"Aaaaaaa...."
Grep!
Rayen dengan kecepatan tangannya sigap langsung menangkap Calista yang hampir jatuh ke atas lantai di kala kaki kanannya tak sengaja menginjak botol minuman yang sempat Alexa buang ke lantai. Eye contact terjadi beberapa menit dengan tubuh Calista yang menopang di tangan kekar Rayen. Sedangkan Rey dan anak-anak lainnya tercengang melihat hal itu.
"Tatap terosss sampe nembus hati." teriakkan Gema terdengar tiba-tiba kemudian berhasil membuat Rayen tersadar dan langsung melepaskan tangannya dari tubuh Calista. Alhasil gadis itu jatuh tersungkur ke bawah.
"Etdah sumpah!" kaget Nathan atas perlakuan sahabatnya itu.
"Sialan anak orang di banting." tutur Alvaro.
Sedangkan Rayen hanya diam saja di tempat, dengan mata yang menyorot tajam ke depan tanpa memedulikan Calista yang menahan rasa sakit di pinggangnya dan berusaha untuk bangun.
"BANGS*T LO!!!"
Bruk!
Gadis itu geram. Ia mendorong Rayen sekeras yang ia bisa hingga membuat cowo itu jatuh tersungkur di lantai basket. Anak-anak yang melihat kejadian ini sungguh syok, pasalnya baru kali ini seorang Alrassya tak ada harga dirinya dengan seorang perempuan yang nyatanya masih menjadi murid baru di Hight School Grandtacia.
Calista dengan napas sesaknya berjalan mendekat pada Rayen, di tariknya kerah baju cowo itu tanpa adanya rasa takut.
"Kalau gak niat nolongin, gak usah lo tangkep goblok! Pinggang gue sakit!"
PLETAK!
"Anjing brutal!" umpat Nathan kaget saat tamparan keras mendarat di pipi kiri Rayen yang di hadiahi oleh Calista.
"Ngilu gue liatnya bro." sahut Gema.
Alvaro mulai khawatir dengan keadaan Rayen. Lantas ia berjalan mendekati Rey dengan memegang pundak sebelah cowo itu.
"Rey. Pisahin, gak tega gue liat Rayen."
"Biarin aja, biar kenal cewe dia."
"Ya tapi gak gitu juga."
"Santai aja ngapa. Rayen udah gede." tutur Rey santai.
"Udah gila Lo." Alvaro bergeleng kepala melihat sikap Rey yang biasa-biasa saja di saat Rayen tengah di siksa seseorang tepat di depan mata.
Sementara itu...
"Mata Lo gak senang banget liat gue!" ucap Calista yang sadar dengan tatapan tajam nan dingin dari cowo tampan bernama Rayen itu.
Rayen tidak merespon apapun dengan penuturan yang gadis itu lontarkan. Cowo itu justru semakin menatap tajam dan dalam ke manik mata Calista. Jangan lupakan wajah datar tanpa ekspresinya yang senantiasa dia tunjukkan.
"Lo bisu?!" tanya Calista yang masih pada posisi menarik kerah Rayen.
Tanpa sadar Rayen menyunggingkan senyuman evilnya, tapi untungnya tak di ketahui oleh Calista.
"Emang bis-
Grep!
Belum selesai mengatakan penuturannya, tiba-tiba tangan kekar Rayen memegang tangan Calista yang memegang kerah bajunya. Selagi tangan sebelahnya memegang tangan Calista, tangan satunya aktif melingkar pada pinggang gadis itu lalu di dorongnya ke bawah agar jatuh ke atas tubuh kekar miliknya. Kini, dada bidang Alrassya menjadi tumpuan tangan Calista satunya. Jarak wajah keduanya benar-benar sudah tidak ada.
"Sialan jantung gue." seru Calista dalam hati. Tak bisa berbohong kalau sekarang jantungnya sedang berdebar kencang tak beraturan. Apa jadinya kalau Rayen merasakan detak jantungnya? Oh ini sangat memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Teen FictionMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...