat kursi agar sampai di rak paling atas. Namun, saat ingin kedua kakinya bertumpu pada kursi, suara Rayen tiba-tiba terdengar lagi.
"Lo manjat, gue patahin kaki lo."
"Whattt?! Kalau gue gak manjat, gimana gue naruhnya. Gak usah gila deh lo!"
"Yaudah manjat." ujar Rayen tetapi, Calista tak peduli dan langsung memanjat kursi itu secepat yang ia bisa.
Dalam hitungan 5 detik, buku itu telah kembali di raknya semula. Seusai itu, Calista turun dari atas kursi dengan memasang wajah cemberut dan sinisnya.
"Udah gue balikin. Sekarang antar gue pulang." tukas Calista lantang.
Rayen belum merespon. Cowo itu malah berjalan mendekat pada rak buku dan buku bersampul merah yang sempat Calista ambil tadi ia ambil lagi dari dalam rak hingga membuat Calista terbelalak.
"Ambil, bawa pulang." ucapnya tanpa rasa berdosa, tangannya menyodorkan buku sampul merah itu.
Calista tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Sebenarnya apa mau Rayen? Bukannya tadi dia yang meminta perempuan itu untuk mengembalikan lagi bukunya di tempat semula? Lalu mengapa sekarang di ambilnya lagi dan di berikan pada Calista? Oh.... sudahlah, Rayen begitu sangat , mengjengkelkan.
"Maksud lo?"
"Bawa pulang. Katanya mau baca."
"Sialan. Tadi gunanya gue manjat-manjat buat balikin buku apa, kalau sekarang bukunya lo ambil lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Ficção AdolescenteMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...