64. Dapat Restu?

573 44 32
                                    

Kembali lagi dengan BLUVE!!!😻👏🏻

Ahahah... ternyata segatal itu tangan saya untuk tidak UP😭 Rasanya pengen UP part terbaru mulu... wkwkwk🫠

Kalian harus senang sih, soalnya Bluve gak up cuma kemarin ahahah...
Sumpah, Bluve se-GAK BISA itu untuk gak UP😭🥲 rasanya pengen up tiap hari, t-tapi otak kadang suka buntu buat mikir alur☺️🫠

Tapi yaudahlah, bodoamat🙏🏻 sekarang yang terpenting, Bluve udah UP‼️👏🏻

Tinggal kalian deh para Bubbles saya untuk me-RAMAIKAN-nya‼️🫵🏻

Bluve mau, di part ini harus...
penuh dengan KOMENTAR-KOMENTAR kalian‼️🫵🏻

VOTE-nya juga jangan lupa‼️
btw GAK BUTUH PEMBACA GELAP‼️

terima kasih atas perhatiannya, semoga kalian memahaminya...🙏🏻🙏🏻🙏🏻

•••

"Assalamu'alaikum..."

Rayen dan Calista mengucapkan salam secara bersamaan ketika kaki mereka menapak di lantai dasar ruang tamu pada kediaman orang tua Rayen. Suasananya terlihat sepi dan senyap, seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Keduanya saling bertatapan satu sama lain dengan pikiran penuh tanda tanya. Kemana semua orang di rumah ini? pikir keduanya.

"Sepi?" gumam Calista.

"Sebentar ya, aku ke liat ke atas dulu." genggaman tangan Rayen lepaskan dari Calista dan berjalan menaiki tangga menuju lantai dua.

Calista berdiri dengan perasaan gugup di tengah-tengah ruang tamu. Perasaannya campur aduk, bagaimana jika Ayah atau Bunda Rayen menemuinya dengan posisi seorang diri? Masih teringat jelas di pikirannya tentang kejadian yang sempat terjadi di ruang tamu ini bersama Rayen dan Nilam. Bahkan sampai detik ini, ia tak tahu mengapa Bunda Rayen memintanya untuk datang?

"Calista?"

Nah kan! Sudah dibilang, Bunda Rayen datang dari arah dapur dan berjalan mendekati Calista. Sekarang apa yang harus gadis itu lakukan?

Calista meneguk salivanya susah payah. Seketika kakinya terasa gemetar seiring berjalannya Nilam ke arahnya.

"T-tante..." sapanya berusaha tersenyum santai.

Pakaian dress bunga tulip ungu dan rambut yang di gerai, membuat wanita baya itu terlihat sedikit jauh lebih muda dari umurnya. Sekarang dia telah sampai di hadapan Calista dengan wajah yang mengencang, menatap dalam sorot mata Calista. Tangannya terulur ke depan saat gadis di depannya meraih tangan miliknya untuk bersalaman.

"Dimana Rayen?" tanya Nilam datar.

Calista bertingkah bingung bercampur panik. "I-itu, Rayen tadi ke atas, t-tan..." jawab Calista.

Nilam berangguk mengerti sebelum akhirnya mengerutkan dahi dengan tangan kanan yang terulur memegang baju Calista bagian lengan. "Kok basah? Kalian habis darimana?" tanya Nilam.

"Oh ini t-tadi kita a-anu tan..."

"Santai aja, gak usah gugup gitu." ujar Nilam yang sadar dengan tingkah gugup Calista.

Calista menyengir malu. "Tadi kita kehujanan, tan..." ucapnya.

"Kalian naik mobil, kan? Kenapa bisa kehujanan?" bingung Nilam.

"I-iya kita naik mobil, tan. Tapi tadi kita sempat mampir ke t-taman."

"Oh, jadi kalian habis jalan berdua?"

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang